Lawan Tekanan AS, Yunani Tolak Nonaktifkan Sistem Rudal S-300
loading...
A
A
A
ATHENA - Media Yunani melabeli Amerika Serikat (AS) sebagai pemeras setelah Washington dilaporkan menekan Athena untuk menonaktifkan sistem pertahanan S-300 buatan Rusia .
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh Pentapostagma, pemerintah Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis melawan tekanan Amerika untuk segera menonaktifkan sistem pertahanan rudalnya, karena menunjukkan bahwa S-300 yang dimaksud tidak menimbulkan masalah.
"Kami ingin memperluas hubungan bilateral, tetapi kami tidak dapat diminta untuk menonaktifkan sistem. S-300 tidak menimbulkan masalah," kata Mitsotakis ketika ditanya tentang permintaan Amerika seperti dikutip Yeni Safak, Sabtu (19/6/2021).
Ini terjadi setelah AS selama bertahun-tahun menekan Turki untuk meninggalkan kesepakatannya untuk membeli sistem pertahanan rudal canggih S-400 dari Rusia. Hal ini mendorong Ankara untuk menunjukkan standar ganda Washington dalam berurusan dengan tetangganya Yunani yang memiliki S-300.
Sistem pertahanan rudal S-300, selesai pada tahun 1978, dirancang untuk bertahan dari serangan udara jarak pendek dan menengah dan dianggap sebagai salah satu sistem pertahanan udara paling kuat di dunia.
Rusia menjual sistem S-300 ke 20 negara, termasuk negara anggota NATO seperti Bulgaria, Yunani dan Slovakia.
Krisis Kardak di Laut Aegea, yang pecah pada hari-hari terakhir tahun 1995 dan mencapai puncaknya pada Januari 1996, menjadi titik balik strategi pertahanan Yunani.
Gagal bertahan melawan Turki dalam klaimnya atas pulau Kardak, Yunani menyimpulkan bahwa penjualan senjata proporsional yang dilakukan AS ke kedua sisi Laut Aegea yaitu, Yunani dan Turki untuk mencapai keseimbangan antara kedua negara tidak dapat memenuhi kebutuhannya.
Langkah pertama yang diambil Athena dalam hal ini pada tahun 1996 adalah menandatangani kesepakatan dengan Rusia untuk pembelian sistem pertahanan udara S-300 untuk ditempatkan di tanah Siprus Yunani.
Rudal-rudal ini tidak dapat dikerahkan di Siprus selatan sebagai akibat dari tekanan Turki, tetapi pada tahun 1998 mereka dikerahkan di pulau Kreta Yunani, yang kepentingan strategisnya terus meningkat.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh Pentapostagma, pemerintah Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis melawan tekanan Amerika untuk segera menonaktifkan sistem pertahanan rudalnya, karena menunjukkan bahwa S-300 yang dimaksud tidak menimbulkan masalah.
"Kami ingin memperluas hubungan bilateral, tetapi kami tidak dapat diminta untuk menonaktifkan sistem. S-300 tidak menimbulkan masalah," kata Mitsotakis ketika ditanya tentang permintaan Amerika seperti dikutip Yeni Safak, Sabtu (19/6/2021).
Ini terjadi setelah AS selama bertahun-tahun menekan Turki untuk meninggalkan kesepakatannya untuk membeli sistem pertahanan rudal canggih S-400 dari Rusia. Hal ini mendorong Ankara untuk menunjukkan standar ganda Washington dalam berurusan dengan tetangganya Yunani yang memiliki S-300.
Sistem pertahanan rudal S-300, selesai pada tahun 1978, dirancang untuk bertahan dari serangan udara jarak pendek dan menengah dan dianggap sebagai salah satu sistem pertahanan udara paling kuat di dunia.
Rusia menjual sistem S-300 ke 20 negara, termasuk negara anggota NATO seperti Bulgaria, Yunani dan Slovakia.
Krisis Kardak di Laut Aegea, yang pecah pada hari-hari terakhir tahun 1995 dan mencapai puncaknya pada Januari 1996, menjadi titik balik strategi pertahanan Yunani.
Gagal bertahan melawan Turki dalam klaimnya atas pulau Kardak, Yunani menyimpulkan bahwa penjualan senjata proporsional yang dilakukan AS ke kedua sisi Laut Aegea yaitu, Yunani dan Turki untuk mencapai keseimbangan antara kedua negara tidak dapat memenuhi kebutuhannya.
Langkah pertama yang diambil Athena dalam hal ini pada tahun 1996 adalah menandatangani kesepakatan dengan Rusia untuk pembelian sistem pertahanan udara S-300 untuk ditempatkan di tanah Siprus Yunani.
Rudal-rudal ini tidak dapat dikerahkan di Siprus selatan sebagai akibat dari tekanan Turki, tetapi pada tahun 1998 mereka dikerahkan di pulau Kreta Yunani, yang kepentingan strategisnya terus meningkat.
(ian)