Koalisi dengan Partai Yahudi Israel, Partai Islam Arab Pamerkan Wajah Asli Ikhwanul Muslimin

Selasa, 08 Juni 2021 - 15:53 WIB
loading...
A A A
“Belum terlihat apa yang akan terjadi dari koalisi ini. Pembentukannya merupakan indikasi kebuntuan politik dalam politik Israel yang disebabkan baik oleh dominasi Netanyahu maupun kematian sayap kiri Yahudi.”

Agar adil bagi United Arab List, ini bukanlah partai berakar Islam pertama yang mengambil kesempatan untuk berbagi kekuasaan politik. Banyak tokoh Islamis berpendapat bahwa demokrasi adalah penemuan Barat dan tidak sesuai dengan keutamaan hukum yang diberikan Tuhan. Namun, seringkali pandangan dari sayap aktivis atau partisipasi yang menang.

Tidak mengherankan, hasil partisipasi Islamis dalam pemilu demokratis dan pemerintahan paling bermasalah.

Di Mesir, rumah Ikhwanul Muslimin, beberapa anggota senior menolak keras untuk mengambil bagian dalam pemilu tahun 2011 menyusul apa yang disebut pemberontakan Arab Spring yang mengakhiri kekuasaan Hosni Mubarak sebagai presiden.

Terpilih melalui kendaraan Partai Kebebasan dan Keadilan (FJP), periode penuh gejolak dalam pemerintahan di bawah Mohammed Mursi mengasingkan para aktivis muda berpendidikan yang menghasut protes anti-Mubarak dan, dari waktu ke waktu, perempuan dan anggota minoritas Kristen di negara itu.

Para kritikus menganggap komitmen kelompok tersebut terhadap demokrasi patut dipertanyakan dan memandang keputusan Mursi untuk mencalonkan diri sebagai sedikit lebih dari sekadar tawaran sinis untuk kekuasaan.

Di Tunisia, Rached Ghannouchi, saat ini ketua majelis nasional, telah berjuang untuk mendamaikan pandangan dunia Islam—sangat anti-Israel, anti-nasionalis, pan-Islam—dengan kompromi yang diperlukan untuk pemerintahan yang efektif setelah penggulingan rezim Ben Ali pada 2011.

Di Inggris, di mana beberapa pemimpin Ikhwanul Muslimin sekarang bermarkas, sebuah tinjauan oleh pegawai negeri senior dan diplomat dari jaringan Islam internasional menemukan bagian-bagiannya memiliki “hubungan ambigu dengan ekstremisme kekerasan".

Tinjauan tersebut mengidentifikasi struktur sel rahasia, dengan program induksi dan pendidikan yang rumit untuk anggota baru. Itu sangat bergantung pada solidaritas kelompok dan tekanan teman sebaya untuk mempertahankan disiplin. Struktur klandestin, terpusat, dan hierarkis ini bertahan hingga hari ini.

Di Turki, di mana elemen-elemen lain dari kepemimpinan Ikhwanul Muslimin berbasis, pemerintah Recep Tayyip Erdogan, pemimpin dari apa yang biasanya digambarkan sebagai partai AKP neo-Ottoman, telah menjalin hubungan politik dengan garis keras ultra-nasionalis.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1721 seconds (0.1#10.140)