Hamas Klaim Mampu Hancurkan Tel Aviv Israel dengan 130 Rudal Per Menit
loading...
A
A
A
Sinwar mengatakan tujuan strategis Hamas adalah untuk mematahkan harga diri Zionis Israel yang dia sebut musuh kriminal dan arogan.
Dia mencemooh Israel karena membangun tembok di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza. "Negara macam apa ini yang harus membangun tembok seperti itu? Israel ribuan kali lebih lemah daripada rumah seekor laba-laba. Israel adalah negara yang lemah dan goyah," katanya.
Pemimpin Hamas itu juga menyerukan perlunya "mempertahankan" Yerusalem.
"Setiap orang Palestina akan membela kami yang tersisa di Yerusalem dan di Sheikh Jarrah," kata Sinwar.
"Jika konflik pecah lagi—bentuk Timur Tengah akan berubah. Kami telah membuktikan bahwa ada orang-orang yang bersedia mempertahankan Masjid al-Aqsha dan siap membayar harga yang mahal. Kami menggagalkan proyek Zionis, Talmud, dan alkitabiah untuk membagi Masjid Al-Aqsa dalam ruang dan waktu antara Muslim dan Yahudi," imbuh dia.
Sinwar kemudian berbicara kepada negara-negara di dunia, meminta mereka untuk berinvestasi di Gaza dan berjanji bahwa dana tersebut tidak akan digunakan dalam perang dengan Israel.
Dia juga mengisyaratkan bahwa Hamas tidak tertarik untuk terlibat kembali dalam pembicaraan di Kairo dengan faksi Fatah, menyebutnya hanya buang-buang waktu.
"Setiap pembicaraan tentang pemerintah dan konferensi yang bertujuan untuk membuang-buang waktu tidak berguna dan tidak dapat diterima," katanya.
Merespons proposal Otoritas Palestina untuk membentuk pemerintah persatuan setelah Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas membatalkan pemilu parlemen, pemimpin Hamas mengatakan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) harus direstrukturisasi untuk mewakili semua faksi Palestina.
Dia mencemooh Israel karena membangun tembok di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza. "Negara macam apa ini yang harus membangun tembok seperti itu? Israel ribuan kali lebih lemah daripada rumah seekor laba-laba. Israel adalah negara yang lemah dan goyah," katanya.
Pemimpin Hamas itu juga menyerukan perlunya "mempertahankan" Yerusalem.
"Setiap orang Palestina akan membela kami yang tersisa di Yerusalem dan di Sheikh Jarrah," kata Sinwar.
"Jika konflik pecah lagi—bentuk Timur Tengah akan berubah. Kami telah membuktikan bahwa ada orang-orang yang bersedia mempertahankan Masjid al-Aqsha dan siap membayar harga yang mahal. Kami menggagalkan proyek Zionis, Talmud, dan alkitabiah untuk membagi Masjid Al-Aqsa dalam ruang dan waktu antara Muslim dan Yahudi," imbuh dia.
Sinwar kemudian berbicara kepada negara-negara di dunia, meminta mereka untuk berinvestasi di Gaza dan berjanji bahwa dana tersebut tidak akan digunakan dalam perang dengan Israel.
Dia juga mengisyaratkan bahwa Hamas tidak tertarik untuk terlibat kembali dalam pembicaraan di Kairo dengan faksi Fatah, menyebutnya hanya buang-buang waktu.
"Setiap pembicaraan tentang pemerintah dan konferensi yang bertujuan untuk membuang-buang waktu tidak berguna dan tidak dapat diterima," katanya.
Merespons proposal Otoritas Palestina untuk membentuk pemerintah persatuan setelah Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas membatalkan pemilu parlemen, pemimpin Hamas mengatakan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) harus direstrukturisasi untuk mewakili semua faksi Palestina.