Jual ‘Jiplakan’ Keffiyeh Palestina Rp10 Juta, Louis Vuitton dan Fendi Dihujat Netizen
loading...
A
A
A
Segera setelah itu, penulis dan pengacara Khalid Beydoun menunjukkan bagaimana perusahaan kelas atas lainnya, seperti Fendi, juga mencari keuntungan uang dari penindasan yang dialami rakyat Palestina.
Syal merek mewah Italia seharga USD890 juga mendapat kritik dan tuduhan perampasan budaya setelah merilis syal keffiyeh kashmir.
"Ini lebih merupakan pola daripada insiden yang terpisah. Berhentilah mencoba menyesuaikan, memotong dan mengubah Kaffiyeh," tweet seorang netizen.
Pabrik Tekstil Hirbawi, yang menggambarkan dirinya sebagai pabrik keffiyeh terakhir dan satu-satunya di wilayah Palestina, menjuluki syal itu sebagai "bendera Palestina yang tidak resmi".
Pola yang rumit, menurut situs website pabrik itu disebut sebagai, "Mewakili jaring ikan, sarang lebah, penyatuan tangan, atau tanda-tanda tanah dan keringat yang ada di kening para pekerja, antara lain."
Louis Vuitton maupun Fendi tidak mengeluarkan pernyataan terkait respon keras netizen, namun, keffiyeh itu tidak lagi dapat ditemukan di situs website Louis Vuitton.
Syal merek mewah Italia seharga USD890 juga mendapat kritik dan tuduhan perampasan budaya setelah merilis syal keffiyeh kashmir.
"Ini lebih merupakan pola daripada insiden yang terpisah. Berhentilah mencoba menyesuaikan, memotong dan mengubah Kaffiyeh," tweet seorang netizen.
Pabrik Tekstil Hirbawi, yang menggambarkan dirinya sebagai pabrik keffiyeh terakhir dan satu-satunya di wilayah Palestina, menjuluki syal itu sebagai "bendera Palestina yang tidak resmi".
Pola yang rumit, menurut situs website pabrik itu disebut sebagai, "Mewakili jaring ikan, sarang lebah, penyatuan tangan, atau tanda-tanda tanah dan keringat yang ada di kening para pekerja, antara lain."
Louis Vuitton maupun Fendi tidak mengeluarkan pernyataan terkait respon keras netizen, namun, keffiyeh itu tidak lagi dapat ditemukan di situs website Louis Vuitton.
(sya)