Perwira Pasukan Khusus Selamatkan Bayi dari Teroris, 17 Tahun Kemudian Bertemu Lagi

Rabu, 26 Mei 2021 - 04:31 WIB
loading...
Perwira Pasukan Khusus Selamatkan Bayi dari Teroris, 17 Tahun Kemudian Bertemu Lagi
Perwira polisi pasukan khusus Rusia menyelamatkan bayi dari serangan teroris tahun 2004, dan 17 tahun kemudian keduanya bertemu lagi. Foto/Ruslan Tskaev
A A A
MOSKOW - Seorang perwira pasukan khusus Rusia pernah menyelamatkan bayi berusia enam bulan dari pengepungan kelompok teroris di sebuah sekolah. Setelah 17 tahun berlalu, bayi itu tumbuh menjadi gadis cantik dan mengundang perwira yang menyelamatkannya dalam upacara kelulusan sekolah.

Elbrus Gogichaev diundang ke upacara kelulusan siswi bernama Alyona Tskaeva. Gadis itu merasa berutang nyawa setelah diselamatkan dari serangan brutal kelompok teroris Chechnya di sekolah Beslan nomor satu dan dibawa ke tempat aman.



Sebanyak 334 orang terbunuh, termasuk 186 anak, ketika kelompok teroris menyerbu sekolah itu pada tahun 2004 dan menyandera semua orang di dalamnya.

Ibu Alyona, Fatima, terperangkap di dalam gedung sekolah bersama ketiga anaknya selama pengepungan teroris tiga hari.

Di hari kedua, para teroris mengizinkan bayi-bayi dikeluarkan dari sekolah.

Jadi Fatima menyerahkan bayinya kepada Gogichaev, seorang polisi pasukan khusus, yang menggendong Alyona ke tempat yang aman.

Fatima kemudian berlari kembali ke dalam untuk merawat dua anaknya yang lain, Makharbek, 3, dan Kristina, 6.

Hebatnya Fatima berhasil mengeluarkan Makharbek dari jendela yang pecah, bersama dengan anak-anak lainnya.

Tapi dia dan anak ketiganya; Kristina, tewas dalam ledakan dan tembakan pada hari ketiga dan terakhir pengepungan.

Alyona dan Makharbek dibesarkan oleh ayah mereka, Ruslan Tskaev.

Sekarang, 17 tahun kemudian, Alyona telah bertemu kembali dengan pensiunan polisi, yang dia sebut "Paman Elbrus", untuk acara sekolah yang sangat berbeda.

Mereka bertemu dan berpelukan di luar gerbang sekolah, di mana dia terdengar berkata: "Semuanya akan baik-baik saja denganmu, Alyona."

Mengutip The Mirror, Selasa (25/5/2021), keduanya berbicara dan berpose untuk difoto, tetapi mantan perwira yang pemalu itu menolak untuk berbicara dengan wartawan.



Petugas polisi setempat merasa bersalah atas kegagalan mereka menyelamatkan begitu banyak wanita dan anak-anak dalam pengepungan kelompok teroris saat itu.

Beberapa orang di Rusia percaya tindakan polisi berkontribusi pada tingginya jumlah korban sipil.

Menjelang kelulusan sekolah gadis itu , Gogichaev telah memberi tahu teman-temannya: "Saya benar-benar ingin melihatnya, tetapi saya takut mengingat semua kengerian itu."

Sebanyak 32 teroris tewas dalam pengepungan itu, sementara 700 orang lainnya di dalam sekolah luka-luka.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1583 seconds (0.1#10.140)