Peretas Curi 4,5 Juta Data Pribadi Penumpang Air India
loading...
A
A
A
NEW DELHI - Serangan dunia maya yang mencuri data pribadi tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di India . Jika di Indonesia 279 data penduduk di BPJS bocor, di India peretas dilaporkan berhasil mencuri sekitar 4,5 juta data pribadi penumpang Air India di seluruh dunia.
Raksasa penerbangan milik negara itu mengatakan nama, nomor kartu kredit, dan informasi paspor termasuk di antara data yang dicuri. Maskapai itu menambahkan bahwa pelanggaran tersebut melibatkan data pribadi yang terdaftar antara Agustus 2011 dan Februari 2021.
"Nama, nomor kartu kredit dan informasi paspor termasuk di antara data yang dicuri," kata Air India dalam pernyataan yang dirilis Jumat malam seperti dikutip dari TRT World, Sabtu (22/5/2021).
Air India mengatakan pihaknya mengamankan server yang dicompromise dan menggunakan spesialis eksternal pada keamanan data serta bekerja sama dengan perusahaan kartu kredit.
"Kami sangat menyesali ketidaknyamanan yang ditimbulkan dan menghargai dukungan dan kepercayaan yang berkelanjutan dari penumpang kami," kata maskapai itu.
Sebelumnya Air India mengumumkan pada bulan Maret bahwa mereka telah diberitahu pada bulan Februari oleh perusahaan pemroses datanya, SITA PSS tentang adanya serangan siber.
"Pelanggaran tersebut melibatkan data pribadi yang terdaftar antara Agustus 2011 dan Februari 2021," kata maskapai itu.
SITA, yang menyediakan cadangan TI untuk sebagian besar industri penerbangan, mengatakan pada saat itu telah menjadi target serangan yang sangat canggih yang telah memengaruhi sejumlah maskapai penerbangan.
Raksasa penerbangan milik negara itu mengatakan nama, nomor kartu kredit, dan informasi paspor termasuk di antara data yang dicuri. Maskapai itu menambahkan bahwa pelanggaran tersebut melibatkan data pribadi yang terdaftar antara Agustus 2011 dan Februari 2021.
"Nama, nomor kartu kredit dan informasi paspor termasuk di antara data yang dicuri," kata Air India dalam pernyataan yang dirilis Jumat malam seperti dikutip dari TRT World, Sabtu (22/5/2021).
Air India mengatakan pihaknya mengamankan server yang dicompromise dan menggunakan spesialis eksternal pada keamanan data serta bekerja sama dengan perusahaan kartu kredit.
"Kami sangat menyesali ketidaknyamanan yang ditimbulkan dan menghargai dukungan dan kepercayaan yang berkelanjutan dari penumpang kami," kata maskapai itu.
Sebelumnya Air India mengumumkan pada bulan Maret bahwa mereka telah diberitahu pada bulan Februari oleh perusahaan pemroses datanya, SITA PSS tentang adanya serangan siber.
"Pelanggaran tersebut melibatkan data pribadi yang terdaftar antara Agustus 2011 dan Februari 2021," kata maskapai itu.
SITA, yang menyediakan cadangan TI untuk sebagian besar industri penerbangan, mengatakan pada saat itu telah menjadi target serangan yang sangat canggih yang telah memengaruhi sejumlah maskapai penerbangan.