Pergi ke Toilet Saat Kereta Shinkansen Melaju 150 Mph, Masinis Terancam Dihukum
loading...
A
A
A
TOKYO - Kereta api di Jepang kerap dipuja oleh kalangan pelancong karena tepat waktu dan efisian. Para pengguna media sosial memuji mereka dan banyak orang di Jepang menganggap dedikasi obsesif operator kereta api untuk datang dan berangkat tepat waktu begitu saja.
Namun terkadang ketepatan waktu itu ada harganya, terutama jika Anda seorang operator kereta api yang terjebak dalam jaringan transportasi Jepang yang efisien.
Seorang masinis kereta peluru Shinkansen Jepang kemungkinan menghadapi hukuman setelah ia meninggalkan kokpit saat kereta melaju kencang selama beberapa menit untuk pergi ke toilet.
Dia telah meminta seorang kondektur, yang tidak memiliki izin untuk mengemudikan kereta, untuk menjaga kereta yang melaju dengan kecepatan 150km/jam, menurut media lokal.
Kereta Hikari 633 saat itu membawa 160 penumpang. Beruntung insiden tersebut dikabarkan tidak mempengaruhi perjalanan.
Tetapi perusahaan kereta api telah melaporkannya kepada pihak berwenang dan meminta maaf.
Perusahaan Pusat Kereta Api Jepang (JR Central) mengatakan insiden itu terjadi pada Minggu pagi saat kereta sedang melakukan perjalanan di pusat prefektur Shizuoka.
Masinis berusia 36 tahun, yang belum disebutkan namanya, menderita sakit perut dan harus segera ke toilet.
"Dia memanggil seorang kondektur ke dalam kokpit untuk menjaga kendali, dan kemudian pergi selama sekitar tiga menit untuk menggunakan toilet di kabin penumpang," kata JR Central seperti dikutip dari BBC, Jumat (21/5/2021).
Aturan perusahaan menyatakan bahwa jika pengemudi merasa tidak enak badan, mereka harus menghubungi pusat komando transportasi mereka. Mereka juga diperbolehkan meminta kondektur untuk mengambil alih kendali, tetapi hanya jika kondektur memiliki surat izin mengemudi.
"Masinis dan kondektur sekarang menghadapi kemungkinan tindakan disipliner," kata JR Central.
Pejabat senior Masahiro Hayatsu mengatakan kepada wartawan: "Itu tindakan yang sangat tidak pantas. Kami minta maaf."
Kereta api Jepang yang terkenal efisien diatur secara ketat dengan standar keamanan yang tinggi, dan kecelakaan kereta api jarang terjadi.
Insiden besar terakhir terjadi pada tahun 2005 ketika sebuah kereta tergelincir di bagian barat kota Amagasaki, menewaskan 107 orang.
Shinkansen, yang merupakan jaringan kereta peluru, tidak pernah mengalami kecelakaan selama 57 tahun sepanjang sejarahnya.
Namun terkadang ketepatan waktu itu ada harganya, terutama jika Anda seorang operator kereta api yang terjebak dalam jaringan transportasi Jepang yang efisien.
Seorang masinis kereta peluru Shinkansen Jepang kemungkinan menghadapi hukuman setelah ia meninggalkan kokpit saat kereta melaju kencang selama beberapa menit untuk pergi ke toilet.
Dia telah meminta seorang kondektur, yang tidak memiliki izin untuk mengemudikan kereta, untuk menjaga kereta yang melaju dengan kecepatan 150km/jam, menurut media lokal.
Kereta Hikari 633 saat itu membawa 160 penumpang. Beruntung insiden tersebut dikabarkan tidak mempengaruhi perjalanan.
Tetapi perusahaan kereta api telah melaporkannya kepada pihak berwenang dan meminta maaf.
Perusahaan Pusat Kereta Api Jepang (JR Central) mengatakan insiden itu terjadi pada Minggu pagi saat kereta sedang melakukan perjalanan di pusat prefektur Shizuoka.
Masinis berusia 36 tahun, yang belum disebutkan namanya, menderita sakit perut dan harus segera ke toilet.
"Dia memanggil seorang kondektur ke dalam kokpit untuk menjaga kendali, dan kemudian pergi selama sekitar tiga menit untuk menggunakan toilet di kabin penumpang," kata JR Central seperti dikutip dari BBC, Jumat (21/5/2021).
Aturan perusahaan menyatakan bahwa jika pengemudi merasa tidak enak badan, mereka harus menghubungi pusat komando transportasi mereka. Mereka juga diperbolehkan meminta kondektur untuk mengambil alih kendali, tetapi hanya jika kondektur memiliki surat izin mengemudi.
"Masinis dan kondektur sekarang menghadapi kemungkinan tindakan disipliner," kata JR Central.
Pejabat senior Masahiro Hayatsu mengatakan kepada wartawan: "Itu tindakan yang sangat tidak pantas. Kami minta maaf."
Kereta api Jepang yang terkenal efisien diatur secara ketat dengan standar keamanan yang tinggi, dan kecelakaan kereta api jarang terjadi.
Insiden besar terakhir terjadi pada tahun 2005 ketika sebuah kereta tergelincir di bagian barat kota Amagasaki, menewaskan 107 orang.
Shinkansen, yang merupakan jaringan kereta peluru, tidak pernah mengalami kecelakaan selama 57 tahun sepanjang sejarahnya.
(ian)