Pakar: Dunia Mungkin Tak Siap Hadapi Serangan Virus Lain di Masa Depan
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Ahli Virologi dari Universitas Keele, Naomi Forrester-Soto menuturkan, dunia mungkin masih tidak akan siap jika kembali mendapatkan serangan virus di masa depan. Alasannya, sulit memprediksi virus apa yang akan muncul dan seberapa berbahaya virus tersebut.
"Sangat sulit untuk memprediksi virus mana yang akan muncul. Kami biasanya terkejut, virus Corona mungkin seharusnya bisa diprediksi, mengingat keberadaan Sars dan Mers. Tapi sering kali itu yang tidak Anda harapkan, karena itu yang tidak Anda cari yang tiba-tiba muncul," kata Naomi, seperti dilansir Sputnik.
Dia mengatakan, setiap kali manusia berinteraksi dengan lingkungan alami, virus akan melompat, tapi sebagian besar hanya akan menemui jalan buntu. Di mana, virus itu akan melompat ke manusia, tetapi tidak dapat menularkannya ke manusia lain.
Jadi, jelasnya, hanya satu atau dua orang yang akan terinfeksi dan virus itu akan mati dengan sendirinya di tubuh manusia.
"Satu-satunya cara (menghadapi penyebaran virus) adalah memiliki sistem pengawasan yang sangat bagus. Sayangnya, orang merasa puas ketika tidak ada yang terjadi, pengawasan menjadi lebih rendah pada daftar prioritas, jadi kami melakukan lebih sedikit pengawasan," ucapnya.
"Itu hanya menjadi subjek yang sangat rumit dalam hal jumlah uang yang akan dialokasikan dan jumlah kemauan untuk membelanjakan uang untuk sesuatu yang tampaknya tidak melakukan apa-apa. Dan kemudian itu dibutuhkan, tetapi itu hanya dibutuhkan sekali setiap 15 tahun. Jadi, ini adalah salah satu topik yang sulit. Jadi saya akan mengatakan mungkin, kita tidak bisa melindungi diri kita sendiri dengan baik," sambungnya.
Naomi kemudian menjelaskan kemungkinan asal mula penyebaran Covid-19. Dirinya menuturkan, mengingat bahwa dunia telah menyaksikan memiliki dua lompatan besar virus Corona ke manusia dalam bentuk SARS dan MERS asli dalam 15 tahun terakhir, penjelasan yang paling mungkin adalah bahwa itu mungkin lompatan lain dari virus Corona mamalia menjadi manusia.
Namun, Naomi menyebut, bagaimana lompatan itu bisa terjadi masih coba diungkap oleh para peneliti. Dia mengatakan, ada beberapa bukti bahwa itu mungkin pangolin, atau virus yang terkait dengan pangolin.
"Tetapi sebenarnya saya baru saja melihat berita, saya belum membaca koran, menyarankan bahwa mungkin saja anjing memakan daging kelelawar yang dapat memungkinkan virus untuk melompat ke anjing dan kemudian beredar pada anjing, beradaptasi dengan anjing, dan kemudian lompat ke manusia," ujarnya.
"Jadi, menurut pendapat saya sebagai ahli virus, penjelasan yang paling mungkin adalah persimpangan antara virus endemik, virus yang menular di lingkungan, dan manusia dari jenis yang memungkinkan virus untuk masuk ke kita," tukasnya.
Lihat Juga: Eks Letkol AS Dukung Klaim Houthi Tembak Jatuh Jet Tempur F/A-18 Amerika, Ini 3 Alasannya
"Sangat sulit untuk memprediksi virus mana yang akan muncul. Kami biasanya terkejut, virus Corona mungkin seharusnya bisa diprediksi, mengingat keberadaan Sars dan Mers. Tapi sering kali itu yang tidak Anda harapkan, karena itu yang tidak Anda cari yang tiba-tiba muncul," kata Naomi, seperti dilansir Sputnik.
Dia mengatakan, setiap kali manusia berinteraksi dengan lingkungan alami, virus akan melompat, tapi sebagian besar hanya akan menemui jalan buntu. Di mana, virus itu akan melompat ke manusia, tetapi tidak dapat menularkannya ke manusia lain.
Jadi, jelasnya, hanya satu atau dua orang yang akan terinfeksi dan virus itu akan mati dengan sendirinya di tubuh manusia.
"Satu-satunya cara (menghadapi penyebaran virus) adalah memiliki sistem pengawasan yang sangat bagus. Sayangnya, orang merasa puas ketika tidak ada yang terjadi, pengawasan menjadi lebih rendah pada daftar prioritas, jadi kami melakukan lebih sedikit pengawasan," ucapnya.
"Itu hanya menjadi subjek yang sangat rumit dalam hal jumlah uang yang akan dialokasikan dan jumlah kemauan untuk membelanjakan uang untuk sesuatu yang tampaknya tidak melakukan apa-apa. Dan kemudian itu dibutuhkan, tetapi itu hanya dibutuhkan sekali setiap 15 tahun. Jadi, ini adalah salah satu topik yang sulit. Jadi saya akan mengatakan mungkin, kita tidak bisa melindungi diri kita sendiri dengan baik," sambungnya.
Naomi kemudian menjelaskan kemungkinan asal mula penyebaran Covid-19. Dirinya menuturkan, mengingat bahwa dunia telah menyaksikan memiliki dua lompatan besar virus Corona ke manusia dalam bentuk SARS dan MERS asli dalam 15 tahun terakhir, penjelasan yang paling mungkin adalah bahwa itu mungkin lompatan lain dari virus Corona mamalia menjadi manusia.
Namun, Naomi menyebut, bagaimana lompatan itu bisa terjadi masih coba diungkap oleh para peneliti. Dia mengatakan, ada beberapa bukti bahwa itu mungkin pangolin, atau virus yang terkait dengan pangolin.
"Tetapi sebenarnya saya baru saja melihat berita, saya belum membaca koran, menyarankan bahwa mungkin saja anjing memakan daging kelelawar yang dapat memungkinkan virus untuk melompat ke anjing dan kemudian beredar pada anjing, beradaptasi dengan anjing, dan kemudian lompat ke manusia," ujarnya.
"Jadi, menurut pendapat saya sebagai ahli virus, penjelasan yang paling mungkin adalah persimpangan antara virus endemik, virus yang menular di lingkungan, dan manusia dari jenis yang memungkinkan virus untuk masuk ke kita," tukasnya.
Lihat Juga: Eks Letkol AS Dukung Klaim Houthi Tembak Jatuh Jet Tempur F/A-18 Amerika, Ini 3 Alasannya
(esn)