Membandingkan Israel Menjajah Palestina dengan Belanda Menjajah Indonesia

Kamis, 20 Mei 2021 - 12:19 WIB
loading...
A A A
Ketika Israel terus melanggar hak-hak warga Palestina, komunitas internasional berulang kali menutup mata. Inisiatif yang mendukung solusi politik untuk konflik selama puluhan tahun sering diblokir oleh Amerika Serikat (AS) di Dewan Keamanan PBB.

Menurut Eitan Bronstein dan Eléonore Merza, pendiri LSM Israel De-Colonizer, orang Yahudi Israel juga berkepentingan untuk mengakui narasi Palestina.

"Korban utama dari rezim ini, tentu saja, adalah orang Palestina, tetapi orang Yahudi Israel juga telah membayar harga penaklukan sejak 1948 dengan hidup dalam ketakutan terus-menerus, tanpa harapan akan perdamaian," tulis mereka di situs LSM tersebut.
“Dengan kata lain, kami percaya bahwa kunci penting untuk masa depan kami di sini berakar dalam di masa lalu kami.”

Mengenai masa depannya, Hassan tetap berharap. “Ketika saya ditangkap pada usia 12 tahun, saya bahkan tidak tahu apa impian saya. Tetapi sekarang, saya telah melalui begitu banyak hal, dan semua kesulitan telah menjadikan saya seperti sekarang ini. Saya tahu apa impian saya: merasakan bahwa saya memiliki tanah, bukan hanya untuk hidup di atas tanah."

Riwayat Belanda Menjajah Indonesia

Hindia Belanda atau Hindia Timur Belanda (bahasa Belanda: Nederlands(ch)-Indie) adalah sebuah daerah pendudukan Belanda yang wilayahnya saat ini dikenal dengan nama Republik Indonesia. Hindia Belanda dibentuk sebagai hasil dari nasionalisasi koloni-koloni Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), yang berada di bawah pemerintahan Belanda pada tahun 1800.

Selama abad ke-19, daerah jajahan dan hegemoni Belanda diperluas, mencapai batas wilayah teritorial terbesar mereka pada awal abad ke-20. Hindia Belanda adalah salah satu koloni Eropa yang paling berharga di bawah kekuasaan Imperium Belanda dan berkontribusi pada keunggulan global Belanda dalam perdagangan rempah-rempah dan hasil bumi pada abad ke-19 sampai awal abad ke-20.

Tatanan sosial kolonial didasarkan pada struktur rasial dan sosial yang kaku dengan para elite Belanda yang tinggal terpisah tetapi tetap berhubungan dengan penduduk pribumi yang dijajah mereka.

Selama menjajah Indonesia, Belanda menggunakan diksi-diksi antagonis untuk dilabelkan pada para pejuang negeri ini. Contoh diksi yang populer saat itu adalah "ekstremis" dan "pemberontak". Belanda juga menggunakan diksi "inlander" untuk melabeli kaum pribumi, yang hidup dengan sistem diskriminasi dari semua aspek termasuk hukum.

Istilah "Indonesia" mulai digunakan untuk lokasi geografis setelah tahun 1880. Pada awal abad 20, para intelektual lokal mulai mengembangkan konsep Indonesia sebagai negara dan bangsa, dan menetapkan panggung untuk gerakan kemerdekaan.
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1107 seconds (0.1#10.140)