Polisi Korsel Gerebek Kantor Aktivis Anti Korut
loading...
A
A
A
SEOUL - Polisi Korea Selatan (Korsel) menggerebek kantor kelompok aktivis anti- Korea Utara (Korut) pada Kamis (6/5/2021). Itu dilakukan setelah mereka mengatakan telah melepaskan balon ke Korut yang membawa uang kertas dan selebaran berisi kecaman terhadap pemerintah di Pyongyang pada pekan lalu.
Pelepasan balon berisi propaganda, meskipun dilarang oleh undang-undang baru di Korsel, dapat memicu kecaman dari Korut. Tahun lalu, Korut meledakkan kantor penghubung bersama dan mengancam aksi militer setelah dibuat naik pitam oleh selebaran propaganda.
Polisi Korsel mengatakan mereka mengeksekusi surat perintah penggeledahan dan penyitaan di kantor Pejuang untuk Pembebasan Korea Utara di Seoul, sebuah kelompok yang dipimpin oleh Park Sang-hak, yang membelot dari negara tetangga pada tahun 2000.
"Tujuh petugas polisi menggerebek kantor saya sekitar pukul 10:10 pagi," kata Park kepada Reuters yang dinukil US News.
Polisi dan militer telah menyelidiki klaim kelompok tersebut bahwa mereka meluncurkan 10 balon iklan dari provinsi perbatasan yang membawa 500 ribu selebaran, 500 buklet dan 5.000 uang kertas satu dolar.
"Penyelidikan sedang dilakukan dan kami menerima surat perintah penggeledahan dan penyitaan pagi ini," kata seorang petugas polisi melalui telepon.
Kementerian Unifikasi Seoul, yang menangani hubungan dengan Korut, mengatakan telah melihat laporan media tentang penggeledahan tersebut, tetapi menolak berkomentar selama penyelidikan.
Pada hari Minggu, Kim Yo-jong, seorang pejabat senior pemerintah Korut dan saudara perempuan dari pemimpinnya Kim Jong-un, dengan tajam mengkritik Korsel karena gagal menghentikan peluncuran tersebut.
"Kami menganggap manuver yang dilakukan oleh kotoran manusia di Selatan sebagai provokasi serius terhadap negara kami dan akan mempertimbangkan tindakan yang sesuai," kata media pemerintah mengutip Kim Yo-jong, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Lihat Juga: Cuma Modal Berani, Ratusan Tentara Korea Utara Dibantai Ukraina saat Mencoba Bantu Pasukan Rusia
Pelepasan balon berisi propaganda, meskipun dilarang oleh undang-undang baru di Korsel, dapat memicu kecaman dari Korut. Tahun lalu, Korut meledakkan kantor penghubung bersama dan mengancam aksi militer setelah dibuat naik pitam oleh selebaran propaganda.
Polisi Korsel mengatakan mereka mengeksekusi surat perintah penggeledahan dan penyitaan di kantor Pejuang untuk Pembebasan Korea Utara di Seoul, sebuah kelompok yang dipimpin oleh Park Sang-hak, yang membelot dari negara tetangga pada tahun 2000.
"Tujuh petugas polisi menggerebek kantor saya sekitar pukul 10:10 pagi," kata Park kepada Reuters yang dinukil US News.
Polisi dan militer telah menyelidiki klaim kelompok tersebut bahwa mereka meluncurkan 10 balon iklan dari provinsi perbatasan yang membawa 500 ribu selebaran, 500 buklet dan 5.000 uang kertas satu dolar.
"Penyelidikan sedang dilakukan dan kami menerima surat perintah penggeledahan dan penyitaan pagi ini," kata seorang petugas polisi melalui telepon.
Kementerian Unifikasi Seoul, yang menangani hubungan dengan Korut, mengatakan telah melihat laporan media tentang penggeledahan tersebut, tetapi menolak berkomentar selama penyelidikan.
Pada hari Minggu, Kim Yo-jong, seorang pejabat senior pemerintah Korut dan saudara perempuan dari pemimpinnya Kim Jong-un, dengan tajam mengkritik Korsel karena gagal menghentikan peluncuran tersebut.
"Kami menganggap manuver yang dilakukan oleh kotoran manusia di Selatan sebagai provokasi serius terhadap negara kami dan akan mempertimbangkan tindakan yang sesuai," kata media pemerintah mengutip Kim Yo-jong, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Lihat Juga: Cuma Modal Berani, Ratusan Tentara Korea Utara Dibantai Ukraina saat Mencoba Bantu Pasukan Rusia
(ian)