Seorang Paramedis Gay Dibakar Hidup-hidup dalam Serangan Homofobia

Senin, 03 Mei 2021 - 10:25 WIB
loading...
Seorang Paramedis Gay Dibakar Hidup-hidup dalam Serangan Homofobia
Normunds Kindzulis, 29, paramedis gay yang dibakar hidup-hidup dalam serangan homofobia di Latvia. Foto/Instagram @kindzulis.normunds
A A A
RIGA - Seorang paramedis gay telah dibakar hidup-hidup dalam dugaan serangan homofobia di Latvia.

Normunds Kindzulis, 29, meninggal setelah dia disiram dengan bahan bakar dan dibakar dalam serangan pembakaran di rumahnya.



Korban secara tragis tidak dapat bertahan dari luka bakar 85 persen di sekujur tubuhnya.

Pria gay lain, yang merupakan pasangan korban, juga dibakar dalam kobaran api saat ia bergegas untuk menolong Normunds.

Para aktivis, seperti dikutip Star Online, mendesak polisi untuk memperlakukan insiden itu sebagai kejahatan rasial homofobia.

Normunds dilarikan ke rumah sakit untuk perawatan luka bakar di Ibu Kota Latvia, Riga, setelah serangan mengerikan pada 23 April.

Tetapi European Pride Organisers Association (EPOA) mengonfirmasi pada hari Rabu bahwa Normunds telah meninggal dengan tragis.

"Normunds Kindzulis, korban serangan pembakaran homofobia di Latvia minggu lalu, telah menyerah pada luka-lukanya," tulis EPOA di Twitter.

"Belasungkawa kami yang terdalam untuk pasangan dan keluarganya, dan untuk semua komunitas kami di Latvia," paparnya.

Polisi setempat awalnya menolak untuk membuka penyelidikan. Menurut laporan Euractiv, polisi awalnya tidak mengesampingkan dugaan bahwa korban bunuh diri.

Namun, investigasi sekarang telah diluncurkan terhadap kematian paramedis gay tersebut.

"Membawa seseorang ke ambang bunuh diri juga merupakan kejahatan," kata petugas polisi Andrejs Grishins.

Korban dilaporkan menghadapi ancaman pembunuhan yang dimotivasi oleh homofobia di Riga sebelum mengungsi di kota Tukums yang tenang, di mana dia telah diserang secara fisik setidaknya empat kali.

Korban luka bakar kedua mengeklaim pasangan itu telah melaporkan seorang tetangga ke pihak berwenang karena mengancam dan mengejek mereka di gedung lima lantai tempat mereka tinggal.



Dia mengatakan kepada Tukums Independent News: “Kami melaporkan ancaman ini kepada polisi dan tempat kerja tetangga, tetapi tidak ada reaksi."

“Kami harus menunggu seseorang dimutilasi atau dibunuh," ujarnya.

Menanggapi insiden tersebut, presiden Latvia Egils Levits men-tweet; “Tidak ada tempat untuk kebencian di Latvia”.

Kritikus menunjukkan negara Uni Eropa itu baru-baru ini mengeluarkan undang-undang yang mendefinisikan keluarga secara eksklusif sebagai "persatuan pria dan wanita".

Perdana Menteri Krišjānis Kariņš mengatakan "kejahatan keji" harus diselidiki secara menyeluruh.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1878 seconds (0.1#10.140)