Horor, Mayat Diduga Korban Covid-19 Dibiarkan Tergeletak 30 Jam di Jalan

Jum'at, 22 Mei 2020 - 07:26 WIB
loading...
Horor, Mayat Diduga...
Jasad Valnir Mendes da Silva, 62, tergeletak di trotoar di daerah kumuh Arara di mana dia meninggal setelah mengalami kesulitan bernapas, selama wabah Covid-19, di Benfica, North Zone, Rio de Janeiro, Brasil. Foto/REUTERS/Ricardo Moraes/File Photo
A A A
RIO DE JANEIRO - Sebuah pemandangan horor terjadi di sebuah jalan di lingkungan miskin di Rio de Janeiro, Brasil . Sesosok mayat yang diduga korban virus corona baru ( Covid-19 ) dibiarkan tergeletak di trotoar selama 30 jam.

Jasad tersebut adalah Valnir da Silva, pria berusia 62 tahun. Dia meninggal hari Sabtu lalu dan belum secara resmi dinyatakan sebagai korban Covid-19. Namun, komunitas miskin di Rio de Janeiro memiliki banyak korban akibat pandemi penyakit tersebut.

Ketika sebagian besar negara Asia dan Eropa sudah melewati pandemi terburuk, Brasil mulai melesat menuju puncaknya, dengan lebih dari 20.000 kematian.

Data worldometers pada Jumat (22/5/2020) menunjukkan negara terbesar Amerika Latin ini menjadi negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Rusia. Menurut data tersebut, Brasil memiliki 310.087 kasus dengan 20.047 kematian dan sebanyak 125.960 pasien berhasil disembuhkan.

Pandemi juga menyebabkan unit perawatan intensif beberapa rumah sakit di wilayah itu penuh. (Baca: Memilukan, Truk Trailer di New York Penuh Mayat Korban Corona )

Ricardo Moraes, jurnalis foto Reuters di Rio de Jeneiro, sedang meliput operasi polisi pada Minggu pagi ketika dia mendengar laporan tentang mayat tergeletak 30 jam di favela atau kawasan kumuh di Arara.

Ketika dia tiba di lokasi sekitar pukul 07.00 pagi pada hari Minggu, Moraes mendapati Silva berbaring di tempat yang sama di mana penduduk setempat mengatakan dia meninggal pada Sabtu pagi. Jasadnya diapit di antara deretan mobil yang diparkir dan lapangan sepak bola kecil.

Sekelompok penduduk setempat di bar terdekat mengatakan bahwa kehidupan Silva mulai berantakan setelah kematian istrinya beberapa bulan yang lalu, dan dia memilih tinggal di jalan.

Pada hari Sabtu, ketika Silva mengeluh bahwa dia tidak bisa bernapas, penduduk setempat mengatakan bahwa mereka memanggil ambulans untuknya, tetapi dia meninggal sebelum ambulans tiba.

Beberapa penduduk mengira dia telah meninggal karena Covid-19, penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus corona baru, SARS-CoV-2. Namun, tidak ada yang yakin. Penyakit itu masuk ke Rio de Janeiro melalui penduduk kaya yang kembali dari liburan di Eropa, dan sejak itu menyebar ke lingkungan miskin.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2078 seconds (0.1#10.140)