AS Tingkatkan Produksi Plutonium, tapi Tekan Iran Kekang Program Nuklir

Jum'at, 30 April 2021 - 09:43 WIB
loading...
AS Tingkatkan Produksi Plutonium, tapi Tekan Iran Kekang Program Nuklir
Rudal balistik antarbenua Titan berhulu ledak nuklir milik Amerika Serikat. Foto/REUTERS/Nicole Neri
A A A
WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) telah menyetujui proyek bernilai miliaran dollar untuk meningkatkan produksi plutoniumnya. Pada saat yang sama, Washington menekan Iran kembali ke perjanjian internasional yang dirancang untuk mengekang program nuklir Teheran.

Administrasi Keamanan Nuklir Nasional (NNSA), badan federal yang bertanggung jawab untuk penelitian nuklir dan pembuatan senjata di AS, telah menyetujui fase desain pertama untuk proyek baru tersebut.



"Setidaknya 30 pits plutonium per tahun akan dibangun untuk memenuhi kebutuhan keamanan nasional," kata NNSA dalam sebuah pernyataan, yang dikutip SINDOnews.com dari situs web badan tersebut, energy.gov, Jumat (30/4/2021).

Menurut NNSA, Proyek di Laboratorium Nasional Los Alamos, New Mexico, tersebut akan menelan biaya sekitar USD2,7 miliar hingga USD3,9 miliar dan dapat diselesaikan antara tahun 2027 hingga 2028.

Pits plutonium adalah cangkang plutonium seukuran bola bowling, dan merupakan komponen penting dalam hulu ledak nuklir.

Langkah untuk meningkatkan produksi plutonium adalah tawaran oleh pemerintahan Presiden AS Joe Biden untuk menutupi kekurangan hampir tiga dekade negara itu dalam jumlah bahan yang menurut NNSA diperlukan untuk persenjataan nuklir Amerika.

Pada saat yang sama ketika menyusun rencana untuk meningkatkan persediaan plutonium Amerika, pemerintahan Biden telah berulang kali meminta Iran untuk membatasi program nuklirnya dan kembali ke ketentuan kesepakatan nuklir 2015.

Pembicaraan tidak langsung AS-Iran untuk menghidupkan kembali kesepakatan—yang secara resmi bernama Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA)—telah berlangsung di Wina selama tiga minggu terakhir.

Di bawah kesepakatan itu, Iran awalnya setuju untuk membatasi program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi, tetapi pada 2018 pendahulu Biden; Donald Trump, menarik AS keluar dari JCPOA 2015 dan kembali memberlakukan sanksi yang melumpuhkan terhadap Iran.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1791 seconds (0.1#10.140)