Siswi Ungkap Candaan Guru 'Jika Ingin, Perkosalah Wanita Atas 18 Tahun' Banjir Dukungan
loading...
A
A
A
Tokoh publik dan organisasi non-pemerintah yang menawarkan pesan dukungan kepada Ain termasuk CEO Malaysia Digital Economy Corporation (MDEC) Surina Shukri.
"Ain, Anda tidak sendiri dan keberanian Anda untuk berdiri dan berbicara menginspirasi orang lain untuk melakukannya sama. Saya mendukung Anda sepanjang jalan," katanya.
Presiden Partai Pejuang Tanah Air Datuk Seri Mukhriz Mahathir ikut memberikan dukungan. "Harapkan pegar, pegar makan padi. Siswa dan guru sama-sama perlu diajari untuk menjadi peka gender dan menghindari tanda-tanda pelecehan seksual. Bahkan sindiran pun tidak boleh," katanya.
Postingan teratas lainnya termasuk dari akun @blowupdumpling berbunyi: "Untuk memiliki anak perempuan yang pemberani, gadis pemberani seperti dia, kita sebagai orang dewasa atau orang tua dulu harus suportif dan bisa mendidik seorang anak. Lihatlah betapa mendukung orang tuanya. Berbarislah dengan gadis saya, kami tepat di belakang Anda."
Politisi termasuk Kasthuri Patto dari DAP [Partai Aksi Demokrasi] dan mantan menteri pendidikan Maszlee Malik juga mendesak Kementerian Pendidikan untuk meningkatkan penyelidikan atas masalah tersebut.
Insiden yang menimpa Ain terjadi di tengah kemarahan publik Malaysia setelah insiden pemeriksaan menstruasi oleh guru kepada para siswi dengan meminta melepas celana dalam juga dibawa ke media sosial dan memicu perhatian nasional.
Ain sejak itu membuat dua laporan polisi, yang terbaru atas dugaan perlakuan tidak mengenakkan oleh teman-temannya.
Tuduhan telah muncul bahwa siswi berusia 17 tahun itu diejek tentang video yang dia posting di media sosial, di mana dia menggambarkan bagaimana gurunya menjelaskan pelecehan seksual di kelas sebelum percakapan berubah menjadi lelucon yang tidak pantas.
"Ain, Anda tidak sendiri dan keberanian Anda untuk berdiri dan berbicara menginspirasi orang lain untuk melakukannya sama. Saya mendukung Anda sepanjang jalan," katanya.
Presiden Partai Pejuang Tanah Air Datuk Seri Mukhriz Mahathir ikut memberikan dukungan. "Harapkan pegar, pegar makan padi. Siswa dan guru sama-sama perlu diajari untuk menjadi peka gender dan menghindari tanda-tanda pelecehan seksual. Bahkan sindiran pun tidak boleh," katanya.
Postingan teratas lainnya termasuk dari akun @blowupdumpling berbunyi: "Untuk memiliki anak perempuan yang pemberani, gadis pemberani seperti dia, kita sebagai orang dewasa atau orang tua dulu harus suportif dan bisa mendidik seorang anak. Lihatlah betapa mendukung orang tuanya. Berbarislah dengan gadis saya, kami tepat di belakang Anda."
Politisi termasuk Kasthuri Patto dari DAP [Partai Aksi Demokrasi] dan mantan menteri pendidikan Maszlee Malik juga mendesak Kementerian Pendidikan untuk meningkatkan penyelidikan atas masalah tersebut.
Insiden yang menimpa Ain terjadi di tengah kemarahan publik Malaysia setelah insiden pemeriksaan menstruasi oleh guru kepada para siswi dengan meminta melepas celana dalam juga dibawa ke media sosial dan memicu perhatian nasional.
Ain sejak itu membuat dua laporan polisi, yang terbaru atas dugaan perlakuan tidak mengenakkan oleh teman-temannya.
Tuduhan telah muncul bahwa siswi berusia 17 tahun itu diejek tentang video yang dia posting di media sosial, di mana dia menggambarkan bagaimana gurunya menjelaskan pelecehan seksual di kelas sebelum percakapan berubah menjadi lelucon yang tidak pantas.
(min)