Pakar Militer Khawatir Kapal Selam Nanggala-402 Indonesia Kebanjiran
loading...
A
A
A
“Jika tangki Anda retak, itu bukan kabar baik,” kata Collin Koh, spesialis urusan Angkatan Laut dan peneliti di S. Rajaratnam School of International Studies di Singapura, seperti dikutip AFP.
“Karena kita berbicara tentang tekanan lambung kapal selam yang ditembus. Sehingga bisa menyebabkan potensi banjir," ujarnya.
Negara tetangga; Singapura dan Malaysia, telah mengirimkan kapal yang diperkirakan akan tiba dalam beberapa hari mendatang, termasuk MV Swift Rescue Singapura—kapal penyelamat kapal selam.
India pada Kamis mengatakan telah mengirim kapal untuk membantu pencarian, sementara Amerika Serikat, Australia, Prancis dan Jerman termasuk di antara negara-negara lain yang telah menawarkan bantuan.
Militer Indonesia sejauh ini menolak berkomentar tentang apakah kapal selam berusia puluhan tahun, yang membawa 53 awak itu, sudah melebihi kapasitas.
Tetapi dilaporkan bahwa kapal selam itu mungkin tenggelam ke kedalaman yang sangat dalam setelah mengalami pemadaman listrik yang membuat awaknya tidak berdaya untuk mengendalikan kapal.
“Ada terlalu banyak hal yang tidak diketahui saat ini,” kata Curie Maharani, pakar pertahanan di Universitas Bina Nusantara di Jakarta.
“Tapi yang kami tahu adalah bahwa ini berpacu dengan waktu.”
Frank Owen, sekretaris dari Submarine Institute of Australia, memperingatkan bahwa menyelamatkan awak yang selamat dengan cepat hampir mustahil.
“Jika kapal selam berada di dasar laut, dan jika berada di kedalaman air di sana, hanya sedikit yang bisa mereka lakukan untuk mengeluarkan orang-orang,” katanya kepada media Australia.
“Karena kita berbicara tentang tekanan lambung kapal selam yang ditembus. Sehingga bisa menyebabkan potensi banjir," ujarnya.
Negara tetangga; Singapura dan Malaysia, telah mengirimkan kapal yang diperkirakan akan tiba dalam beberapa hari mendatang, termasuk MV Swift Rescue Singapura—kapal penyelamat kapal selam.
India pada Kamis mengatakan telah mengirim kapal untuk membantu pencarian, sementara Amerika Serikat, Australia, Prancis dan Jerman termasuk di antara negara-negara lain yang telah menawarkan bantuan.
Militer Indonesia sejauh ini menolak berkomentar tentang apakah kapal selam berusia puluhan tahun, yang membawa 53 awak itu, sudah melebihi kapasitas.
Tetapi dilaporkan bahwa kapal selam itu mungkin tenggelam ke kedalaman yang sangat dalam setelah mengalami pemadaman listrik yang membuat awaknya tidak berdaya untuk mengendalikan kapal.
“Ada terlalu banyak hal yang tidak diketahui saat ini,” kata Curie Maharani, pakar pertahanan di Universitas Bina Nusantara di Jakarta.
“Tapi yang kami tahu adalah bahwa ini berpacu dengan waktu.”
Frank Owen, sekretaris dari Submarine Institute of Australia, memperingatkan bahwa menyelamatkan awak yang selamat dengan cepat hampir mustahil.
“Jika kapal selam berada di dasar laut, dan jika berada di kedalaman air di sana, hanya sedikit yang bisa mereka lakukan untuk mengeluarkan orang-orang,” katanya kepada media Australia.