Diincar 4 Kapal Perang AS, 5 Tanker Iran Dikawal Militer Venezuela
loading...
A
A
A
CARACAS - Militer Caracas mengirim sejumlah kapal dan pesawat terbang untuk mengawal lima kapal tanker Iran pembawa 1,5 juta barel bahan bakar ke Venezuela . Caracas memberikan perlindungan setelah Amerika Serikat (AS) dilaporkan mengerahkanempat kapal perang untuk menghentikan pasokan produk minyak tersebut.
"Ketika mereka memasuki zona ekonomi eksklusif kami, mereka akan dikawal oleh kapal dan pesawat Angkatan Bersenjata Nasional Bolivarian untuk menyambut mereka dan berterima kasih kepada rakyat Iran atas solidaritas dan kerja sama mereka," kata Menteri Pertahanan Venezuela Vladimir Padrino LĂłpez pada Rabu, merujuk pada lima kapal tanker berbendera Iran.
Lima kapal tanker bahan bakar Teheran diperkirakan tiba di Venezuela pada akhir Mei atau awal Juni mendatang. Pasokan itu sangat dibutuhkan Caracas setelah industri minyaknya lumpuh akibat krisis ekonomi dan politik dan diperparah dengan sanksi sepihak yang dijatuhkan Washington.
Pengumuman Lopez muncul setelah Washington mengisyaratkan akan mengganggu jalannya lima kapal tanker Iran, di mana seorang pejabat Amerika mengatakan kepada Reuters pada pekan lalu bahwa AS telah melihat langkah-langkah yang dapat diambil. Washington sangat tidak menghendaki pengiriman bahan bakar Teheran ke negara yang dipimpin Presiden Nicolas Maduro tersebut.
AS dilaporkan telah mengerahkan empat kapal perang ke perairan Karibia untuk mengganggu kapal-kapal tanker bahan bakar Teheran. (Baca: 4 Kapal Perang AS Berpotensi Konfrontasi dengan Tanker Iran di Karibia )
Ancaman Washington telah memicu kemarahan di Teheran. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi menuduh AS membuat ancaman pembajakan. Dia menegaskan bahwa Teheran akan memberikan respons tegas jika Washington menghalangi pelayaran bebas dan legal dari lima kapal tanker tersebut.
Duta Besar Iran untuk Brussels, Gholam-Hossein Dehghani, berharap tidak ada insiden yang akan terjadi selama pelayaran lima kapal tanker bahan bakar Teheran. Dia memperingatkan bahwa Teheran akan betindak tegas terhadap Washington jika insiden tak diinginkan terjadi.
"Sama sekali di luar dugaan bahwa konflik akan dimulai oleh Iran di sana, oleh kapal tanker minyak," kata Dehghani dalam sebuah wawancara dengan Euronews yang dilansir Kamis (21/5/2020).
Baik Caracas dan Teheran telah menjadi sasaran sanksi AS dengan bertujuan memukul sektor penjualan minyak kedua negara tersebut. Pendapatan minyak mencapai sekitar 98 persen dari total pendapatan ekspor ke Venezuela.
Caracas sendiri sejatinya memiliki cadangan minyak terbesar di dunia. Namun, negara ini menyatakan "darurat energi" pada bulan Februari untuk melindungi industri minyaknya dari apa yang mereka sebut sebagai "agresi imperialis" dalam bentuk sanksi AS.
Amerika mengakui tokoh oposisi Juan Guaido sebagai presiden interim Venezuela tahun lalu setelah krisis politik pecah. Namun, pemerintah Presiden Nicolas Maduro masih terlalu kuat untuk digulingkan.
Lihat Juga: Orientalis Zionis: Erdogan Berambisi Kembalikan Kejayaan Kekaisaran Ottoman yang Benci Israel
"Ketika mereka memasuki zona ekonomi eksklusif kami, mereka akan dikawal oleh kapal dan pesawat Angkatan Bersenjata Nasional Bolivarian untuk menyambut mereka dan berterima kasih kepada rakyat Iran atas solidaritas dan kerja sama mereka," kata Menteri Pertahanan Venezuela Vladimir Padrino LĂłpez pada Rabu, merujuk pada lima kapal tanker berbendera Iran.
Lima kapal tanker bahan bakar Teheran diperkirakan tiba di Venezuela pada akhir Mei atau awal Juni mendatang. Pasokan itu sangat dibutuhkan Caracas setelah industri minyaknya lumpuh akibat krisis ekonomi dan politik dan diperparah dengan sanksi sepihak yang dijatuhkan Washington.
Pengumuman Lopez muncul setelah Washington mengisyaratkan akan mengganggu jalannya lima kapal tanker Iran, di mana seorang pejabat Amerika mengatakan kepada Reuters pada pekan lalu bahwa AS telah melihat langkah-langkah yang dapat diambil. Washington sangat tidak menghendaki pengiriman bahan bakar Teheran ke negara yang dipimpin Presiden Nicolas Maduro tersebut.
AS dilaporkan telah mengerahkan empat kapal perang ke perairan Karibia untuk mengganggu kapal-kapal tanker bahan bakar Teheran. (Baca: 4 Kapal Perang AS Berpotensi Konfrontasi dengan Tanker Iran di Karibia )
Ancaman Washington telah memicu kemarahan di Teheran. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi menuduh AS membuat ancaman pembajakan. Dia menegaskan bahwa Teheran akan memberikan respons tegas jika Washington menghalangi pelayaran bebas dan legal dari lima kapal tanker tersebut.
Duta Besar Iran untuk Brussels, Gholam-Hossein Dehghani, berharap tidak ada insiden yang akan terjadi selama pelayaran lima kapal tanker bahan bakar Teheran. Dia memperingatkan bahwa Teheran akan betindak tegas terhadap Washington jika insiden tak diinginkan terjadi.
"Sama sekali di luar dugaan bahwa konflik akan dimulai oleh Iran di sana, oleh kapal tanker minyak," kata Dehghani dalam sebuah wawancara dengan Euronews yang dilansir Kamis (21/5/2020).
Baik Caracas dan Teheran telah menjadi sasaran sanksi AS dengan bertujuan memukul sektor penjualan minyak kedua negara tersebut. Pendapatan minyak mencapai sekitar 98 persen dari total pendapatan ekspor ke Venezuela.
Caracas sendiri sejatinya memiliki cadangan minyak terbesar di dunia. Namun, negara ini menyatakan "darurat energi" pada bulan Februari untuk melindungi industri minyaknya dari apa yang mereka sebut sebagai "agresi imperialis" dalam bentuk sanksi AS.
Amerika mengakui tokoh oposisi Juan Guaido sebagai presiden interim Venezuela tahun lalu setelah krisis politik pecah. Namun, pemerintah Presiden Nicolas Maduro masih terlalu kuat untuk digulingkan.
Lihat Juga: Orientalis Zionis: Erdogan Berambisi Kembalikan Kejayaan Kekaisaran Ottoman yang Benci Israel
(min)