Tim Robotik Perempuan Afghanistan Buat Ventilator dari Suku Cadang Mobil
loading...
A
A
A
Tetapi para remaja ini mengatakan mereka sedang membangun perangkat yang sangat dibutuhkan masing-masing kurang dari USD600.
Dengan toko-toko tutup dan kota Herat dikunci, tantangan yang dihadapi para gadis itu adalah bepergian ke luar provinsi untuk mencari bagian yang dibutuhkan.
Tetapi pendiri kelompok itu, Roya Mahboob, seorang pengusaha yang telah menjadi salah satu dari 100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia yang ditetapkan Time Magazine, mengatakan timnya masih berharap untuk mengirimkan ventilator pada akhir Mei.
"Mereka telah selesai sekitar 70%. Satu-satunya hal yang kurang dari kita adalah sensor udara, yang kita coba untuk mendapatkan bahannya daripada membangun dari awal karena membutuhkan waktu," ungkapnya.
"Fase pertama selesai dan sudah diuji di rumah sakit dua hari yang lalu. Tim sedang mengerjakan fase dua, yang setelah selesai dapat diperkenalkan ke pasar," imbuhnya.
Dengan tingkat melek huruf perempuan kurang dari 30% di negara ini, para remaja tersebut berharap proyek mereka akan menginspirasi orang lain dan mengubah persepsi perempuan dalam industri teknik.
"Itu (bisa membuat ventilator) menunjukkan pentingnya mengajar anak perempuan di usia muda dan peran wanita sebagai warga aktif di masyarakat kita," kata anggota tim lain, Elham Mansori (16).
Inisiatif ini disambut baik oleh pemerintah Afghanistan.
"Saya senang Presiden Ashraf Ghani secara pribadi memerintahkan pihak berwenang untuk memeriksa proyek kami dan membantu kami dengan cara apa pun yang memungkinkan," kata Mahboob.
Kementerian kesehatan Afghanistan mendukung para gadis itu.
Dengan toko-toko tutup dan kota Herat dikunci, tantangan yang dihadapi para gadis itu adalah bepergian ke luar provinsi untuk mencari bagian yang dibutuhkan.
Tetapi pendiri kelompok itu, Roya Mahboob, seorang pengusaha yang telah menjadi salah satu dari 100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia yang ditetapkan Time Magazine, mengatakan timnya masih berharap untuk mengirimkan ventilator pada akhir Mei.
"Mereka telah selesai sekitar 70%. Satu-satunya hal yang kurang dari kita adalah sensor udara, yang kita coba untuk mendapatkan bahannya daripada membangun dari awal karena membutuhkan waktu," ungkapnya.
"Fase pertama selesai dan sudah diuji di rumah sakit dua hari yang lalu. Tim sedang mengerjakan fase dua, yang setelah selesai dapat diperkenalkan ke pasar," imbuhnya.
Dengan tingkat melek huruf perempuan kurang dari 30% di negara ini, para remaja tersebut berharap proyek mereka akan menginspirasi orang lain dan mengubah persepsi perempuan dalam industri teknik.
"Itu (bisa membuat ventilator) menunjukkan pentingnya mengajar anak perempuan di usia muda dan peran wanita sebagai warga aktif di masyarakat kita," kata anggota tim lain, Elham Mansori (16).
Inisiatif ini disambut baik oleh pemerintah Afghanistan.
"Saya senang Presiden Ashraf Ghani secara pribadi memerintahkan pihak berwenang untuk memeriksa proyek kami dan membantu kami dengan cara apa pun yang memungkinkan," kata Mahboob.
Kementerian kesehatan Afghanistan mendukung para gadis itu.