Fasilitas Nuklir Natanz Disabotase, Iran Bersumpah Balas Dendam ke Israel
loading...
A
A
A
TEHERAN - Pemerintah Iran menyalahkan Israel atas sabotase di fasilitas nuklir Natanz pada hari Minggu. Teheran pun bersumpah akan membalas dendam pada rezim Zionis.
Respons Teheran yang menyalahkan negara Yahudi itu disampaikan Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif, Senin (12/4/2021).
"Zionis ingin membalas dendam karena kemajuan kami dalam cara mencabut sanksi...mereka secara terbuka mengatakan bahwa mereka tidak akan mengizinkan ini. Tapi kami akan balaskan dendam kami dari Zionis," kata Zarif seperti dikutip oleh stasiun televisi pemerintah yang dilansir Sputniknews.
"Israel telah mengumumkan secara terbuka bahwa mereka tidak akan mengizinkan kami membuat kemajuan dalam mencabut pembatasan, dan mereka yakin telah berhasil di dalamnya," ujarnya.
Diplomat top Teheran itu menambahkan bahwa sebagai respons, negaranya akan mencapai terobosan baru dalam pengembangan nuklir.
Zarif melanjutkan dengan mengatakan bahwa tindakan sabotase di pembangkit listrik tenaga nuklir Natanz tidak akan melemahkan posisi Teheran dalam negosiasi.
"Pihak-pihak yang bernegosiasi [di Wina] harus tahu bahwa reaktor Natanz selanjutnya akan dilengkapi dengan sentrifugal canggih dengan kemampuan pengayaan [uranium] yang tinggi," imbuh Zarif.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh kemudian mengatakan bahwa serangan terhadap situs Natanz ditujukan untuk mempengaruhi negosiasi JCPOA, nama resmi untuk kesepakatan nuklir Iran 2015.
Menurut Khatibzadeh, sentrifugal pengayaan uranium IR-1 rusak dalam insiden tersebut.
Respons Teheran yang menyalahkan negara Yahudi itu disampaikan Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif, Senin (12/4/2021).
"Zionis ingin membalas dendam karena kemajuan kami dalam cara mencabut sanksi...mereka secara terbuka mengatakan bahwa mereka tidak akan mengizinkan ini. Tapi kami akan balaskan dendam kami dari Zionis," kata Zarif seperti dikutip oleh stasiun televisi pemerintah yang dilansir Sputniknews.
"Israel telah mengumumkan secara terbuka bahwa mereka tidak akan mengizinkan kami membuat kemajuan dalam mencabut pembatasan, dan mereka yakin telah berhasil di dalamnya," ujarnya.
Diplomat top Teheran itu menambahkan bahwa sebagai respons, negaranya akan mencapai terobosan baru dalam pengembangan nuklir.
Zarif melanjutkan dengan mengatakan bahwa tindakan sabotase di pembangkit listrik tenaga nuklir Natanz tidak akan melemahkan posisi Teheran dalam negosiasi.
"Pihak-pihak yang bernegosiasi [di Wina] harus tahu bahwa reaktor Natanz selanjutnya akan dilengkapi dengan sentrifugal canggih dengan kemampuan pengayaan [uranium] yang tinggi," imbuh Zarif.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh kemudian mengatakan bahwa serangan terhadap situs Natanz ditujukan untuk mempengaruhi negosiasi JCPOA, nama resmi untuk kesepakatan nuklir Iran 2015.
Menurut Khatibzadeh, sentrifugal pengayaan uranium IR-1 rusak dalam insiden tersebut.