Kemlu Serah Terimakan WNI Sandera Abu Sayyaf ke Keluarga
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Luar Negeri Indonesia menyerahkan empat orang warga negara Indonesia (WNI) yang berhasil dibebaskan dari Abu Sayyaf kepada keluarga mereka. Keempatnya adalah sandera terakhir asal Indonesia.
Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi mengatakan sejak tahun 2016 hingga saat ini, tercatat 44 WNI menjadi korban penyanderaan kelompok Abu Sayyaf.
Dengan pembebasan ini, jelasnya, maka tidak ada WNI yang saat ini menjadi korban penyanderaan.
"Dengan mengucapkan puji syukur alhamdulillah, pada pagi ini, saya atas nama pemerintah Indonesia menyerahterimakan empat saudara kita, yaitu Arsyad, Arizal, Riswanto dan Kairudin, kepada keluarga," ujarnya.
"Saudara-saudara kita ini telah menjadi korban penyanderaan Kelompok Abu Sayyaf selama 427 hari atau lebih dari 1 tahun 3 bulan," sambungnya pada Senin (5/4/2021).
Dia mengatakan, keberhasilan memulangkan keempat WNI tersebut tidak lepas dari hasil kerja semua pihak. Oleh karena itu, Retno menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi kepada seluruh pihak yang telah membantu proses pembebasan, khususnya TNI dan juga dari BIN.
"Apresiasi juga kami sampaikan kepada Pemerintah Filipina, yaitu melalui Western Mindanao Command (Westmincom) yang telah membantu bekerja sama dalam pembebasan sandera ini," ujarnya.
Retno kemudian mengatakan, langkah-langkah pencegahan, agar tidak ada lagi WNI yang menjadi korban penyanderaan harus diperkuat.
"Meningkatkan pengamanan di perairan Sabah oleh Otoritas Malaysia dan dengan tentunya kerja sama dari kita dan juga dari Otoritas Filipina mutlak diperlukan," ungkapnya.
"Selain itu kehati-hatian nelayan kita yang bekerja di kapal ikan Malaysia juga penting untuk terus ditingkatkan. Kita juga akan melakukan komunikasi yang lebih intensif kepada pemilik kapal di Malaysia dan tentunya pengembangan ekonomi di daerah asal juga penting untuk terus dikembangkan," tukasnya.
Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi mengatakan sejak tahun 2016 hingga saat ini, tercatat 44 WNI menjadi korban penyanderaan kelompok Abu Sayyaf.
Dengan pembebasan ini, jelasnya, maka tidak ada WNI yang saat ini menjadi korban penyanderaan.
"Dengan mengucapkan puji syukur alhamdulillah, pada pagi ini, saya atas nama pemerintah Indonesia menyerahterimakan empat saudara kita, yaitu Arsyad, Arizal, Riswanto dan Kairudin, kepada keluarga," ujarnya.
"Saudara-saudara kita ini telah menjadi korban penyanderaan Kelompok Abu Sayyaf selama 427 hari atau lebih dari 1 tahun 3 bulan," sambungnya pada Senin (5/4/2021).
Dia mengatakan, keberhasilan memulangkan keempat WNI tersebut tidak lepas dari hasil kerja semua pihak. Oleh karena itu, Retno menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi kepada seluruh pihak yang telah membantu proses pembebasan, khususnya TNI dan juga dari BIN.
"Apresiasi juga kami sampaikan kepada Pemerintah Filipina, yaitu melalui Western Mindanao Command (Westmincom) yang telah membantu bekerja sama dalam pembebasan sandera ini," ujarnya.
Retno kemudian mengatakan, langkah-langkah pencegahan, agar tidak ada lagi WNI yang menjadi korban penyanderaan harus diperkuat.
"Meningkatkan pengamanan di perairan Sabah oleh Otoritas Malaysia dan dengan tentunya kerja sama dari kita dan juga dari Otoritas Filipina mutlak diperlukan," ungkapnya.
"Selain itu kehati-hatian nelayan kita yang bekerja di kapal ikan Malaysia juga penting untuk terus ditingkatkan. Kita juga akan melakukan komunikasi yang lebih intensif kepada pemilik kapal di Malaysia dan tentunya pengembangan ekonomi di daerah asal juga penting untuk terus dikembangkan," tukasnya.
(esn)