Gelar Latihan, Militer China Bersiap Hadapi Intervensi AS di Selat Taiwan
loading...
A
A
A
BEIJING - China sedang mempersiapkan diri untuk intervensi Amerika Serikat (AS) dan Jepang dalam konflik Selat Taiwan .Itu diperlihatkan dengan menggelar latihan jet tempur baru-baru ini di sekitar pulau yang bertujuan untuk menunjukkan kemampuannya untuk mengisolasi Taiwan dari potensi dukungan, menurut analis di Beijing dan Taipei.
Setelah 10 pesawat Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), termasuk jet tempur dan pesawat pengintai, terbang mendadak ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan pada Senin, seorang pejabat senior pertahanan di Taipei mencatat "postur ofensif" dari latihan militer tersebut. Wakil Menteri Pertahanan Taiwan Chang Che-ping menggambarkan gelombang pesawat China sebagai bagian dari "operasi gabungan" angkatan laut dan udara.
Tindakan Beijing itu terkenal karena pola penerbangannya yang seperti penjepit di sekitar Taiwan setelah kementerian pertahanan Jepang melaporkan dua pesawat tempur PLA tambahan melintasi Laut China Timur dan Selat Miyako antara pulau-pulau yang dikendalikan Jepang. Salah satu pesawat kemudian menuju barat daya sebelum berbelok ke utara untuk terbang sejajar dengan garis pantai timur Taiwan.
Pola penerbangan dari latihan tersebut tampaknya menunjukkan Taiwan dikepung di tiga sisi, dan latihan tersebut adalah pesan yang ditujukan kepada pemerintah Taiwan, Jepang dan AS, kata para analis.
"Militer China terus meningkatkan kesiapan tempurnya dengan membuat latihan rutinnya lebih kompleks dan realistis serta mempertimbangkan kemungkinan intervensi AS dan Jepang," tulis surat kabar Partai Komunis China, Global Times, seperti dikutip dari Newsweek, Rabu (31/3/2021).
"Serangan tambahan di timur menunjukkan PLA mampu menyerang sasaran di Taiwan timur, tetapi juga mengunci pulau itu sepenuhnya dari kemungkinan intervensi oleh pasukan AS dan Jepang," menurut laporan dari Beijing.
Analis keamanan senior Su Tzu-yun, yang bekerja di Institut Riset Keamanan dan Pertahanan Nasional Taiwan, serangan pesawat perang China baru-baru ini ke wilayah udara pertahanan Taiwan sama dengan "sinyal politik" oleh Beijing.
"Latihan penting hari Senin bertepatan dengan kunjungan seorang diplomat AS ke Taipei. Beijing juga mengungkapkan kemarahannya dengan mengirim 20 pesawat tempur ke Taiwan setelah penandatanganan pakta penjaga pantai AS-Taiwan Jumat lalu," kata Su kepada Newsweek.
Dia mengatakan bahwa kepentingan militer dari gerakan penjepit hari Senin, yang melibatkan pesawat anti-kapal dan anti-kapal selam PLA, adalah cara PLA untuk menunjukkan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk mengisolasi Taiwan jika AS dan Jepang berencana untuk membantu Taipei selama ketegangan di Selat Taiwan.
"Serangan pesawat mata-mata China di Selat Bashi di selatan Taiwan juga merupakan bagian dari strategi anti akses/penolakan area PLA untuk menghalangi Angkatan Laut AS untuk maju ke daerah itu dari Pasifik Barat," tambahnya.
Setelah 10 pesawat Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), termasuk jet tempur dan pesawat pengintai, terbang mendadak ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan pada Senin, seorang pejabat senior pertahanan di Taipei mencatat "postur ofensif" dari latihan militer tersebut. Wakil Menteri Pertahanan Taiwan Chang Che-ping menggambarkan gelombang pesawat China sebagai bagian dari "operasi gabungan" angkatan laut dan udara.
Tindakan Beijing itu terkenal karena pola penerbangannya yang seperti penjepit di sekitar Taiwan setelah kementerian pertahanan Jepang melaporkan dua pesawat tempur PLA tambahan melintasi Laut China Timur dan Selat Miyako antara pulau-pulau yang dikendalikan Jepang. Salah satu pesawat kemudian menuju barat daya sebelum berbelok ke utara untuk terbang sejajar dengan garis pantai timur Taiwan.
Pola penerbangan dari latihan tersebut tampaknya menunjukkan Taiwan dikepung di tiga sisi, dan latihan tersebut adalah pesan yang ditujukan kepada pemerintah Taiwan, Jepang dan AS, kata para analis.
"Militer China terus meningkatkan kesiapan tempurnya dengan membuat latihan rutinnya lebih kompleks dan realistis serta mempertimbangkan kemungkinan intervensi AS dan Jepang," tulis surat kabar Partai Komunis China, Global Times, seperti dikutip dari Newsweek, Rabu (31/3/2021).
"Serangan tambahan di timur menunjukkan PLA mampu menyerang sasaran di Taiwan timur, tetapi juga mengunci pulau itu sepenuhnya dari kemungkinan intervensi oleh pasukan AS dan Jepang," menurut laporan dari Beijing.
Analis keamanan senior Su Tzu-yun, yang bekerja di Institut Riset Keamanan dan Pertahanan Nasional Taiwan, serangan pesawat perang China baru-baru ini ke wilayah udara pertahanan Taiwan sama dengan "sinyal politik" oleh Beijing.
"Latihan penting hari Senin bertepatan dengan kunjungan seorang diplomat AS ke Taipei. Beijing juga mengungkapkan kemarahannya dengan mengirim 20 pesawat tempur ke Taiwan setelah penandatanganan pakta penjaga pantai AS-Taiwan Jumat lalu," kata Su kepada Newsweek.
Dia mengatakan bahwa kepentingan militer dari gerakan penjepit hari Senin, yang melibatkan pesawat anti-kapal dan anti-kapal selam PLA, adalah cara PLA untuk menunjukkan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk mengisolasi Taiwan jika AS dan Jepang berencana untuk membantu Taipei selama ketegangan di Selat Taiwan.
"Serangan pesawat mata-mata China di Selat Bashi di selatan Taiwan juga merupakan bagian dari strategi anti akses/penolakan area PLA untuk menghalangi Angkatan Laut AS untuk maju ke daerah itu dari Pasifik Barat," tambahnya.
(ian)