OPM Bakal Dinyatakan Teroris, Benny Wenda: Indonesia yang Teroris

Kamis, 25 Maret 2021 - 07:49 WIB
loading...
OPM Bakal Dinyatakan...
Benny Wenda, sosok yang dideklarasikan ULMWP sebagai presiden interim Papua Barat. Foto/REUTERS/Tom Miles
A A A
JAKARTA - Presiden interim United Liberation Movement for West Papua ( ULMWP ), Benny Wenda , tak terima dengan rencana pihak berwenang Indonesia untuk mengategorikan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua sebagai organisasi teroris. Wenda mengatakan Indonesia-lah yang justru sebagai negara teroris.

Seperti diberitakan sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) berencana melabeli KKB Papua atau Organisasi Papua Merdeka (OPM) sebagai organisasi teroris.



Badan Intelijen Negara (BIN) bahkan telah menyejajarkan KKB Papua dengan organisasi teroris, yang oleh karena itu kelompok tersebut harus ditumpas.

Wenda, dalam keterangan tertulis hari Rabu di situs ULMWP yang dikutip SINDOnews.com, Kamis (25/3/2021), mengatakan langkah BNPT adalah serangan yang memalukan bagi rakyat Papua Barat yang mendukung perjuangan OPM untuk Papua Barat yang bebas dan merdeka.

"Kenyataannya, Indonesia adalah negara teroris yang telah melakukan kekerasan massal terhadap rakyat saya selama hampir enam dekade," katanya.

Wenda memamparkan rakyat Papua Barat atau West Papua sudah membentuk negara merdekanya sendiri pada tahun 1961.

"Pada tanggal 1 Desember tahun itu, Dewan West New Guinea memilih lagu kebangsaan, bendera, dan simbol kami. Kami memiliki sebuah wilayah, orang, dan terdaftar sebagai Wilayah Tanpa Pemerintahan Sendiri oleh Komite Dekolonisasi PBB. Bendera kami dikibarkan berdampingan dengan Belanda, dan pelantikan Dewan West New Guinea disaksikan oleh para diplomat dari Belanda, Inggris, Prancis dan Australia," ujarnya.

"Kedaulatan ini dicuri dari kami oleh Indonesia, yang menginvasi dan menjajah tanah kami pada tahun 1963. Kelahiran negara Papua Barat merdeka itu tertahan. Inilah mengapa rakyat West Papua melancarkan perjuangan OPM untuk mendapatkan kembali negara dan kemerdekaan kami," imbuh dia.



Benny Wenda, yang saat ini tinggal di Inggris setelah mendapat suaka, menjabarakan bahwa di bawah konvensi internasional tentang hak asasi manusia, pihaknya memiliki hak untuk menentukan nasib sendiri.

"Yang menurut penelitian legal berulang kali telah dilanggar dengan take-over oleh Indonesia dan Act of No Choice 1969 yang curang. Di bawah Deklarasi PBB 1960 tentang Pemberian Kemerdekaan kepada Negara dan Rakyat Kolonial, kami memiliki hak untuk menentukan status politik kami sendiri yang bebas dari pemerintahan kolonial. Bahkan Pembukaan Konstitusi Indonesia mengakui bahwa, 'Kemerdekaan adalah hak alamiah setiap bangsa [dan] kolonialisme harus dihapuskan di dunia ini karena tidak sesuai dengan kemanusiaan dan keadilan'," sambung Wenda merujuk pada pembukaan UUD 1945.

Lebih lanjut pentolan ULMWP yang pernah dipenjara di Indonesia ini menjelaskan pihak mana yang sebenarnya teroris. "Indonesia ingin menggambarkan kami sebagai 'teroris'. Terorisme adalah penggunaan kekerasan terhadap warga sipil untuk mengintimidasi penduduk untuk tujuan politik. Inilah yang sebenarnya telah dilakukan Indonesia terhadap rakyat saya selama 60 tahun," katanya.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Putin: Tentara Bayaran...
Putin: Tentara Bayaran Asing yang Bela Ukraina Dianggap Teroris!
AS Resmi Tetapkan Houthi...
AS Resmi Tetapkan Houthi Yaman sebagai Organisasi Teroris Asing
5 Fakta Penjara Raksasa...
5 Fakta Penjara Raksasa di El Salvador, dari Dihuni Psikopat hingga Sipir Selalu Bertopeng agar Tak Dikenal
AS Bombardir ISIS di...
AS Bombardir ISIS di Somalia, Trump: Kami Akan Temukan dan Membunuhmu!
Trump Akan Kirim Para...
Trump Akan Kirim Para Migran Ilegal ke Guantanamo Layaknya Teroris
Trump: Ribuan Teroris...
Trump: Ribuan Teroris dan Pembunuh Berhasil Menetap di AS
Ini Tersangka Serangan...
Ini Tersangka Serangan Mobil yang Tewaskan 15 Orang di AS, Namanya Shamsud-Din Jabbar
Mobil Tabraki Kerumunan...
Mobil Tabraki Kerumunan Tewaskan 15 Orang di New Orleans, AS Sebut Serangan Teroris
Spesifikasi Kapal Ursa...
Spesifikasi Kapal Ursa Major Rusia, Disebut Tenggelam di Laut Mediterania karena Diserang Teroris
Rekomendasi
Ketika Prabowo Cari...
Ketika Prabowo Cari Jaksa Agung: Nggak Hadir Ya, Lagi Ngejar-ngejar Orang
Mobil Dinas Dipakai...
Mobil Dinas Dipakai Mudik Lebaran, Ini Sanksinya
Shahabi Sakri Jadi Saingan...
Shahabi Sakri Jadi Saingan Ajil Ditto? Rebutin Davina Karamoy di Series Culture Shock!
Berita Terkini
Mahkamah Internasional...
Mahkamah Internasional Gelar Sidang Terbuka Kewajiban Israel di Wilayah Palestina yang Diduduki
27 menit yang lalu
Bosnia Buru Presiden,...
Bosnia Buru Presiden, Perdana Menteri dan Ketua Parlemen Republika Srpska
1 jam yang lalu
Penjualan Mobil Anjlok,...
Penjualan Mobil Anjlok, Volkswagen akan Produksi Senjata dan Peralatan Militer
2 jam yang lalu
Putin Kunjungi Wilayah...
Putin Kunjungi Wilayah Kursk Rusia, Seru Militer Kalahkan Ukraina Secepatnya
2 jam yang lalu
4 Isi Gencatan Rusia...
4 Isi Gencatan Rusia dan Ukraina yang Diajukan AS, Tidak Ada Perang Selama 30 Hari
3 jam yang lalu
3 Negara yang Senang...
3 Negara yang Senang Jika Amerika Serikat Tinggalkan NATO, Siapa Saja?
4 jam yang lalu
Infografis
7 Masjid Tua di Jakarta...
7 Masjid Tua di Jakarta yang Ikonik dan Sarat Sejarah Islam
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved