Myanmar Dilanda Pertumpahan Darah, 1.000 Orang Lebih Kabur ke India
loading...
A
A
A
Seorang juru bicara junta militer tidak menjawab panggilan telepon yang meminta komentar.
Sebelumnya, sekitar 400 orang dari Myanmar, termasuk polisi dan personel pemadam kebakaran, diyakini telah memasuki India. Hal itu disampaikan seorang pejabat senior polisi India.
Pemerintah federal India minggu lalu mengarahkan empat negara bagian yang berbagi perbatasan dengan Myanmar, dan pasukan paramiliter yang menjaga perbatasan, untuk mencegah masuknya secara ilegal orang-orang dari negara tetangga dan agar mendeportasi mereka yang telah menyeberang.
Namun arahan tersebut telah ditentang oleh Negara Bagian Mizoram. Kepala Menteri Negara Bagian setempat, Zoramthanga, pada hari Kamis menulis kepada Perdana Menteri India Narendra Modi untuk mendesak agar pengungsi dari Myanmar diberikan suaka.
"Saya memahami bahwa ada masalah kebijakan luar negeri tertentu di mana India perlu melanjutkan dengan hati-hati," kata Zoramthanga, yang hanya menggunakan satu nama, menurut salinan surat yang ditinjau oleh Reuters.
“Namun, krisis kemanusiaan ini tidak bisa kita abaikan,” katanya.
Lihat Juga: Usai Netanyahu, ICC Bidik Jenderal Junta Myanmar atas Kejahatan terhadap Muslim Rohingya
Sebelumnya, sekitar 400 orang dari Myanmar, termasuk polisi dan personel pemadam kebakaran, diyakini telah memasuki India. Hal itu disampaikan seorang pejabat senior polisi India.
Pemerintah federal India minggu lalu mengarahkan empat negara bagian yang berbagi perbatasan dengan Myanmar, dan pasukan paramiliter yang menjaga perbatasan, untuk mencegah masuknya secara ilegal orang-orang dari negara tetangga dan agar mendeportasi mereka yang telah menyeberang.
Namun arahan tersebut telah ditentang oleh Negara Bagian Mizoram. Kepala Menteri Negara Bagian setempat, Zoramthanga, pada hari Kamis menulis kepada Perdana Menteri India Narendra Modi untuk mendesak agar pengungsi dari Myanmar diberikan suaka.
"Saya memahami bahwa ada masalah kebijakan luar negeri tertentu di mana India perlu melanjutkan dengan hati-hati," kata Zoramthanga, yang hanya menggunakan satu nama, menurut salinan surat yang ditinjau oleh Reuters.
“Namun, krisis kemanusiaan ini tidak bisa kita abaikan,” katanya.
Lihat Juga: Usai Netanyahu, ICC Bidik Jenderal Junta Myanmar atas Kejahatan terhadap Muslim Rohingya
(min)