Pria Kecanduan Seks Pembantai 8 Orang di Panti Pijat AS Adalah Anggota Gereja

Sabtu, 20 Maret 2021 - 08:38 WIB
loading...
Pria Kecanduan Seks Pembantai 8 Orang di Panti Pijat AS Adalah Anggota Gereja
Robert Aaron Long, 21, pria pembantai delapan orang di tiga panti pijat di Amerika Serikat pada Selasa lalu. Foto/REUTERS
A A A
ATLANTA - Gereja Baptis di Georgia, Amerika Serikat (AS) mengakui tersangka pembantaian 8 orang di tiga panti pijat beberapa hari lalu adalah anggotanya. Robert Aaron Long, 21, yang mengaku kecanduan seks telah menembak mati 8 orang, termasuk 6 wanita keturunan Asia.

Pihak gereja mengecam serangan yang dilakukan anggotanya itu itu sebagai pengkhianatan keji terhadap iman. Mereka menggambarkan delapan korban sebagai pihak yang tidak bersalah.



Long, 21, didakwa dengan delapan dakwaan pembunuhan dalam penembakan fatal hari Selasa terhadap empat orang di dua panti pijat di Atlanta dan empat orang lainnya di panti pijat di Cherokee County.

"Tindakan ekstrem dan jahat Long tidak lain adalah memberontak terhadap Tuhan kita yang Kudus dan Firman-Nya," bunyi pernyataan Crabapple First Baptist Church (Gereja Baptis Pertama Crabapple) di Milton, Georgia, seperti dikutip Reuters, Sabtu (20/3/2021).

Penyelidik mengatakan Long telah mengakui melakukan serangan itu, mengeklaim dia didorong oleh konflik internal atas apa yang dia gambarkan sebagai kecanduan seks, bukan permusuhan rasial terhadap orang Asia.

Tetapi amukan itu telah menimbulkan ketakutan di antara orang Asia-Amerika, yang melihat kejahatan itu sebagai bagian dari gelombang nasional dalam serangan bermotif rasial yang telah dipercepat dengan pandemi COVID-19.

Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris mengunjungi Atlanta kemarin untuk menawarkan dukungan kepada orang Asia-Amerika dan bertemu dengan para pemimpin komunitas Asia-Amerika dan Kepulauan Pasifik yang berkembang di kawasan itu.



Pihak berwenang menekankan bahwa mereka tidak mengesampingkan tuntutan terhadap Long dengan kejahatan rasial meskipun Long mengeklaim bahwa bias rasial bukanlah motivasinya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1789 seconds (0.1#10.140)