Drone-drone Houthi Serang Kilang Minyak Arab Saudi di Riyadh

Jum'at, 19 Maret 2021 - 23:19 WIB
loading...
Drone-drone Houthi Serang...
Drone-drone milik pemberontak Yaman, Houthi, menyerang kilang minyak Arab Saudi di Riyadh. Foto/Ilustrasi
A A A
RIYADH - Sejumlah drone menargetkan kilang minyak di Ibu Kota Arab Saudi , Riyadh, pada Jumat pagi. Serangan itu memicu kebakaran yang dapat dikendalikan, demikian dikatakan seorang pejabat Kementerian Energi Arab Saudi seperti dilaporkan kantor berita Saudi Press Agency (SPA).

Sumber itu juga mengatakan tidak ada korban luka yang dilaporkan, menambahkan bahwa serangan itu tidak mempengaruhi pasokan minyak maupun turunannya.

"Kerajaan menegaskan bahwa tindakan terorisme dan sabotase, yang berulang kali dilakukan terhadap instalasi vital dan warga sipil tidak menargetkan Kerajaan saja, tetapi lebih luas lagi keamanan dan stabilitas pasokan energi ke dunia, serta ekonomi global," kata sumber itu, menurut SPA, yang dikutip Al Arabiya, Jumat (19/3/2021).



Kelompok pemberontak Yaman, Houthi , mengklaim serangan tersebut. Kelompok tersebut menyatakan serangan itu dilakukan menggunakan enam drone seperti dikutip dari Al Araby.

Milisi Houthi Yaman secara teratur meluncurkan drone dan rudal ke Arab Saudi. Sebagian besar serangan itu berhasil dicegat Riyadh.

Pada 7 Maret, Koalisi Arab mengatakan rentetan drone dan rudal telah dicegat dalam perjalanan ke sejumlah sasaran termasuk tempat penyimpanan minyak di Ras Tanura, situs kilang dan fasilitas pemuatan minyak lepas pantai terbesar di dunia. Sebuah kompleks perumahan di Dhahran yang digunakan oleh perusahaan minyak Arab Saudi, Aramco, juga menjadi sasaran.



Beberapa serangan sebelumnya telah mengenai Bandara Internasional Abha, yang berjarak sekitar 120 kilometer dari perbatasan dengan Yaman.

Yaman dilanda kekerasan dan ketidakstabilan sejak 2014, ketika pemberontak Houthi menguasai sebagian besar negara, termasuk ibu kota Sanaa.

Koalisi Arab yang dipimpin Saudi bertujuan memulihkan pemerintah Yaman yang didukung internasional.

Perang di Yaman menyebabkan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia dengan hampir 80% atau sekitar 30 juta rakyatnya membutuhkan bantuan dan perlindungan kemanusiaan serta lebih dari 13 juta orang dalam bahaya kelaparan sampai mati.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2211 seconds (0.1#10.140)