Alasan Politik, Arab Saudi Tutup Sekolah Bahasa Turki
loading...
A
A
A
Ketegangan hubungan ini mencapai titik puncak dengan pembunuhan jurnalis Arab Saudi yang berbasis di Amerika Serikat (AS) Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul pada Oktober 2018. Setelah berbulan-bulan penyelidikan atas pembunuhan tersebut dan laporan PBB yang menyimpulkan bahwa agen Saudi membunuh Khashoggi di bawah komando langsung Putra Mahkota Mohammed bin Salman, Turki telah berulang kali menyerukan agar mereka yang bertanggung jawab diadili.
Akibatnya, kerajaan telah mendorong kampanye agar wisatawannya memboikot Turki melalui segala cara, termasuk pembelian produk, konsumsi makanan, penjualan properti, kesepakatan dengan perusahaan Turki, dan terutama pariwisata ke negara itu. Kampanye tersebut telah mengumpulkan dukungan di antara bangsawan dan tokoh Saudi. Kasus yang terkenal adalah ketika Gubernur Riyadh yang berpengaruh, Faisal bin Bandar menolak tawaran kopi Turki, memicu seruan untuk memboikot produk Turki.
Pada Agustus 2019, Kementerian Pendidikan Arab Saudi membuat serangkaian modifikasi pada buku sejarahnya, mengubah warisan Kekaisaran Ottoman dan menyebutnya sebagai "pendudukan".
Akibatnya, kerajaan telah mendorong kampanye agar wisatawannya memboikot Turki melalui segala cara, termasuk pembelian produk, konsumsi makanan, penjualan properti, kesepakatan dengan perusahaan Turki, dan terutama pariwisata ke negara itu. Kampanye tersebut telah mengumpulkan dukungan di antara bangsawan dan tokoh Saudi. Kasus yang terkenal adalah ketika Gubernur Riyadh yang berpengaruh, Faisal bin Bandar menolak tawaran kopi Turki, memicu seruan untuk memboikot produk Turki.
Pada Agustus 2019, Kementerian Pendidikan Arab Saudi membuat serangkaian modifikasi pada buku sejarahnya, mengubah warisan Kekaisaran Ottoman dan menyebutnya sebagai "pendudukan".
(ian)