Jet Tempur Su-57 Rusia Berpotensi Jadi Pemicu Baru Ketegangan Turki dan AS

Senin, 15 Maret 2021 - 07:15 WIB
loading...
A A A
Sejak Februari, FSMTC telah meningkatkan seruannya kepada Ankara untuk melanjutkan negosiasi atas Su-35 dan Su-57.



Rusia menawarkan versi ekspor jet tempur Su-57 kepada mitra strategis individu, yang dianggap sebagai generasi terbaru dari pesawat tempur siluman multi-peran Rusia.

Turki menjadi tertarik untuk membeli Su-35 Rusia atau Su-57 generasi kelima setelah dikeluarkan dari program jet tempur F-35 AS pada 2019. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meninjau Su-57 bersama mitranya dari Rusia Vladimir Putin pada 2019 selama sesi pameran penerbangan internasional yang diadakan di Moskow.

Menteri Industri dan Teknologi Turki Mustafa Varank baru-baru ini mengatakan bahwa Turki tidak akan ragu untuk berdiskusi dengan Rusia tentang pembelian Su-35 dan Su-57.

“Kami menentang pesawat negara X, kami menentang pesawat negara Y. Jika ada pesawat di Rusia untuk kebutuhan kami saat ini dan tidak akan sulit untuk memasukkannya ke dalam sistem kami dan mengoperasikannya, tentu saja kami bisa beli pesawat ini dari Rusia atau negara lain di Eropa,” katanya kepada Sputniknews pada 11 Maret.

"Ini adalah wacana serupa yang digunakan pejabat Turki pada akhir 2016 dan awal 2017 ketika masalah pengadaan S-400 mulai muncul," kata Caglar Kurc, seorang peneliti pertahanan dan angkatan bersenjata, kepada Arab News.

"Meskipun Varank tidak memiliki tanggung jawab resmi dalam keputusan pengadaan, saya pikir Turki kembali mencoba memanfaatkan kartu Rusia terhadap AS, sementara Rusia mungkin mencari penjualan lain," katanya. Namun, Kurc mengatakan saat ini posisi AS sangat jelas.

“Tidak ada pesan campur aduk seperti selama pemerintahan Trump. Lebih lanjut, pemerintahan Biden sudah mengisyaratkan bahwa hubungan Turki-Amerika akan lebih transaksional, artinya AS tidak akan malu untuk meningkatkan tekanan jika Turki terus menjalin kerjasama industri-militer yang signifikan dengan Rusia,” katanya.

Menurut Sezer, kebijakan luar negeri Turki baru-baru ini telah mengganggu pembuat kebijakan Rusia.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1773 seconds (0.1#10.140)