Keberadaannya Tidak Diketahui, AS Cari Tahu Nasib Aung San Suu Kyi

Sabtu, 13 Maret 2021 - 07:50 WIB
loading...
Keberadaannya Tidak...
AS masih mencoba untuk menghubungi Aung San Suu Kyi. Foto/BBC
A A A
WASHINGTON - Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan masih berupaya untuk menghubungi Aung San Suu Kyi dan tahanan sipil lainnya di Myanmar. Hal itu dilakukan setelah dua pejabat partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), yang dipimpin Suu Kyi, meninggal dalam tahanan militer selama seminggu terakhir.

Suu Kyi adalah penasihat negara Myanmar, kepala pemerintahan sipil, sebelum dia digulingkan dari kekuasaan dan ditahan oleh militer dalam kudeta 1 Februari lalu. Kemenangan besar Partai NLD-nya dalam pemilihan parlemen tahun lalu, mendorong militer untuk menuduh terjadinya kecurangan dan menggulingkannya dari kekuasaan.



"Kami memiliki permintaan luar biasa untuk berhubungan dengan penasihat negara yang tentu saja saat ini ditahan secara tidak adil oleh militer," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price kepada wartawan dalam jumpa pers.



"Kami terus secara konsisten menanyakan tentang kesehatan dan keselamatannya, serta kesehatan dan keselamatan semua pemimpin yang ditahan dan aktor masyarakat sipil dan kami bekerja melalui saluran yang tepat untuk melakukan kontak dengan mereka yang ditahan," ungkap Price seperti dikutip dari NBC, Sabtu (13/2/2021).

AS telah mencoba melakukan kontak dengan Suu Kyi sejak kudeta Februari lalu tetapi ditolak dengan kasar oleh militer Myanmar, yang telah menggunakan kekerasan yang meningkat terhadap para pengunjuk rasa dalam beberapa pekan terakhir.

Ada kekhawatiran yang berkembang tentang keselamatan Suu Kyi dan tahanan lainnya setelah dua anggota partainya meninggal selama seminggu terakhir setelah pasukan keamanan menahan mereka. Suu Kyi terakhir terlihat dalam sidang pengadilan tanggal 1 Maret. Tidak jelas di mana dia ditahan. Ada laporan ia ditahan di rumahnya sebelum dipindahkan ke lokasi yang dirahasiakan.

Sejak kudeta, lebih dari 70 warga sipil Myanmar telah terbunuh dan lebih dari 2.000 orang telah ditangkap, didakwa atau dihukum oleh rezim militer, menurut data yang dikumpulkan oleh Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik.

Pekan lalu, Departemen Perdagangan AS memberlakukan kontrol ekspor terhadap Kementerian Pertahanan dan Dalam Negeri Myanmar serta dua perusahaan yang terkait dengan militer. Washington mengancam akan memberikan sanksi lebih lanjut terhadap rezim militer jika tidak menghentikan tindakan keras tersebut.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Konvoi Ambulans Ditembaki,...
Konvoi Ambulans Ditembaki, Sentimen Anti-China Meningkat di Myanmar
Lebih dari 2.000 Orang...
Lebih dari 2.000 Orang Tewas akibat Gempa Myanmar, 700 Muslim Meninggal di Masjid
Jumlah Korban Tewas...
Jumlah Korban Tewas Gempa Myanmar-Thailand Melebihi 1.600 Orang
Gempa Myanmar Terjadi...
Gempa Myanmar Terjadi saat Salat Jumat, 50 Masjid Rusak, Lebih 1.000 Orang Tewas
USGS Prediksi Jumlah...
USGS Prediksi Jumlah Korban Tewas akibat Gempa Myanmar Lebih dari 10.000 Jiwa
Operasi Penyelamatan...
Operasi Penyelamatan Korban Gempa di Bangkok Berlanjut hingga Sabtu Pagi
Gempa 7,7 Skala Richter...
Gempa 7,7 Skala Richter Guncang Myanmar, Ini 3 Fakta tentang Sesar Sagaing
5 Cerita WNI Terjebak...
5 Cerita WNI Terjebak 18 Jam Mati Listrik di Spanyol: Enggak Ada yang Nyalain Lilin
Penyebab Spanyol Blackout...
Penyebab Spanyol Blackout Masih Misteri, Ini Dugaannya
Rekomendasi
Momen Kedatangan Jenderal...
Momen Kedatangan Jenderal Ahmad Yani ke Padang yang Bikin PRRI Hengkang
Daftar Usia dan Akun...
Daftar Usia dan Akun Instagram Pemain Drama Korea Weak Hero Class 2
Menteri PPPA Sebut Womens...
Menteri PPPA Sebut Women's Inspiration Awards 2025 Perayaan atas Kekuatan, Kecerdasan, dan Ketangguhan Perempuan Indonesia
Berita Terkini
Amnesty Tegaskan Israel...
Amnesty Tegaskan Israel Lakukan Genosida yang Disiarkan Langsung di Gaza
1 jam yang lalu
Trump Peringatkan Ukraina...
Trump Peringatkan Ukraina Bisa Runtuh dalam 3 Tahun Tanpa Kesepakatan Damai
2 jam yang lalu
13 Negara Gabung Proyek...
13 Negara Gabung Proyek Stasiun Bulan Rusia dan China, Ada Indonesia?
8 jam yang lalu
Guru Australia dan Indonesia...
Guru Australia dan Indonesia Perkuat Hubungan
9 jam yang lalu
Iran Ancam Netanyahu:...
Iran Ancam Netanyahu: Setiap Aksi Permusuhan akan Dibalas dengan Respons Menghancurkan
10 jam yang lalu
Angkatan Udara Rusia...
Angkatan Udara Rusia Tembak Jatuh Jet Tempur Su-27 Ukraina
11 jam yang lalu
Infografis
6 Pekan, Houthi Tembak...
6 Pekan, Houthi Tembak Jatuh 7 Drone AS Senilai Rp3,4 Triliun
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved