Brasil Catat Rekor Kematian COVID-19, Bolsonaro ke Warga: Berhenti Merengek!

Jum'at, 05 Maret 2021 - 22:26 WIB
loading...
Brasil Catat Rekor Kematian COVID-19, Bolsonaro ke Warga: Berhenti Merengek!
Presiden Brasil Jair Bolsonaro meminta warganya untuk berhenti merengek di tengah pandemi terburuk di dunia yang melanda negara itu. Foto/Ilustrasi/Unilad
A A A
BRASILIA - Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengatakan kepada warganya untuk berhenti merengek menghadapi pandemi COVID-19 . Ia pun mengkritik langkah-langkah untuk mengekang penyebaran virus tersebut meskipun ada lonjakan kasus dan kematian.

Pernyataan Bolsonaro ini muncul sehari setelah Brasil mencatat rekor kematian dalam 24 jam.

Negara di Amerika Selatan itu saat ini tengah menghadapi fase pandemi terburuk, meninggalkan sistem kesehatannya dalam krisis. Sebagai tanggapan, beberapa kota dan negara bagian telah memberlakukan pembatasan mereka sendiri.



Kementerian Kesehatan Brasil mengatakan lebih dari 260.000 orang telah meninggal akibat COVID-19, jumlah kematian pandemi tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat (AS).

Pada hari Kamis, angka kematian bertambah 1.699 kematian, sedikit menurun dari rekor pada hari Rabu yang mencapai 1.910. Sementara itu, 75.102 kasus virus Corona baru telah dilaporkan, rekor kenaikan harian tertinggi kedua.

Ledakan kasus telah dikaitkan dengan penyebaran varian virus yang sangat menular yang diduga berasal dari kota Manaus di Amazon.

Namun, Bolsonaro terus meremehkan ancaman yang ditimbulkan oleh virus tersebut.

"Berhentilah merengek. Berapa lama kamu akan terus menangis tentang itu?" ujar Bolsonaro di sebuah acara.



"Berapa lama lagi kamu akan tinggal di rumah dan menutup semuanya? Tidak ada yang tahan lagi. Kami menyesali kematian itu, lagi, tapi kami butuh solusi," imbuhnya seperti dikutip dari BBC, Jumat (5/3/2021).

Pernyataan Bolsonaro pun ditanggapi dengan kemarahan oleh gubernur Sao Paulo, Joao Doria, yang secara khusus mengecam penanganan pandemi oleh Bolsonaro.

Berbicara kepada BBC, Doria menyebut Presiden Bolsonaro "orang gila" karena menyerang gubernur dan walikota yang ingin membeli vaksin serta membantu negara untuk mengakhiri pandemi.

"Bagaimana kita bisa menghadapi masalah ini, melihat orang meninggal setiap hari? Sistem kesehatan di Brasil di ambang kehancuran," kata Doria.

Presiden Bolsonaro secara konsisten menentang tindakan karantina yang diberlakukan oleh gubernur, dengan alasan bahwa kerusakan tambahan pada ekonomi akan lebih buruk daripada efek virus itu sendiri.



"Sayangnya, saat ini, Brasil harus melawan dua virus: virus Corona dan virus Bolsonaro. Ini menyedihkan bagi warga Brasil," cetus Doria.

Khawatir akan memicu ledakan pasien di rumah sakit, walikota dan gubernur negara bagian di Brasil telah mengambil tindakan sendiri dalam beberapa hari terakhir.

Rio de Janeiro adalah kota terbaru yang mengumumkan penguncian sebagian, yang membatasi bar, restoran, dan pantai.

Langkah-langkah tersebut, yang akan berlaku selama satu minggu mulai pada hari Jumat waktu setempat, akan mengharuskan bar dan restoran tutup lebih awal dan menangguhkan aktivitas komersial di pantai terkenal di kota itu.

Langkah-langkah itu diambil setelah negara bagian Sao Paulo - terbesar di Brasil, dengan 46 juta orang - menyatakan situasi "kode merah", memerintahkan bisnis yang tidak penting ditutup selama dua minggu mulai Sabtu.



Gubernur negara bagian yang frustrasi mengumumkan pada hari Selasa bahwa mereka akan bergabung untuk membeli vaksin langsung dari produsen daripada menunggu pemerintah federal untuk mengirimkannya.

Brasil, negara yang paling parah terkena dampak COVID-19 di Amerika Latin, tertinggal dalam peluncuran vaksin.
(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0857 seconds (0.1#10.140)