Anggap Lakukan Intervensi, Rusia Bersumpah Balas Sanksi AS dan UE

Rabu, 03 Maret 2021 - 19:22 WIB
loading...
Anggap Lakukan Intervensi, Rusia Bersumpah Balas Sanksi AS dan UE
Disanksi AS dan UE atas peracunan tokoh oposisi Alexei Navalny, Rusia bersumpah akan balas dendam. Foto/Sputnik
A A A
MOSKOW - Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) menjatuhkan sanksi terhadap beberapa pejabat dan badan pemerintah Rusia atas pemenjaraan dan dugaan peracunan tokoh oposisi Alexei Navalny .

Menanggapi hal itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, sanksi baru terhadap Rusia yang baru-baru ini diberlakukan oleh AS dan UE adalah bentuk campur tangan dalam urusan dalam negeri Rusia. Ia menambahkan bahwa tuduhan yang dilontarkan ke Moskow tidak masuk akal.

"Ini tidak lain adalah campur tangan dalam urusan dalam negeri Rusia. Secara umum, kami hanya dapat mengungkapkan penyesalan kami, karena lawan kami menggunakan metode yang merusak hubungan bilateral kami," kata Peskov seperti dikutip dari Sputnik, Rabu (3/3/2021).



Ketika ditanya mengapa Barat memberlakukan sanksi yang ditargetkan alih-alih pembatasan terhadap bisnis besar atau hutang negara, juru bicara Kremlin mengatakan itu bukan tugasnya untuk menjelaskan motifnya.

"Kami percaya bahwa semua keputusan ini, baik yang ditargetkan maupun yang lain, tidak masuk akal dan sama sekali tidak berdasar. Yang paling penting adalah, keputusan itu tidak berpengaruh dan tidak masuk akal," ujar Peskov.

Dia mengecam pembatasan baru, yang diberlakukan oleh AS dan UE, sebagai sesuatu yang sama sekali tidak dapat diterima dan menyatakan keyakinannya bahwa langkah tersebut akan secara signifikan merusak hubungan yang sudah berada dalam keadaan menyedihkan.

Menurut Peskov, Rusia tidak akan meninggalkan prinsip timbal balik ketika menanggapi pembatasan baru yang diperkenalkan Barat atas kasus Navalny.

"Kami akan memberikan jawaban yang melayani kepentingan kami dengan cara terbaik. Tentu saja, kami akan tetap berpegang pada prinsip timbal balik. Kami tidak bisa meninggalkannya dalam hubungan internasional," kata Peskov kepada wartawan ketika ditanya apakah sanksi individu terhadap pejabat AS dan Eropa akan dilakukan oleh Rusia.



"Kami akan mengoordinasikan sanksi, dan instansi terkait akan memberikan penawaran kepada pimpinan. Setelah sanksi disetujui, kami akan menyerahkannya kepada lawan kami," jelas juru bicara Kremlin itu.

Peskov juga mengatakan bahwa klaim Washington tentang peran Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) dalam dugaan meracuni tokoh oposisi Navalny menjijikkan.

"Kasus pasien Berlin (Navalny) dikutip sebagai alasan untuk memperkenalkan pembatasan. Rekan AS mengatakan bahwa dia sangat mungkin diracuni, dan FSB berada di balik peracunan. Ini memalukan. Jika rekan Amerika kita memiliki beberapa argumen, beberapa argumen khusus, maka, mungkin, kolega Amerika kita harus berbagi argumen dengan kita untuk kepentingan menetapkan keadaan," ujarnya.

"Jika mereka dan kolega UE kita dengan sengaja menyembunyikan argumen dan bukti, ini berarti mereka sengaja menyembunyikan latar belakang sebenarnya dari hal ini," sambungnya.

"Cerita Berlin, atau mereka dengan sengaja menghalangi rekonstruksi kebenaran. Keduanya akan keterlaluan dan tidak dapat diterima," lanjut Peskov.



Sebelumnya, UE memasukkan daftar hitam beberapa entitas dan pejabat Rusia atas pemenjaraan dan dugaan peracunan vlogger oposisi Rusia Alexei Navalny pada Agustus 2020. Departemen Keuangan AS juga menjatuhkan sanksi terhadap 14 entitas, 13 di antaranya adalah perusahaan swasta, dan lembaga penelitian Rusia.
(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1641 seconds (0.1#10.140)