Sekjen PBB Desak Militer Myanmar Hentikan Tindakan Keras pada Demonstran

Senin, 22 Februari 2021 - 21:16 WIB
loading...
Sekjen PBB Desak Militer...
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mendesak militer Myanmar, yang merebut kekuasaan tiga minggu lalu, untuk menghentikan penindasan terhadap demonstran. Foto/REUTERS
A A A
NEW YORK - Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mendesak militer Myanmar, yang merebut kekuasaan tiga minggu lalu, untuk menghentikan penindasan. Guterres juga mendesak militer Myanmar membebaskan ratusan orang yang ditahan sejak kudeta.

Guterres, berbicara kepada Dewan HAM PBB mengatakan bahwa dia telah melihat adanya penurunan demokrasi dan meningkatnya kekerasan yang dilakukan militer di Myanmar. Dia menyebut, ini adalah pelanggaran serius terhadap HAM. Baca Juga: Tak Kenal Lelah Menolak Kudeta Militer, Ribuan Warga Myanmar Kembali Turun ke Jalan
"Kami melihat melemahnya demokrasi, penggunaan kekuatan brutal, penangkapan sewenang-wenang, penindasan dalam semua manifestasinya. Pembatasan ruang sipil. Serangan terhadap masyarakat sipil," ujarnya.

"Pelanggaran serius terhadap minoritas tanpa akuntabilitas, termasuk apa yang disebut pembersihan etnis dari populasi Rohingya. Daftarnya terus berlanjut," sambungnya.

Dia kemudian mendesak militer Myanmar untuk segera menghentikan tindakan keras dan mengembalikan demokrasi kepada masyarakat, dengan mematuhi hasil pemilihan umum.

"Saya menyerukan kepada militer Myanmar untuk segera menghentikan penindasan. Bebaskan para tahanan. Akhiri kekerasan. Hormati HAMdan kemauan rakyat yang diungkapkan dalam pemilihan baru-baru ini," tukasnya.
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Lebih dari 2.000 Orang...
Lebih dari 2.000 Orang Tewas akibat Gempa Myanmar, 700 Muslim Meninggal di Masjid
Jumlah Korban Tewas...
Jumlah Korban Tewas Gempa Myanmar-Thailand Melebihi 1.600 Orang
Gempa Myanmar Terjadi...
Gempa Myanmar Terjadi saat Salat Jumat, 50 Masjid Rusak, Lebih 1.000 Orang Tewas
USGS Prediksi Jumlah...
USGS Prediksi Jumlah Korban Tewas akibat Gempa Myanmar Lebih dari 10.000 Jiwa
Operasi Penyelamatan...
Operasi Penyelamatan Korban Gempa di Bangkok Berlanjut hingga Sabtu Pagi
Gempa 7,7 Skala Richter...
Gempa 7,7 Skala Richter Guncang Myanmar, Ini 3 Fakta tentang Sesar Sagaing
Korban Gempa Myanmar...
Korban Gempa Myanmar Bertambah, 144 Orang Tewas dan 730 Terluka
Pakistan Tutup Wilayah...
Pakistan Tutup Wilayah Udara untuk Maskapai India, Beri Peringatan Tentang Perjanjian Pembagian Air
Perbandingan Kekuatan...
Perbandingan Kekuatan Militer India vs Pakistan, Siapa Lebih Unggul?
Rekomendasi
Prodi Sains Komunikasi...
Prodi Sains Komunikasi MNC University Gelar Kuliah Praktisi Bersama Program Director Radio RDI
Teror Malam Keramat...
Teror 'Malam Keramat' Kini Bisa Ditonton Streaming, Eksklusif di VISION+
Program Makan Bergizi...
Program Makan Bergizi Gratis Landasan Menuju Indonesia Emas 2045
Berita Terkini
Mimpi WNI Aditya Harsono...
Mimpi WNI Aditya Harsono di AS Hancur: Ditangkap karena Coret Trailer, Terancam Dideportasi
43 menit yang lalu
Pembantaian 26 Turis...
Pembantaian 26 Turis Hindu di Kashmir: Korban Ditanya Hal Sensitif soal Agama sebelum Ditembak
2 jam yang lalu
Lagi Asyik Makan di...
Lagi Asyik Makan di Restoran Seoul, Dubes Israel Ketakutan Diteriaki Genosida oleh Aktivis
3 jam yang lalu
Lockheed Martin Janjikan...
Lockheed Martin Janjikan Jet Tempur Siluman F-35 Terbaru Menjadi Ferrari Terbang Rasa F-47
4 jam yang lalu
Di Ambang Perang, Ini...
Di Ambang Perang, Ini Perbandingan Kekuatan Militer India dan Pakistan
4 jam yang lalu
Pakistan Tutup Wilayah...
Pakistan Tutup Wilayah Udara untuk Pesawat India, Pertikaian Memanas karena Kashmir
5 jam yang lalu
Infografis
3.000 Warga Israel Desak...
3.000 Warga Israel Desak Dunia Jatuhkan Sanksi pada Israel
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved