Ukraina Peringati 7 Tahun Agresi Rusia dan Aneksasi Crimea oleh Moskow
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Kiev, melalui kedutaannya di Jakarta, memperingati tujuh tahun agresi bersenjata Rusia terhadap Ukraina , Sabtu (20/2/2021). Kiev juga memperingati aneksasi Crimea oleh Moskow.
“Tujuh tahun yang lalu, agresi bersenjata Rusia terhadap Ukraina dimulai, jatuhnya banyak korban jiwa, okupasi Republik Otonomi Crimea dan kota Sevastopol, serta beberapa area tertentu di wilayah Donetsk dan Luhansk,” kedutaan tersebut dalam pernyataan yang diterima SINDOnews.com.
Menurut Ukraina, Federasi Rusia semakin memperketat kontrolnya atas Crimea melalui upaya aneksasi, menekan perbedaan pendapat dan penindasan terhadap minoritas di Crimea.
“Meskipun banyak inisiatif Ukraina yang bertujuan untuk penyelesaian konflik secara damai, agresi bersenjata Rusia sedang berlangsung dan situasi terkini di wilayah yang diduduki sementara secara umum dapat dicirikan sebagai kemunduran di semua bidang,” lanjut Kedutaan Ukraina. “Rusia secara brutal melanggar hak-hak politik Tatar Crimea, penduduk asli Crimea.”
Data pemerintah Kiev menyebutkan, lebih dari 100 warga Ukraina tetap ditahan secara ilegal sebagai tahanan politik di Crimea dan Rusia. Kebanyakan dari mereka adalah Tatar Crimea.
Menurut Kiev, Federasi Rusia melakukan perubahan demografis secara paksa. Data resmi menyebutkan, sejak 2014 lebih dari 50.000 warga Ukraina harus meninggalkan Crimea.
“Dengan dalih epidemi COVID-19, Rusia membatasi kebebasan pergerakan penduduk Crimea dan kontak mereka dengan Ukraina,” kata kedutaan.
Rusia, sambung Kedutaan Ukraina, terus mengubah Crimea dan perairan sekitarnya menjadi pos militernya di wilayah Azov-Laut Hitam.
“Tujuh tahun yang lalu, agresi bersenjata Rusia terhadap Ukraina dimulai, jatuhnya banyak korban jiwa, okupasi Republik Otonomi Crimea dan kota Sevastopol, serta beberapa area tertentu di wilayah Donetsk dan Luhansk,” kedutaan tersebut dalam pernyataan yang diterima SINDOnews.com.
Menurut Ukraina, Federasi Rusia semakin memperketat kontrolnya atas Crimea melalui upaya aneksasi, menekan perbedaan pendapat dan penindasan terhadap minoritas di Crimea.
“Meskipun banyak inisiatif Ukraina yang bertujuan untuk penyelesaian konflik secara damai, agresi bersenjata Rusia sedang berlangsung dan situasi terkini di wilayah yang diduduki sementara secara umum dapat dicirikan sebagai kemunduran di semua bidang,” lanjut Kedutaan Ukraina. “Rusia secara brutal melanggar hak-hak politik Tatar Crimea, penduduk asli Crimea.”
Data pemerintah Kiev menyebutkan, lebih dari 100 warga Ukraina tetap ditahan secara ilegal sebagai tahanan politik di Crimea dan Rusia. Kebanyakan dari mereka adalah Tatar Crimea.
Menurut Kiev, Federasi Rusia melakukan perubahan demografis secara paksa. Data resmi menyebutkan, sejak 2014 lebih dari 50.000 warga Ukraina harus meninggalkan Crimea.
“Dengan dalih epidemi COVID-19, Rusia membatasi kebebasan pergerakan penduduk Crimea dan kontak mereka dengan Ukraina,” kata kedutaan.
Rusia, sambung Kedutaan Ukraina, terus mengubah Crimea dan perairan sekitarnya menjadi pos militernya di wilayah Azov-Laut Hitam.