Eks Penasihat Trump: Iran Adalah Ancaman Terbesar Komunitas Internasional
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Iran akan terus menjadi ancaman bagi komunitas internasional, dan akan menjadi kesalahan bagi Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk meringankan sanksi terhadap rezim Teheran. Hal itu diungkapkan mantan Penasihat Keamanan Nasional era Presiden Donald Trump, John Bolton.
Diplomat veteran AS tersebut memperingatkan Biden dan para pembantunya agar tidak mengulangi kesalahan pemerintahan Obama bahwa Iran adalah kekuatan besar di kawasan itu.
“Saya khawatir bahwa kecenderungan nyata dari kepresidenan Biden adalah mengulangi apa yang dipikirkan Obama, yaitu bahwa Iranlah yang merupakan kekuatan besar di kawasan itu, dan bahwa Iran yang pada akhirnya akan menjadi batu karang stabilitas di Timur Tengah,” kata Bolton.
“Saya pikir itu sepenuhnya kebalikan dari kebenaran,” imbuhnya, menambahkan bahwa itu tidak ada hubungannya dengan orang-orang Iran atau negara itu.
“Jadi, gagasan bahwa entah bagaimana Iran, di bawah rezimnya saat ini, dapat menjadi aktor yang bertanggung jawab di Timur Tengah, adalah salah arah," ujarnya seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat (19/2/2021).
Biden tidak merahasiakan niatnya untuk masuk kembali ke Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) yang ditandatangani di bawah pemerintahan Obama pada 2015.
Bolton adalah salah satu pendorong utama di balik meyakinkan mantan Presiden Donald Trump untuk menarik diri dari kesepakatan itu tiga tahun kemudian.
Kampanye tekanan maksimum pun terjadi, yang mencakup sanksi ekonomi yang keras terhadap Iran dan mereka yang mendukung rezim Teheran serta proksi-proksinya secara global.
Dan Bolton membela kebijakan pemerintahan Trump yang katanya menimbulkan rasa sakit "lebih" pada rezim Iran daripada yang diperkirakan orang.
“Kami diberitahu bahwa sanksi multilateral tidak dapat dilakukan, sanksi sepihak Amerika juga tidak dapat melakukannya. Tapi sanksi kita ternyata jauh lebih efektif daripada sanksi multilateral Dewan Keamanan PBB,” ujarnya.
Namun dia yakin AS tidak melangkah cukup jauh. "Kami tidak memberikan tekanan yang cukup," ucapnya.
Ditanya apa lagi yang bisa dilakukan untuk memaksa perubahan dalam perilaku rezim Teheran, Bolton mengatakan tujuannya harus memecah rezim.
"Ini tidak membutuhkan intervensi dari luar atau militer," katanya.
Mengenai masuk kembali ke JCPOA, Bolton yakin Biden dan timnya merasa jauh lebih sulit daripada yang diperkirakan karena perubahan perkembangan politik selama bertahun-tahun.
"Jika Biden memasukkan kembali kesepakatan itu dan ada ketidakpatuhan dari Iran, itu akan menjadi penyerahan total," kata Bolton.
“Tapi jangan salah, tujuannya tetap sama, dan itu kembali ke kesepakatan,” tukasnya.
Diplomat veteran AS tersebut memperingatkan Biden dan para pembantunya agar tidak mengulangi kesalahan pemerintahan Obama bahwa Iran adalah kekuatan besar di kawasan itu.
“Saya khawatir bahwa kecenderungan nyata dari kepresidenan Biden adalah mengulangi apa yang dipikirkan Obama, yaitu bahwa Iranlah yang merupakan kekuatan besar di kawasan itu, dan bahwa Iran yang pada akhirnya akan menjadi batu karang stabilitas di Timur Tengah,” kata Bolton.
“Saya pikir itu sepenuhnya kebalikan dari kebenaran,” imbuhnya, menambahkan bahwa itu tidak ada hubungannya dengan orang-orang Iran atau negara itu.
“Jadi, gagasan bahwa entah bagaimana Iran, di bawah rezimnya saat ini, dapat menjadi aktor yang bertanggung jawab di Timur Tengah, adalah salah arah," ujarnya seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat (19/2/2021).
Biden tidak merahasiakan niatnya untuk masuk kembali ke Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) yang ditandatangani di bawah pemerintahan Obama pada 2015.
Bolton adalah salah satu pendorong utama di balik meyakinkan mantan Presiden Donald Trump untuk menarik diri dari kesepakatan itu tiga tahun kemudian.
Kampanye tekanan maksimum pun terjadi, yang mencakup sanksi ekonomi yang keras terhadap Iran dan mereka yang mendukung rezim Teheran serta proksi-proksinya secara global.
Dan Bolton membela kebijakan pemerintahan Trump yang katanya menimbulkan rasa sakit "lebih" pada rezim Iran daripada yang diperkirakan orang.
“Kami diberitahu bahwa sanksi multilateral tidak dapat dilakukan, sanksi sepihak Amerika juga tidak dapat melakukannya. Tapi sanksi kita ternyata jauh lebih efektif daripada sanksi multilateral Dewan Keamanan PBB,” ujarnya.
Namun dia yakin AS tidak melangkah cukup jauh. "Kami tidak memberikan tekanan yang cukup," ucapnya.
Ditanya apa lagi yang bisa dilakukan untuk memaksa perubahan dalam perilaku rezim Teheran, Bolton mengatakan tujuannya harus memecah rezim.
"Ini tidak membutuhkan intervensi dari luar atau militer," katanya.
Mengenai masuk kembali ke JCPOA, Bolton yakin Biden dan timnya merasa jauh lebih sulit daripada yang diperkirakan karena perubahan perkembangan politik selama bertahun-tahun.
"Jika Biden memasukkan kembali kesepakatan itu dan ada ketidakpatuhan dari Iran, itu akan menjadi penyerahan total," kata Bolton.
“Tapi jangan salah, tujuannya tetap sama, dan itu kembali ke kesepakatan,” tukasnya.
(ian)