Parlemen Rusia Sebut Kegagalan Makzulkan Trump Sudah Bisa Diprediksi Sejak Awal

Senin, 15 Februari 2021 - 20:12 WIB
loading...
Parlemen Rusia Sebut...
Ketua Komite Urusan Luar Negeri Duma, Leonid Slutsky mengatakan, cukup dapat diprediksi bahwa upaya untuk mendakwa Donald Trump pada akhirnya akan gagal. Foto/REUTERS
A A A
MOSKOW - Ketua Komite Urusan Luar Negeri Duma, atau Majelis Rendah Parlemen Rusia , Leonid Slutsky mengatakan, cukup dapat diprediksi bahwa upaya untuk mendakwa Donald Trump pada akhirnya akan gagal. Tetapi, dia menyebut masyarakat Amerika Serikat (AS) masih terpecah.

"Kegagalan upaya kedua untuk mendakwa Trump cukup bisa diprediksi," kata Slutsky dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Tass pada Senin (15/2/2021).Baca juga: Putin Klaim Rusia Tangani Covid-19 Lebih Baik Dibanding AS dan Eropa

"Prosedur yang belum pernah terjadi sebelumnya ini berakar pada perselisihan antar-partai dan balas dendam yang belum terselesaikan dari Demokrat atas kekalahan Hillary Clinton pada tahun 2016 dan kerusuhan di Capitol Hill yang mereka coba untuk disalahkan pada Trump," sambungnya.

Tapi, jelasnya, itu juga menunjukkan bahwa perpecahan dalam masyarakat dan kemapanan politik Amerika masih ada. "Namun, tentu saja, ini adalah urusan dalam negeri AS," ujarnya.

Senat AS sendiri akhirnya membebaskan Trump darihukuman dalam sidang pemakzulan keduanya dalam satu tahun.Dari 100 anggota Senat, 57 mendukung untuk menghukum sang mantan presiden dan 43 memilih untuk membebaskannya.

Jumlah ini tidak sampai dari dua pertiga mayoritas yang diperlukan untuk menghukum Trump dengan tuduhan menghasut pemberontakan yang menewaskan lima orang, memaksa anggota parlemen untuk melarikan diri, dan menempatkan wakil presiden dalam bahaya saat mengawasi sertifikasi kemenangan pemilihan Joe Biden.

Trump menggambarkan persidangan pemakzulannya sebagai fase lain dalam perburuan penyihir yang sedang berlangsung. Hal itu diungkapkan Trump dalam sebuah surat yang diterbitkan NBC.

"Ini telah menjadi fase lain dari perburuan penyihir terbesar dalam sejarah negara kita. Tidak ada presiden yang pernah mengalami hal seperti itu," kata Trump. Baca juga: Trump Sebut Sidang Pemakzulannya sebagai Babak Baru 'Perburuan Penyihir'

"Ini adalah komentar yang menyedihkan di zaman kita, bahwa satu partai politik di Amerika diberikan izin bebas untuk merendahkan supremasi hukum, memfitnah penegakan hukum, menyemangati massa, memaafkan perusuh, dan mengubah keadilan menjadi alat pembalasan politik dan menganiaya, daftar hitam, batalkan, dan tekan semua orang dan sudut pandang dengan siapa atau yang tidak mereka setujui," tukasnya.
(esn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Putin Berharap Tak Gunakan...
Putin Berharap Tak Gunakan Senjata Nuklir di Ukraina, Ini Alasannya
Krisis Kepercayaan pada...
Krisis Kepercayaan pada F-35 AS Dorong Kebangkitan Eropa Kembangkan Jet Tempur Generasi Ke-6
Oposisi Jerman Desak...
Oposisi Jerman Desak NATO Diganti Aliasi Baru yang Libatkan Rusia dan AS
Donald Trump Unggah...
Donald Trump Unggah Gambar Dirinya sebagai Paus, Picu Kemarahan Katolik
Pertama Kali di Dunia,...
Pertama Kali di Dunia, Kapal Nirawak Ukraina Tembak Jatuh Jet Tempur Su-30 Flanker Rusia
Ini Respons Rusia setelah...
Ini Respons Rusia setelah Zelensky Ancam Pemimpin Dunia yang Hadiri Perayaan Hari Kemenangan di Moskow
Eropa Lepas Aset Beku...
Eropa Lepas Aset Beku Rusia Rp55,1 Triliun, Investor Barat Kecipratan
Partai Buruh Menangi...
Partai Buruh Menangi Pemilu, Anthony Albanese Kembali Menjabat Sebagai PM Australia
China Uji Coba Bom Hidrogen...
China Uji Coba Bom Hidrogen Hasilkan Suhu 1.000 Derajat Celsius, Jauh Lebih Dahsyat dari TNT
Rekomendasi
Desain Estetik dan Inovasi...
Desain Estetik dan Inovasi Teknometri Hadir dalam MIDO Multifort 8 Two Crowns
Prabowo Minta Garuda...
Prabowo Minta Garuda Indonesia Turunkan Lagi Biaya Penerbangan Haji: Kita Harus yang Termurah
Prabowo: Pemerintah...
Prabowo: Pemerintah Sekuat Tenaga Akan Turunkan Biaya Haji
Berita Terkini
Putin Berharap Tak Gunakan...
Putin Berharap Tak Gunakan Senjata Nuklir di Ukraina, Ini Alasannya
Kapan Manusia Mulai...
Kapan Manusia Mulai Berperang untuk Pertama Kalinya?
Berencana Melancarkan...
Berencana Melancarkan Teror di Inggris, 8 Orang yang Berafiliasi dengan Iran Ditangkap
Tembok Hijau China di...
Tembok Hijau China di Gurun Taklimakan: Ambisi Besar yang Sisakan Masalah Ekologis
Hanya Jadi Boneka, PM...
Hanya Jadi Boneka, PM Yaman Ahmed bin Mubarak Pilih Mundur
Politikus Muslim Ini...
Politikus Muslim Ini Ungkap Rahasia Kesuksesan Singapura
Infografis
Trump Frustrasi pada...
Trump Frustrasi pada Zelensky: Dia Bisa Kehilangan Ukraina
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved