Taiwan Gelar Simulasi Perang, Jawab Gertakan China
loading...
A
A
A
TAIPEI - Bersenjata dan siap terbang, jet Angkatan Udara Taiwan meraung ke langit dalam latihan untuk mensimulasikan skenario perang.
Taiwan hendak menunjukkan kesiapan tempur armadanya setelah puluhan pesawat tempur China terbang menusuk zona pertahanan udara pulau itu selama akhir pekan.
Taiwan diklaim China sebagai wilayahnya. Pulau itu berada dalam situasi genting sejak penerobosan besar-besaran oleh sejumlah pesawat tempur China dan pembom berkemampuan nuklir ke bagian barat daya zona identifikasi pertahanan udaranya pada Sabtu dan Minggu.
Aksi unjuk kekuatan China itu bertepatan dengan masuknya armada kapal induk Amerika Serikat (AS) di Laut Cina Selatan.
Lihat infografis: Transgender Kini Dapat Restu Biden untuk Berdinas di Militer
Pangkalan di kota selatan Tainan, rumah bagi F-CK-1 Ching-kuo Indigenous Defense Fighters (IDF), sering mengerahkan jet tempur untuk mencegat aksi Angkatan Udara China.
Lihat video: Bocah Diculik Guru Privatnya di Bandung
Di tempat penampungan yang kokoh, para kru penerbangan First Tactical Fighter Wing bergegas menyiapkan dua jet IDF saat bel alarm berbunyi.
Tujuannya satu yakni mengeluarkan sejumlah jet tempur dari darat dalam waktu lima menit setelah panggilan darurat.
Jet-jet itu dipersenjatai Sidewinders buatan AS dan rudal jelajah udara-ke-darat Wan Chien yang dikembangkan di Taiwan.
Kolonel Lee Ching-shi mengatakan jet-jet mereka biasanya membawa beberapa senjata, Sidewinders, dan rudal Sky Sword buatan Taiwan ketika merespons jet China.
Dengan kesiapan penuh, jet-jet Taiwan dapat merespons "kapan saja".
"Kami siap," ungkap dia dalam kunjungan Reuters yang diselenggarakan pemerintah ke pangkalan itu.
Dia menambahkan, "Kami tidak akan menyerahkan satu inci pun wilayah kami."
Empat jet IDF melakukan pendaratan formasi taktis dan latihan lepas landas berguling, menderu menjauh dari landasan.
China belum memberikan penjelasan publik tentang apa yang dilakukan pesawatnya pada akhir pekan.
Washington menanggapi dengan mendesak China berhenti menekan Taiwan dan menegaskan kembali komitmennya terhadap pulau demokrasi itu.
Angkatan Udara Taiwan terlatih dengan baik, tetapi memiliki pesawat tempur yang jauh lebih sedikit daripada China.
Taiwan juga semakin tertekan dengan mengerahkan jet tempurnya secara terus-menerus untuk menanggapi peningkatan aktivitas China di dekat pulau itu.
"Semua sayap berada di bawah tekanan yang cukup besar, tetapi selama Angkatan Udara ada di sini, kami akan bereaksi sesuai aturan kesiapan pertempuran," ungkap pilot Wang Chih-chan.
Taiwan hendak menunjukkan kesiapan tempur armadanya setelah puluhan pesawat tempur China terbang menusuk zona pertahanan udara pulau itu selama akhir pekan.
Taiwan diklaim China sebagai wilayahnya. Pulau itu berada dalam situasi genting sejak penerobosan besar-besaran oleh sejumlah pesawat tempur China dan pembom berkemampuan nuklir ke bagian barat daya zona identifikasi pertahanan udaranya pada Sabtu dan Minggu.
Aksi unjuk kekuatan China itu bertepatan dengan masuknya armada kapal induk Amerika Serikat (AS) di Laut Cina Selatan.
Lihat infografis: Transgender Kini Dapat Restu Biden untuk Berdinas di Militer
Pangkalan di kota selatan Tainan, rumah bagi F-CK-1 Ching-kuo Indigenous Defense Fighters (IDF), sering mengerahkan jet tempur untuk mencegat aksi Angkatan Udara China.
Lihat video: Bocah Diculik Guru Privatnya di Bandung
Di tempat penampungan yang kokoh, para kru penerbangan First Tactical Fighter Wing bergegas menyiapkan dua jet IDF saat bel alarm berbunyi.
Tujuannya satu yakni mengeluarkan sejumlah jet tempur dari darat dalam waktu lima menit setelah panggilan darurat.
Jet-jet itu dipersenjatai Sidewinders buatan AS dan rudal jelajah udara-ke-darat Wan Chien yang dikembangkan di Taiwan.
Kolonel Lee Ching-shi mengatakan jet-jet mereka biasanya membawa beberapa senjata, Sidewinders, dan rudal Sky Sword buatan Taiwan ketika merespons jet China.
Dengan kesiapan penuh, jet-jet Taiwan dapat merespons "kapan saja".
"Kami siap," ungkap dia dalam kunjungan Reuters yang diselenggarakan pemerintah ke pangkalan itu.
Dia menambahkan, "Kami tidak akan menyerahkan satu inci pun wilayah kami."
Empat jet IDF melakukan pendaratan formasi taktis dan latihan lepas landas berguling, menderu menjauh dari landasan.
China belum memberikan penjelasan publik tentang apa yang dilakukan pesawatnya pada akhir pekan.
Washington menanggapi dengan mendesak China berhenti menekan Taiwan dan menegaskan kembali komitmennya terhadap pulau demokrasi itu.
Angkatan Udara Taiwan terlatih dengan baik, tetapi memiliki pesawat tempur yang jauh lebih sedikit daripada China.
Taiwan juga semakin tertekan dengan mengerahkan jet tempurnya secara terus-menerus untuk menanggapi peningkatan aktivitas China di dekat pulau itu.
"Semua sayap berada di bawah tekanan yang cukup besar, tetapi selama Angkatan Udara ada di sini, kami akan bereaksi sesuai aturan kesiapan pertempuran," ungkap pilot Wang Chih-chan.
(sya)