Lagi, Iran Eksekusi Mati Seorang Pegulat
loading...
A
A
A
TEHERAN - Pihak berwenang Iran mengeksekusi mati seorang pegulat pada hari Senin atas tuduhan pembunuhan. Ini merupakan eksekusi kedua terhadap atlet gulat setelah September tahun lalu juara gulat Navid Afkari dieksekusi dan memicu kecaman internasional.
Mehdi Ali Hosseini, 30, dieksekusi mati di sebuah penjara di kota Dezful di provinsi Khuzestan barat daya. Asre Jonoob, pihak yang pertama kali melaporkan pelaksanaan hukuman mati terhadap pegulat tersebut yang dilansir Al Arabiya English, Selasa (26/1/2021).
Hosseini ditangkap pada 2015 dan didakwa melakukan pembunuhan. "Dia membunuh seorang anak (remaja) berusia 22 tahun dalam perampokan bersenjata," tulis kantor berita Fars pada Senin malam, mengutip pejabat pengadilan setempat.
Baca Juga: Iran Sambut Baik Kesiapan Arab Saudi Gelar Perundingan Bilateral
“Bertentangan dengan klaim palsu dari media pembangkang, Hosseini bukanlah pegulat," lanjut Fars, mengutip seorang pejabat gulat setempat.
Awal bulan ini, eksekusi Hosseini ditunda berkat kampanye untuk menyelamatkan hidupnya yang diikuti oleh beberapa pegulat profesional Iran, termasuk enam kali Juara Dunia Hamid Sourian.
Iran mengeksekusi pegulat juara berusia 27 tahun Navid Afkari pada September, yang menuai kecaman luas, termasuk dari Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Iran menuduh Afkari membunuh seorang penjaga keamanan selama protes anti-pemerintah pada tahun 2018—tuduhan yang ditolak pegulat yang dieksekusi dan keluarganya. Keluarganya menyatakan bahwa dia disiksa untuk membuat pengakuan palsu.
Seperti eksekusi terhadap Afkari, eksekusi terhadap Hosseini juga telah memicu protes dari publik Iran di media sosial, di mana beberapa kritikus rezim meminta Komite Olimpiade Internasional untuk melarang Iran mengikuti kompetisi.
Pada tahun 2020, Iran mengeksekusi setidaknya 236 warga negara, dan 95 lainnya dijatuhi hukuman mati. Data ini berasal dari Human Rights Activists News Agency (HRANA), sebuah situs berita yang dijalankan oleh kolektif pembela hak asasi manusia Iran.
Mehdi Ali Hosseini, 30, dieksekusi mati di sebuah penjara di kota Dezful di provinsi Khuzestan barat daya. Asre Jonoob, pihak yang pertama kali melaporkan pelaksanaan hukuman mati terhadap pegulat tersebut yang dilansir Al Arabiya English, Selasa (26/1/2021).
Hosseini ditangkap pada 2015 dan didakwa melakukan pembunuhan. "Dia membunuh seorang anak (remaja) berusia 22 tahun dalam perampokan bersenjata," tulis kantor berita Fars pada Senin malam, mengutip pejabat pengadilan setempat.
Baca Juga: Iran Sambut Baik Kesiapan Arab Saudi Gelar Perundingan Bilateral
“Bertentangan dengan klaim palsu dari media pembangkang, Hosseini bukanlah pegulat," lanjut Fars, mengutip seorang pejabat gulat setempat.
Awal bulan ini, eksekusi Hosseini ditunda berkat kampanye untuk menyelamatkan hidupnya yang diikuti oleh beberapa pegulat profesional Iran, termasuk enam kali Juara Dunia Hamid Sourian.
Iran mengeksekusi pegulat juara berusia 27 tahun Navid Afkari pada September, yang menuai kecaman luas, termasuk dari Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Iran menuduh Afkari membunuh seorang penjaga keamanan selama protes anti-pemerintah pada tahun 2018—tuduhan yang ditolak pegulat yang dieksekusi dan keluarganya. Keluarganya menyatakan bahwa dia disiksa untuk membuat pengakuan palsu.
Seperti eksekusi terhadap Afkari, eksekusi terhadap Hosseini juga telah memicu protes dari publik Iran di media sosial, di mana beberapa kritikus rezim meminta Komite Olimpiade Internasional untuk melarang Iran mengikuti kompetisi.
Pada tahun 2020, Iran mengeksekusi setidaknya 236 warga negara, dan 95 lainnya dijatuhi hukuman mati. Data ini berasal dari Human Rights Activists News Agency (HRANA), sebuah situs berita yang dijalankan oleh kolektif pembela hak asasi manusia Iran.
(min)