Sejumlah Penyintas Covid-19 Dihantui Kehilangan Indra Penciuman dan Pengecap

Minggu, 24 Januari 2021 - 23:00 WIB
loading...
Sejumlah Penyintas Covid-19 Dihantui Kehilangan Indra Penciuman dan Pengecap
Ilustrasi
A A A
NEW YORK - Hingga Maret tahun lalu, Katherine Hansen memiliki indra penciuman yang tajam. Dia dapat menciptakan kembali hampir semua hidangan restoran di rumah tanpa resep, hanya dengan mengingat aroma dan rasanya.

Kemudian virus Corona tiba. Salah satu gejala pertama yang Hansen alami adalah hilangnya penciuman, lalu rasa. Hansen masih belum bisa mencicipi makanan dan mengatakan dia bahkan tidak bisa mentolerir mengunyahnya. Sekarang dia hidup dengan sup dan shake.



"Saya seperti seseorang yang kehilangan penglihatannya sebagai orang dewasa. Mereka tahu seperti apa bentuknya. Saya tahu bagaimana rasanya, tapi saya tidak bisa sampai di sana," ucapnya, seperti dilansir Channel News Asia.

Indera penciuman yang berkurang, yang disebut anosmia , telah muncul sebagai salah satu gejala Covid-19. Ini adalah gejala pertama untuk beberapa pasien, dan terkadang satu-satunya. Ini seringkali disertai dengan ketidakmampuan untuk mengecap. Anosmia terjadi secara tiba-tiba dan secara dramatis pada pasien ini, hampir seperti tombol telah dibalik.

Sebagian besar pasien mendapatkan kembali indra penciuman dan pengecapan setelah pulih dari Covid-19, biasanya dalam beberapa minggu. Tetapi pada sebagian kecil pasien seperti Hansen, dampaknya terus berlanjut dan dokter tidak dapat mengatakan kapan atau apakah indra tersebut akan kembali.



Para ilmuwan hanya tahu sedikit tentang bagaimana virus menyebabkan anosmia persisten atau cara menyembuhkannya. Tetapi, kasus menumpuk ketika Covid-19 melanda di seluruh dunia dan beberapa ahli khawatir bahwa pandemi dapat membuat sejumlah besar orang kehilangan indra penciuman dan rasa secara permanen.

“Banyak orang telah melakukan penelitian penciuman selama beberapa dekade dan mendapatkan sedikit perhatian. Covid-19 hanya membalikkan bidang itu,” kata Dolores Malaspina, profesor psikiatri, ilmu saraf, genetika dan genomik di Icahn School of Medicine di Mount Sinai di New York.

Bau sangat erat kaitannya dengan rasa dan nafsu makan, dan anosmia sering kali merampas kenikmatan makan. Tetapi, ketidakhadiran yang tiba-tiba juga dapat berdampak besar pada suasana hati dan kualitas hidup.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2429 seconds (0.1#10.140)