Wanita Iran Pengacara HAM Dijebloskan Lagi ke Penjara yang Terkenal Kejam
loading...
A
A
A
TEHERAN - Nasrin Sotoudeh, 57, pengacara hak asasi manusia (HAM) terkemuka Iran , dijebloskan lagi ke penjara yang terkenal kejam pekan ini setelah dibebaskan sementara karena masalah kesehatan.
Sotoudeh ditahan lagi ke penjara Qarchak beberapa hari setelah dia menjalani angiogram di sebuah rumah sakit di Teheran.
“Sayangnya, kondisi tahanan di Iran menyedihkan, dan tahanan dengan masalah fisik dan penyakit menjadi lebih buruk,” tulis suaminya, Reza Khandan, di Twitter, hari Jumat (22/1/2021) seperti dikutip Al Arabiya English.
Sotoudeh, pemenang hadiah Sakharov Parlemen Eropa, ditangkap pada tahun 2018 atas tuduhan spionase, menyebarkan propaganda, dan menghina pemimpin tertinggi Iran. Dia menyangkal semua tuduhan.
Pada 2019, Sotoudeh dijatuhi hukuman 38 tahun penjara dan 148 cambukan.
September lalu, Sotoudeh mengakhiri aksi mogok makan selama 46 hari untuk memprotes risiko yang dihadapi para tahanan politik di Iran di tengah pandemi virus corona karena kesehatan yang memburuk.
Protes pecah di beberapa penjara Iran pada akhir Maret karena kekhawatiran tentang penyebaran virus corona di penjara.
Menurut kelompok HAM Amnesty International, sekitar 36 tahanan diyakini telah dibunuh oleh pasukan keamanan selama protes.
Sotoudeh ditahan lagi ke penjara Qarchak beberapa hari setelah dia menjalani angiogram di sebuah rumah sakit di Teheran.
“Sayangnya, kondisi tahanan di Iran menyedihkan, dan tahanan dengan masalah fisik dan penyakit menjadi lebih buruk,” tulis suaminya, Reza Khandan, di Twitter, hari Jumat (22/1/2021) seperti dikutip Al Arabiya English.
Sotoudeh, pemenang hadiah Sakharov Parlemen Eropa, ditangkap pada tahun 2018 atas tuduhan spionase, menyebarkan propaganda, dan menghina pemimpin tertinggi Iran. Dia menyangkal semua tuduhan.
Pada 2019, Sotoudeh dijatuhi hukuman 38 tahun penjara dan 148 cambukan.
September lalu, Sotoudeh mengakhiri aksi mogok makan selama 46 hari untuk memprotes risiko yang dihadapi para tahanan politik di Iran di tengah pandemi virus corona karena kesehatan yang memburuk.
Protes pecah di beberapa penjara Iran pada akhir Maret karena kekhawatiran tentang penyebaran virus corona di penjara.
Menurut kelompok HAM Amnesty International, sekitar 36 tahanan diyakini telah dibunuh oleh pasukan keamanan selama protes.
(min)