Mengejutkan, Pentagon Tak Akan Gelar Upacara Perpisahan untuk Trump
loading...

Presiden Amerika Serikat Donald John Trump. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Pentagon secara mengejutkan melanggar tradisi Amerika Serikat (AS) karena tidak akan menjadi tuan rumah upacara Perpisahan Angkatan Bersenjata kepada Presiden Donald John Trump .
Mengutip laporan Defense One yang dilansir Radio.com, Senin (18/1/2021), langkah Pentagon ini memalukan, tapi bukan kejutan.
Baca juga: AS Terancam Perang Saudara Jelang Pelantikan Joe Biden
Presiden Trump akan meninggalkan kantor dengan malu, satu minggu setelah DPR AS memilih akan memakzulkannya untuk kedua kalinya. Dua minggu lalu, para pendukung garis keras Trump menyerbu Gedung Capitol AS saat Kongres mengesahkan kemenangan Presiden terpilih Joe Biden. Amuk massa ini menyebabkan lima orang tewas, termasuk seorang petugas polisi Capitol.
Baca juga : Waduh! Cadangan Minyak RI Bisa Habis 9,5 Tahun Lagi
Pada Rabu pekan lalu, Gedung Putih mengumumkan bahwa pada akhir pekan ini Wakil Presiden Mike Pence akan menyampaikan sambutan kepada para pelaut Amerika tentang pencapaian kebijakan luar negeri bersejarah pemerintahan Trump di Naval Air Station Lemoore dan kemudian kepada Divisi Gunung ke-10, di Fort Drum, New York.
Baca juga : Tingkatan Iman Manusia, Di Mana Posisi Kita?
Dua pejabat senior pertahanan mengonfirmasi kepada Defense One pada hari Kamis pekan lalu bahwa tidak ada upacara perpisahan militer yang direncanakan untuk panglima tertinggi, yakni Presiden Donald Trump.
Baca juga: Jelang Pelantikan Biden, Toko Senjata Seluruh AS Kewalahan Penuhi Permintaan
Laporan media tersebut memaklumi keputusan Pentagon. Alasannya, Trump telah menggunakan militer sebagai penyangga politik sejak hari-hari pertamanya menjabat, mulai dari penandatanganan topi MAGA (Make America Great Again) untuk pasukan hingga memberikan pidato yang dipicu partisan di jantung Pentagon. Tentara, pelaut, penerbang, dan Marinir Amerika telah cukup lama waspada atas kata-kata kasar Trump.
Mengutip laporan Defense One yang dilansir Radio.com, Senin (18/1/2021), langkah Pentagon ini memalukan, tapi bukan kejutan.
Baca juga: AS Terancam Perang Saudara Jelang Pelantikan Joe Biden
Presiden Trump akan meninggalkan kantor dengan malu, satu minggu setelah DPR AS memilih akan memakzulkannya untuk kedua kalinya. Dua minggu lalu, para pendukung garis keras Trump menyerbu Gedung Capitol AS saat Kongres mengesahkan kemenangan Presiden terpilih Joe Biden. Amuk massa ini menyebabkan lima orang tewas, termasuk seorang petugas polisi Capitol.
Baca juga : Waduh! Cadangan Minyak RI Bisa Habis 9,5 Tahun Lagi
Pada Rabu pekan lalu, Gedung Putih mengumumkan bahwa pada akhir pekan ini Wakil Presiden Mike Pence akan menyampaikan sambutan kepada para pelaut Amerika tentang pencapaian kebijakan luar negeri bersejarah pemerintahan Trump di Naval Air Station Lemoore dan kemudian kepada Divisi Gunung ke-10, di Fort Drum, New York.
Baca juga : Tingkatan Iman Manusia, Di Mana Posisi Kita?
Dua pejabat senior pertahanan mengonfirmasi kepada Defense One pada hari Kamis pekan lalu bahwa tidak ada upacara perpisahan militer yang direncanakan untuk panglima tertinggi, yakni Presiden Donald Trump.
Baca juga: Jelang Pelantikan Biden, Toko Senjata Seluruh AS Kewalahan Penuhi Permintaan
Laporan media tersebut memaklumi keputusan Pentagon. Alasannya, Trump telah menggunakan militer sebagai penyangga politik sejak hari-hari pertamanya menjabat, mulai dari penandatanganan topi MAGA (Make America Great Again) untuk pasukan hingga memberikan pidato yang dipicu partisan di jantung Pentagon. Tentara, pelaut, penerbang, dan Marinir Amerika telah cukup lama waspada atas kata-kata kasar Trump.