Washington Tutup Stasiun Kereta, Delta Larang Penumpang Bawa Senjata Api

Jum'at, 15 Januari 2021 - 17:20 WIB
loading...
Washington Tutup Stasiun...
Pagar pengaman mengelilingi gedung US Capitol di Washington, AS. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Otoritas Washington meningkatkan keamanan menjelang pelantikan Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Joe Biden .

Kekerasan politik diperkirakan meningkat menjelang dan setelah pelantikan Biden pada 20 Januari.

Maskapai Delta, Alaska, American, dan United Airlines mengumumkan mereka tidak akan mengizinkan para pelancong yang terbang ke bandara wilayah Washington membawa senjata api pada penerbangannya sebelum pelantikan Biden.

CEO Delta Ed Bastian mengatakan kepada CNBC bahwa maskapai penerbangannya telah menempatkan sejumlah penumpang pada daftar larangan terbang karena keterlibatan mereka dalam berbagai insiden yang mengganggu, misalnya, menargetkan Senator AS dari Partai Republik Mitt Romney.



Layanan kereta nasional Amtrak juga akan meningkatkan langkah-langkah keamanan, termasuk penempatan petugas polisi tambahan di kereta.

Lihat Infografis: Fakta-Fakta Pemakzulan Presiden AS Donald Trump

Tindakan tersebut menyusul penyerbuan US Capitol pekan lalu oleh para pendukung Presiden Donald Trump dan berbagai gangguan pada penerbangan dan di bandara.

Lihat Video: Sejak Dibuka, TPU Srengseng Sawah Sudah Menerima 61 Jenazah Covid-19

Para pejabat telah memperingatkan rencana protes bersenjata di Washington dan seluruh 50 negara bagian.



Dalam penampilan publik pertamanya sejak serbuan US Capitol pada 6 Januari, Wakil Presiden Mike Pence mengatakan, “Kami akan memastikan bahwa kami memiliki pelantikan yang aman dan bahwa Presiden terpilih Joe Biden, Wakil Presiden terpilih Kamala Harris dilantik sebagai presiden dan wakil presiden baru."

Direktur FBI Christopher Wray mengatakan, "Saya prihatin tentang potensi kekerasan di berbagai protes dan demonstrasi yang direncanakan di DC dan di gedung-gedung DPR negara bagian di penjuru negeri."

Biden telah meminta Lisa Monaco, pilihannya untuk wakil jaksa agung dan mantan penasihat kontra-terorisme Presiden Barack Obama, untuk menjabat sebagai penasihat keamanan dalam negeri sementara menjelang pelantikan.

Di Washington, perimeter berupa pagar tinggi yang mengelilingi US Capitol diperluas hingga mencakup Mahkamah Agung AS dan Perpustakaan Kongres.

Jalan-jalan terdekat ditutup. Beberapa bisnis mengatakan mereka akan tutup pekan depan.

Agen transportasi umum kota akan menutup stasiun metro tertentu dan mengubah rute jalur bus dari Jumat hingga 21 Januari.

National Park Service mengatakan keputusan belum dibuat tentang apakah akan menutup National Mall dari Capitol ke Lincoln Memorial.

Layanan taman menutup Monumen Washington untuk tur dan Walikota Muriel Bowser meminta pengunjung menjauh dari kota.

Petugas penegak hukum telah memperingatkan potensi kekerasan di luar ibu kota AS.

Di Ohio, Gubernur Mike DeWine mengatakan gedung negara bagian dan kantor negara bagian di pusat kota Columbus akan ditutup dari Minggu hingga Rabu.

Mary McCord, kepala divisi keamanan nasional Departemen Kehakiman di bawah mantan Presiden Barack Obama, memperingatkan ancaman itu bisa tetap berlanjut setelah pelantikan Biden.

“Anda akan melihat peningkatan aktivitas dan perencanaan serta ancaman ekstremis. Jadi menurut saya masalah ini tidak akan hilang dengan presiden ini meninggalkan Gedung Putih," ujar McCord.

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS pada Rabu memakzulkan Trump atas tuduhan penghasutan setelah para pendukungnya mengamuk di US Capitol, menyebabkan lima orang tewas.

Serbuan itu terjadi setelah pidato Trump yang mengulangi klaim bahwa Biden mengalahkannya dalam pemilu karena kecurangan yang meluas.

Otoritas federal telah menangkap lusinan orang sebagai bagian dari penyelidikan atas serangan US Capitol.

Seorang pejabat Kongres mengatakan Komite Intelijen Senat akan menyelidiki berbagai lembaga intelijen sebelum serangan itu terjadi, saat Demokrat mengambil kendali Senat.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1508 seconds (0.1#10.140)