Inggris-Maroko Ingin Bangun Terowongan Penghubung Eropa dan Afrika
loading...
A
A
A
LONDON - Inggris dan Maroko sedang mempertimbangkan rencana menghidupkan kembali proyek yang telah berusia puluhan tahun untuk terowongan penghubung Eropa dan Afrika.
Terowongan itu dirancang menghubungkan Teritori Seberang Laut Britania di Gibraltar ke kota Tangier di Maroko utara.
Proyek tersebut muncul kembali pasca-Brexit karena kabinet Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson mencari peluang dan hubungan perdagangan baru.
"London telah dengan serius memulai mempelajari proyek yang akan menghubungkan Eropa ke Afrika," ungkap laporan Arab Weekly.
Dalam wawancara dengan Espanol tahun lalu, mantan Duta Besar Inggris di Rabat, Thomas Riley, mengatakan ada banyak peluang untuk mengembangkan hubungan antara Maroko dan Gibraltar.
Terowongan sepanjang 30 kilometer itu bisa jadi mirip dengan Eurotunnel yang menghubungkan Inggris ke Prancis.
Lihat infografis: Massa Pro-Trump Siapkan Pemberontakan Jelang Pelantikan Biden
Jika rencana tersebut berjalan, ini akan mengganti proyek terowongan Spanyol-Maroko yang dibicarakan selama hampir 40 tahun, meski proposal pertama telah diajukan sejak akhir 1800-an.
Terowongan itu dirancang menghubungkan Teritori Seberang Laut Britania di Gibraltar ke kota Tangier di Maroko utara.
Proyek tersebut muncul kembali pasca-Brexit karena kabinet Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson mencari peluang dan hubungan perdagangan baru.
"London telah dengan serius memulai mempelajari proyek yang akan menghubungkan Eropa ke Afrika," ungkap laporan Arab Weekly.
Dalam wawancara dengan Espanol tahun lalu, mantan Duta Besar Inggris di Rabat, Thomas Riley, mengatakan ada banyak peluang untuk mengembangkan hubungan antara Maroko dan Gibraltar.
Terowongan sepanjang 30 kilometer itu bisa jadi mirip dengan Eurotunnel yang menghubungkan Inggris ke Prancis.
Lihat infografis: Massa Pro-Trump Siapkan Pemberontakan Jelang Pelantikan Biden
Jika rencana tersebut berjalan, ini akan mengganti proyek terowongan Spanyol-Maroko yang dibicarakan selama hampir 40 tahun, meski proposal pertama telah diajukan sejak akhir 1800-an.