Tolak Hasil Pilpres, Trump Umumkan Demonstrasi Besar-besaran 6 Januari
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terus menolak untuk menyerah kalah dari Joe Biden yang berdasarkan suara populer dan Electoral College telah memenangkan kursi di Gedung Putih. Trump terus menentang hasil pemilihan presiden (pilpres) di pengadilan sambil mengklaim adanya penipuan besar-besaran dalam pemilu.
(Baca juga : Kecelakaan Pesawat Tahun 2020 Turun, tapi Kematian Lebih Banyak )
Terbaru, Trump mengumumkan aksi unjuk rasa "Hentikan Pencurian" di Washington pada 6 Januari mendatang. Aksi demonstrasi itu bertepatan dengan sidang bersama di Kongres AS untuk mengesahkan hasil pilpres .
(Baca juga : Jurnalis Afghanistan Ditembak Mati dalam Penyergapan Mobil )
Trump pertama kali menyinggung aksi protes 6 Januari pada cuitannya pada 19 Desember lalu. Saat itu ia mengatakan tentang aksi demonstrasi besar-besaran yang akan datang di Washington dan mendesak para pengikutnya untuk menghadirinya. Ia bahkan menambahkan bahwa aksi protes itu akan liar.
Namun, tweet itu kemudian dihapus tak lama setelah ia mempostingnya. Setelah tweet awal dihapus, Trump memposting yang identik beberapa menit kemudian.
Mengumumkan aksi protes pada 6 Januari, Trump dalam tweetnya memposting bahwa sejumlah besar bukti akan disajikan pada hari itu, menggandakan klaimnya bahwa dia telah memenangi pilpres.
"Sejumlah besar bukti akan disajikan pada tanggal 6. Kami menang, BESAR!," kata Trump dalam tweetnya.
Trump, bersama dengan beberapa sekutu Partai Republik, telah memprotes hasil pemilu. Mereka mengklaim telah terjadi penipuan besar-besaran selama pemilu dan menjuluki Joe Biden, yang menerima mayoritas suara populer dan suara dari Electoral College, "presiden palsu."(Baca juga: Trump Serukan Pembentukan Penasihat Khusus Selidiki Kecurangan Pemilu AS )
(Baca juga : Kecelakaan Pesawat Tahun 2020 Turun, tapi Kematian Lebih Banyak )
Terbaru, Trump mengumumkan aksi unjuk rasa "Hentikan Pencurian" di Washington pada 6 Januari mendatang. Aksi demonstrasi itu bertepatan dengan sidang bersama di Kongres AS untuk mengesahkan hasil pilpres .
(Baca juga : Jurnalis Afghanistan Ditembak Mati dalam Penyergapan Mobil )
Trump pertama kali menyinggung aksi protes 6 Januari pada cuitannya pada 19 Desember lalu. Saat itu ia mengatakan tentang aksi demonstrasi besar-besaran yang akan datang di Washington dan mendesak para pengikutnya untuk menghadirinya. Ia bahkan menambahkan bahwa aksi protes itu akan liar.
Namun, tweet itu kemudian dihapus tak lama setelah ia mempostingnya. Setelah tweet awal dihapus, Trump memposting yang identik beberapa menit kemudian.
Mengumumkan aksi protes pada 6 Januari, Trump dalam tweetnya memposting bahwa sejumlah besar bukti akan disajikan pada hari itu, menggandakan klaimnya bahwa dia telah memenangi pilpres.
"Sejumlah besar bukti akan disajikan pada tanggal 6. Kami menang, BESAR!," kata Trump dalam tweetnya.
Trump, bersama dengan beberapa sekutu Partai Republik, telah memprotes hasil pemilu. Mereka mengklaim telah terjadi penipuan besar-besaran selama pemilu dan menjuluki Joe Biden, yang menerima mayoritas suara populer dan suara dari Electoral College, "presiden palsu."(Baca juga: Trump Serukan Pembentukan Penasihat Khusus Selidiki Kecurangan Pemilu AS )