Sedikitnya 7 Orang Tewas Akibat Gempa Bumi di Kroasia
loading...
A
A
A
PETRINJA - Gempa bumi dahsyat yang melanda Kroasia menghancurkan bangunan dan menewaskan sedikitnya tujuh orang di barat daya ibu kota, Zagreb. Peristiwa ini membuat sejumlah warga meninggalkan daerahnya atau membuat mereka takut untuk tidur di dalam ruangan saat tim darurat mencari mereka yang masih hilang pada malam hari.
Pusat Seismologi Mediterania Eropa mengatakan gempa berkekuatan 6,3 skala Richter melanda 28 mil tenggara Zagreb sebelum 12:20 siang waktu setempat. Gempa ini menyebabkan kerusakan yang meluas di kota Petrinja yang paling terpukul. Sebelumnya, daerah yang sama dilanda gempa berkekuatan 5,2 SR pada hari Senin lalu.(Baca juga: Gempa Bumi 5,2 Skala Richter Guncang Kroasia Tengah )
Para pejabat mengatakan seorang gadis berusia 12 tahun meninggal di Petrinja, sebuah kota berpenduduk sekitar 25.000 orang. Enam orang lainnya tewas di desa-desa yang hampir hancur di dekat kota itu, menurut televisi pemerintah HRT. Sedikitnya 26 orang dirawat di rumah sakit, enam dengan luka serius, kata para pejabat, menambahkan bahwa lebih banyak orang masih belum ditemukan.
Di Petrinja, tangisan bisa terdengar dari bawah rumah yang hancur. Seorang wanita ditemukan masih hidup sekitar empat jam setelah gempa. Tim darurat menggunakan anjing penyelamat untuk mencari korban yang selamat, sementara anggota keluarga terlihat putus asa.
Petugas pemadam kebakaran bekerja untuk menghilangkan puing-puing dari bangunan runtuh yang menimpa mobil. Seorang pria dan seorang anak kecil akhirnya diselamatkan dari kendaraan dan dibawa ke ambulans.
Kota itu dibiarkan tanpa listrik atau air yang mengalir ketika para pejabat bergegas untuk mendirikan akomodasi sementara bagi semua warga yang mengungsi. Warga yang takut gempa bumi tampak bersiap untuk bermalam di luar rumah mereka.
“Kota saya telah hancur total. Kami memiliki anak-anak yang meninggal,” kata Walikota Petrinja Darinko Dumbovic dalam pernyataan yang disiarkan oleh HRT. (Baca juga: Bocah 12 Tahun Jadi Korban Gempa Kroasia )
"Ini seperti Hiroshima - separuh kota sudah tidak ada lagi," imbuhnya seperti dikutip dari NBC, Rabu (30/12/2020).
Seorang penduduk Petrinja Marica Pavlovic mengatakan gempa itu terasa "lebih buruk daripada perang."
Pusat Seismologi Mediterania Eropa mengatakan gempa berkekuatan 6,3 skala Richter melanda 28 mil tenggara Zagreb sebelum 12:20 siang waktu setempat. Gempa ini menyebabkan kerusakan yang meluas di kota Petrinja yang paling terpukul. Sebelumnya, daerah yang sama dilanda gempa berkekuatan 5,2 SR pada hari Senin lalu.(Baca juga: Gempa Bumi 5,2 Skala Richter Guncang Kroasia Tengah )
Para pejabat mengatakan seorang gadis berusia 12 tahun meninggal di Petrinja, sebuah kota berpenduduk sekitar 25.000 orang. Enam orang lainnya tewas di desa-desa yang hampir hancur di dekat kota itu, menurut televisi pemerintah HRT. Sedikitnya 26 orang dirawat di rumah sakit, enam dengan luka serius, kata para pejabat, menambahkan bahwa lebih banyak orang masih belum ditemukan.
Di Petrinja, tangisan bisa terdengar dari bawah rumah yang hancur. Seorang wanita ditemukan masih hidup sekitar empat jam setelah gempa. Tim darurat menggunakan anjing penyelamat untuk mencari korban yang selamat, sementara anggota keluarga terlihat putus asa.
Petugas pemadam kebakaran bekerja untuk menghilangkan puing-puing dari bangunan runtuh yang menimpa mobil. Seorang pria dan seorang anak kecil akhirnya diselamatkan dari kendaraan dan dibawa ke ambulans.
Kota itu dibiarkan tanpa listrik atau air yang mengalir ketika para pejabat bergegas untuk mendirikan akomodasi sementara bagi semua warga yang mengungsi. Warga yang takut gempa bumi tampak bersiap untuk bermalam di luar rumah mereka.
“Kota saya telah hancur total. Kami memiliki anak-anak yang meninggal,” kata Walikota Petrinja Darinko Dumbovic dalam pernyataan yang disiarkan oleh HRT. (Baca juga: Bocah 12 Tahun Jadi Korban Gempa Kroasia )
"Ini seperti Hiroshima - separuh kota sudah tidak ada lagi," imbuhnya seperti dikutip dari NBC, Rabu (30/12/2020).
Seorang penduduk Petrinja Marica Pavlovic mengatakan gempa itu terasa "lebih buruk daripada perang."