Laporan Media AS: Saban Tahun, 1.000 Gadis Pakistan Dipaksa Masuk Islam

Selasa, 29 Desember 2020 - 11:37 WIB
loading...
A A A
Ibu Arzoo, Rita Raja, mengatakan polisi mengabaikan permohonan keluarga sampai suatu hari dia direkam di luar pengadilan sambil menangis dan memohon agar putrinya dikembalikan. Video itu menjadi viral, menciptakan badai media sosial di Pakistan dan mendorong pihak berwenang untuk turun tangan.

“Selama 10 hari, para orang tua mendekam di antara kantor polisi dan otoritas pemerintah dan partai politik yang berbeda,” kata Nasir. "Mereka tidak diberi waktu...sampai menjadi viral. Itu adalah hal yang sangat disayangkan di sini," lanjut aktivis tersebut.

Pihak berwenang telah turun tangan dan menangkap suami Arzoo, tetapi Ibunya mengatakan putrinya masih menolak untuk pulang. Rita Raja berkata dia takut pada keluarga suaminya.

Gadis yang menyukai himne, Neha, mengatakan bahwa dia ditipu untuk menikah oleh Bibi kesayangannya, yang menyuruh Neha untuk menemaninya ke rumah sakit untuk melihat putranya yang sakit. Bibinya, Sandas Baloch, telah masuk Islam bertahun-tahun sebelumnya dan tinggal bersama suaminya di gedung apartemen yang sama dengan keluarga Neha.

“Yang Mama tanyakan ketika kami pergi adalah 'kapan kamu akan kembali?'” Kenang Neha.

Alih-alih pergi ke rumah sakit, dia malah dibawa ke rumah mertua Bibinya dan diberi tahu bahwa dia akan menikahi saudara iparnya yang berusia 45 tahun dari Bibinya.

“Saya mengatakan kepadanya bahwa saya tidak bisa, saya terlalu muda dan saya tidak mau. Dia sudah tua," kata Neha. "Dia menamparku dan mengurungku di kamar."

Neha menceritakan tentang dibawa ke hadapan dua pria, satu yang akan menjadi suaminya dan yang lainnya yang merekam pernikahannya. Mereka mengatakan dia berusia 19 tahun. Dia mengatakan dia terlalu takut untuk berbicara karena Bibinya mengancam akan menyakiti adik laki-lakinya yang berusia dua tahun jika dia menolak untuk menikah.

Dia mengetahui tentang konversi agama hanya ketika dia diberitahu untuk menandatangani akta nikah dengan nama barunya; Fatima.

Selama seminggu dia dikunci di satu ruangan. Suami barunya mendatanginya pada malam pertama. Air mata membasahi syal birunya saat dia mengingatnya: “Saya menjerit dan menangis sepanjang malam. Saya memiliki gambaran dalam pikiran saya yang tidak bisa saya gores," kata Neha. "Saya benci dia."
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0877 seconds (0.1#10.140)