Menyayat Hati, Ayah di Yaman Jual Putri Kecilnya Hanya Rp5,6 Juta

Selasa, 29 Desember 2020 - 09:39 WIB
loading...
Menyayat Hati, Ayah di Yaman Jual Putri Kecilnya Hanya Rp5,6 Juta
Yasser Abdul Naser Saeed Al Salahi, Ayah di Yaman, bersama putri kecilnya yang dijual. Foto/Gulf News
A A A
SANAA - Seorang Ayah di Yaman menjual putrinya yang masih kecil seharga USD400 atau sekitar Rp5,6 juta. Praktik menjual anak ini menyayat hati publik setelah foto sang Ayah dengan anaknya yang dijual diunggah online oleh kelompok aktivis Yemeni Feminist Voice dan viral.

Yemeni Feminist Voice juga mengunggah salinan dokumen resmi yang ditandatangani oleh beberapa orang, termasuk perwakilan dari pemerintah Yaman. (Baca: Indonesia Disebut Akan Mundur dari Proyek Jet Tempur KF-X/IF-X Korsel )

Dokumen tersebut, yang tidak menyebutkan tujuan atau alasan “kesepakatan”, adalah perjanjian resmi yang menyatakan penjualan gadis kecil yang dipanggil “Lemon”.

Menurut dokumen yang dikeluarkan pada Agustus 2019 oleh departemen dokumentasi di Kementerian Kehakiman Yaman, Ayah bernama Yasser Abdul Naser Saeed Al Salahi awalnya ingin menjual putrinya "Lemon" kepada Mohammad Hassan Ali Al Fatki seharga 200.000 Riyal Yaman. Namun, pada akhirnya dia setuju dibayar hanya setengah yakni 100.000 Riyal Yaman atau sekitar Rp5,6 juta.

Kelompok Yemeni Feminist Voice mengatakan upaya terdokumentasi untuk menjual gadis kecil itu ditandatangani oleh pejabat pemerintah. "Perdagangan manusia masih ada di Yaman tanpa perubahan pada kenyataan buruk ini. Lemon dijual oleh Ayah kriminalnya bersama dengan semua orang yang telah menandatangani dokumen ini," kata kelompok tersebut, seperti dikutip Gulf News, Selasa (29/12/2020). (Baca juga: Pria Israel Meninggal Dua Jam setelah Disuntik Vaksin COVID-19 )

Publik pengguna media sosial secara luas membagikan foto-foto yang mereka sebut sebagai perbudakan modern yang masih dilakukan oleh sebagian orang di Yaman. Mereka marah terlebih karena kesepakatan penjualan manusia ini melibatkan pejabat pemerintah di negara yang dilanda perang tersebut.

Para pengguna media sosial mendesak pihak berwenang dan organisasi internasional untuk menyelamatkan Lemon dari apa yang mereka gambarkan sebagai lingkaran perdagangan manusia. Mereka bertanya-tanya tentang nasib gadis kecil itu sejak dokumen penjualannya ditandatangani 16 bulan lalu.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1312 seconds (0.1#10.140)