Ditangkap Polisi saat Telanjang, Wanita Ini Dapat Kompensasi Rp34,1 Miliar

Selasa, 22 Desember 2020 - 11:00 WIB
loading...
Ditangkap Polisi saat...
Carolyn ONeal, wanita Amerika Serikat yang dapat kompensasi senilai lebih dari Rp34,1 miliar karena jadi korban salah tangkap polisi saat dalam kondisi telanjang. Foto/Departemen Polisi Fremont
A A A
FREMONT COUNTY - Sebuah otoritas kota di Colorado, Amerika Serikat (AS) membayar kompensasi USD2,4 juta (Rp34,1 miliar) kepada seorang wanita yang jadi korban salah tangkap petugas polisi daerah atau sheriff setempat. Wanita itu jadi korban salah tangkap saat dalam kondisi telanjang.

Kesalahan fatal aparat Sheriff Fremont County itu terjadi pada Mei 2014, namun putusan pengadilan atas gugatan korban baru keluar pekan lalu.

Wanita bernama Carolyn O'Neal ditangkap secara tidak sah saat telanjang di dalam apartemennya yang tenang di Canon City selama pemeriksaan kesejahteraan. Gugatan O'Neal ditujukan kepada Kantor Sheriff Fremont County. (Baca: AS Gertak Iran dengan Kapal Selam Nuklir Bersenjata Rudal Tomahawk )

Mengutip laporan Denver Post, Senin (21/12/2020),seorang deputi sheriff mengira O'Neal sedang bertindak untuk melukai dirinya sendiri. Mereka menggerebek apartemen tersebut atas sebuah laporan pihak manajemen apartemen.

O’Neal memberi tahu tiga deputi yang merespons laporan tersebut bahwa dia tidak bertindak untuk melukai dirinya sendiri. Dia saat itu telanjang karena bersiap untuk mandi. Namun, para petugas yang menggunakan kunci memasuki apartemennya dan melemparkannya ke tempat tidur sebelum menangkapnya.

O’Neal masih telanjang ketika dia dibawa ke penjara, di mana dia ditempatkan di kursi penahan selama beberapa jam. Para deputi sheriff juga dua kali menggunakan taser terhadap wanita itu meskipun lengan dan kakinya diikat pada saat itu dan dipaksa untuk memakai masker ludah.

"Ini adalah kasus yang keterlaluan," kata pengacara O'Neal, David Lane, kepada Denver Post. (Baca: Potret Wuhan: Dulu Pusat Wabah COVID-19, Kini Pusat Pesta )

“Aparat penegak hukum yang percaya mereka di atas hukum dihajar habis-habisan oleh juri (hakim). Dan sayangnya, ini menghabiskan banyak uang bagi pembayar pajak di Fremont County. Tapi saya berharap ini menginspirasi warga untuk menuntut akuntabilitas dari penegak hukum—jika tidak, itu akan keluar dari kantong mereka."

Juri pengadilan setempat awalnya mengabulkan gugatan kompensasi untuk O’Neal sebesar USD3,6 juta pada tahun lalu. Tetapi jumlah tersebut kemudian dikurangi oleh hakim federal menjadi sekitar USD2,1 juta. Kantor Sheriff Fremont County mengajukan banding atas putusan pengadilan.

Namun, menurut Lane, otoritas Fremont County pada akhirnya memilih membatalkan banding mereka dan menyelesaikan pembayaran kompensasi kepada O'Neal sebesar USD2,4 juta.

Tuduhan atas perilaku tidak tertib dan penolakan penangkapan yang dihadapi O’Neal sebelumnya telah dibatalkan oleh hakim. Seorang deputi sheriff sejak itu mengakui bahwa O'Neal seharusnya dibawa ke rumah sakit, bukannya ke penjara.

“Polisi dipanggil oleh manajemen, Ibunya sedang sekarat, dia depresi dan dia membuat beberapa pernyataan tidak langsung tentang 'semuanya berjalan sangat baik, saya merasa seperti saya harus mengendarai mobil saya dari tebing'," kata Lane mengenang perkataan O'Neal sebelum penangkapannya.

O’Neal mengaku kepada media setempat; KDVR, bahwa dia menderita PTSD dan masalah kesehatan mental lainnya.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1537 seconds (0.1#10.140)