Mesir Lanjutkan Proyek Ibu Kota Baru di Gurun Meski Wabah Corona

Kamis, 14 Mei 2020 - 00:01 WIB
loading...
Mesir Lanjutkan Proyek Ibu Kota Baru di Gurun Meski Wabah Corona
Para pekerja berdiri di gedung yang sedang dibangun di ibu kota baru di timur Kairo, Mesir, 6 Mei. Foto/REUTERS/Mohamed Abd El Ghany
A A A
KAIRO - Saat ekonomi Mesir melemah akibat wabah virus corona, konstruksi ibu kota baru mulai terbentuk di timur Kairo dengan kapasitas penuh setelah sempat terhenti sebentar.

Level aktivitas di gurun itu menunjukkan pentingnya proyek itu secara politik saat pemerintah menghadapi pandemi corona. Truk-truk melintasi jalanan yang baru dibangun dan crane bergerak di atas sejumlah blok apartemen yang belum rampung.

Disebut sebagai Ibu Kota Administratif Baru, ini menjadi proyek terbesar dari serangkaian mega-proyek yang digagas Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi sebagai sumber pertumbuhan dan tenaga kerja.

Segera setelah virus corona mulai menyebar, Sisi menunda perpindahan pegawai negeri sipil pertama ke kota baru itu dan menunda pembukaan museum nasional di dekat piramida menjadi tahun depan.

Produktivitas turun saat banyak perusahaan harus beradaptasi dengan panduan kesehatan baru dan beberapa pegawai bekerja di rumah.

Namun para pejabat tetap mempertahankan mega-proyek itu tetap berjalan untuk melindungi tenaga kerja. “Setelah 10 hari melambat, konstruksi kembali berjalan penuh di ibu kota baru dengan sistem sif,” papar Amr Khattab, juru bicara Kementerian Perumahan Mesir.

“Proporsi tenaga kerja di lokasi itu tidak melebihi 70%, sehingga pekerja tidak terlalu dekat,” kata dia sambil menunjukkan kawasan R5 yang di dalamnya ada 24.000 unit perumahan.

Dia menambahkan, “Kami bekerja tak terlalu intensif, tapi kami memiliki dua sif.”

Sisi meluncurkan proyek ibu kota baru itu pada 2015. Kota itu didesain sebagai kota cerdas berteknologi tinggi yang akan menampung 6,5 juta orang dan mengurangi kepadatan penduduk di Kairo.

Kota baru itu akan memiliki distrik pemerintahan dan bisnis, satu taman raksasa dan satu kawasan diplomatik yang hingga kini belum dibangun.

Pejabat senior menyatakan biaya seluruh proyek itu sekitar USD58 miliar. Beberapa warga Mesir menganggap proyek itu sebagai sumber kebanggaan. Namun warga lain menilainya terlalu berlebihan dan hanya menguntungkan kalangan elit.

Mesir mengonfirmasi lebih dari 10.000 kasus virus corona, tapi tak ada kasus infeksi di ibu kota baru itu. (Baca Juga: Tiba di Tanah Air, Ratusan ABK Jalani Karantina di Asrama Haji Pondok Gede)
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2292 seconds (0.1#10.140)