Korsel Nyatakan Darurat COVID-19 dengan 950 Kasus Baru Sehari
loading...
A
A
A
SEOUL - Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in menyebut gelombang ketiga COVID-19 dalam kondisi darurat dengan 950 kasus virus corona pada Sabtu (12/12).
Jumlah tersebut melebihi 909 kasus pada akhir Februari lalu. Otoritas Korea Selatan memperingatkan bahwa mereka mungkin memperketat pembatasan jarak sosial ke tingkat yang paling ketat tetapi menahannya hingga saat ini.
Dari kasus Jumat yang dilaporkan Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA), 928 kasus ditularkan secara lokal dan 22 diimpor, sehingga total menjadi 41.736 infeksi dengan 578 kematian.
Lebih dari 70% kasus yang ditularkan di dalam negeri berasal dari Seoul dan daerah sekitarnya, di mana sekitar setengah dari 52 juta orang tinggal. (Baca Juga: Trump: Suntikan Pertama Vaksin Pfizer di AS Dilakukan Kurang dari 24 Jam)
"Ini memang situasi darurat," ungkap Presiden Moon Jae-in memerintahkan mobilisasi polisi, personel militer, dan dokter medis publik untuk mengekang penyebaran virus corona, yang terutama didorong kelompok-kelompok kecil yang tersebar luas. (Lihat Infografis: Indonesia Dapat Direstui AS Beli Jet Tempur F-15 dan F-18)
"Kami berencana memperluas metode pengujian virus corona melalui drive-through dan walk-through sebagai tindakan pencegahan untuk melacak orang yang terinfeksi dan memblokir penyebarannya," papar Moon dalam posting Facebook. (Lihat Video: Habib Rizieq Jalani Test Rapid Antigen, Ini Hasilnya)
“Korea Selatan kemungkinan akan melihat peningkatan lebih lanjut dalam jumlah kasus dengan peningkatan pengujian,” ujar Moon.
Lonjakan tersebut menjadi pukulan bagi sistem pemberantasan pandemi kebanggaan Korea Selatan, yang menggunakan penelusuran invasif, pengujian, dan karantina untuk melawan gelombang sebelumnya tanpa penguncian.
Dengan metode itu Korsel mampu menjaga infeksi harian di bawah 50 kasus selama sebagian besar musim panas.
"Saya khawatir ketika saya mendengar jumlah virus corona harian melebihi 900 infeksi," ujar Chae Hyeong-chan, 29, kepada Reuters dalam kunjungannya ke Seoul untuk janji dengan dokter dari kota pelabuhan Incheon.
“Saya harus naik kereta bawah tanah hari ini, yang membuat saya khawatir, karena saya takut terkena risiko infeksi. Saya akan mencoba kembali ke rumah secepat mungkin," papar dia.
Gelombang ketiga datang meskipun aturan jarak sosial yang lebih ketat mulai berlaku pada Selasa, termasuk jam malam yang belum pernah terjadi sebelumnya di restoran dan sebagian besar bisnis lainnya. Negara itu telah melaporkan sekitar 600 kasus setiap hari pekan ini.
Seoul berada dalam batasan level 2,5. Meningkatkannya menjadi 3, yang tertinggi dari lima tingkat, akan membutuhkan sekolah beralih ke pembelajaran jarak jauh, hanya mengizinkan pekerja penting di kantor dan melarang pertemuan lebih dari 10 orang.
Perdana Menteri Chung Sye-kyun mengatakan, pemerintah akan berusaha sekuat tenaga untuk menghentikan gelombang ketiga.
"Jika kita tidak menghentikan penyebarannya sekarang, meningkatkan pembatasan jarak sosial ke Level 3 tidak akan terhindarkan," ungkap Chung.
Pihak berwenang mendesak orang-orang untuk tinggal di rumah dan membatalkan semua pertemuan tatap muka karena infeksi baru telah terlihat dari pertemuan pribadi.
“Meskipun kita tidak dapat menghindari kontak dengan keluarga kita di rumah, pertemuan dengan teman dan kolega Anda di tempat kerja tidaklah aman. Tolong batalkan,” ungkap pejabat senior KDCA Lim Sook-young.
Jumlah tersebut melebihi 909 kasus pada akhir Februari lalu. Otoritas Korea Selatan memperingatkan bahwa mereka mungkin memperketat pembatasan jarak sosial ke tingkat yang paling ketat tetapi menahannya hingga saat ini.
Dari kasus Jumat yang dilaporkan Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA), 928 kasus ditularkan secara lokal dan 22 diimpor, sehingga total menjadi 41.736 infeksi dengan 578 kematian.
Lebih dari 70% kasus yang ditularkan di dalam negeri berasal dari Seoul dan daerah sekitarnya, di mana sekitar setengah dari 52 juta orang tinggal. (Baca Juga: Trump: Suntikan Pertama Vaksin Pfizer di AS Dilakukan Kurang dari 24 Jam)
"Ini memang situasi darurat," ungkap Presiden Moon Jae-in memerintahkan mobilisasi polisi, personel militer, dan dokter medis publik untuk mengekang penyebaran virus corona, yang terutama didorong kelompok-kelompok kecil yang tersebar luas. (Lihat Infografis: Indonesia Dapat Direstui AS Beli Jet Tempur F-15 dan F-18)
"Kami berencana memperluas metode pengujian virus corona melalui drive-through dan walk-through sebagai tindakan pencegahan untuk melacak orang yang terinfeksi dan memblokir penyebarannya," papar Moon dalam posting Facebook. (Lihat Video: Habib Rizieq Jalani Test Rapid Antigen, Ini Hasilnya)
“Korea Selatan kemungkinan akan melihat peningkatan lebih lanjut dalam jumlah kasus dengan peningkatan pengujian,” ujar Moon.
Lonjakan tersebut menjadi pukulan bagi sistem pemberantasan pandemi kebanggaan Korea Selatan, yang menggunakan penelusuran invasif, pengujian, dan karantina untuk melawan gelombang sebelumnya tanpa penguncian.
Dengan metode itu Korsel mampu menjaga infeksi harian di bawah 50 kasus selama sebagian besar musim panas.
"Saya khawatir ketika saya mendengar jumlah virus corona harian melebihi 900 infeksi," ujar Chae Hyeong-chan, 29, kepada Reuters dalam kunjungannya ke Seoul untuk janji dengan dokter dari kota pelabuhan Incheon.
“Saya harus naik kereta bawah tanah hari ini, yang membuat saya khawatir, karena saya takut terkena risiko infeksi. Saya akan mencoba kembali ke rumah secepat mungkin," papar dia.
Gelombang ketiga datang meskipun aturan jarak sosial yang lebih ketat mulai berlaku pada Selasa, termasuk jam malam yang belum pernah terjadi sebelumnya di restoran dan sebagian besar bisnis lainnya. Negara itu telah melaporkan sekitar 600 kasus setiap hari pekan ini.
Seoul berada dalam batasan level 2,5. Meningkatkannya menjadi 3, yang tertinggi dari lima tingkat, akan membutuhkan sekolah beralih ke pembelajaran jarak jauh, hanya mengizinkan pekerja penting di kantor dan melarang pertemuan lebih dari 10 orang.
Perdana Menteri Chung Sye-kyun mengatakan, pemerintah akan berusaha sekuat tenaga untuk menghentikan gelombang ketiga.
"Jika kita tidak menghentikan penyebarannya sekarang, meningkatkan pembatasan jarak sosial ke Level 3 tidak akan terhindarkan," ungkap Chung.
Pihak berwenang mendesak orang-orang untuk tinggal di rumah dan membatalkan semua pertemuan tatap muka karena infeksi baru telah terlihat dari pertemuan pribadi.
“Meskipun kita tidak dapat menghindari kontak dengan keluarga kita di rumah, pertemuan dengan teman dan kolega Anda di tempat kerja tidaklah aman. Tolong batalkan,” ungkap pejabat senior KDCA Lim Sook-young.
(sya)