Arab Saudi Batalkan Kunjungan Bos Mossad

Sabtu, 05 Desember 2020 - 19:38 WIB
loading...
Arab Saudi Batalkan...
Arab Saudi batalkan kunjungan pejabat tinggi Israel. Foto/Ilustrasi
A A A
RIYADH - Arab Saudi dilaporkan telah membatalkan kunjungan seorang pejabat tinggi Israel ke Riyadh yang telah direncanakan sebelumnya. Pembatalan ini dilakukan setelah pertemuan rahasia antara Putra Mahkota Mohammad bin Salman dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada bulan lalu bocor.

Menurut laporan surat kabar Israel Yediot Aharonot, bos Mossad Yossi Cohen kemungkinan besar adalah pejabat tinggi yang akan mengunjungi ibu kota Arab Saudi.

Cohen bertanggung jawab untuk mengoordinasikan hubungan rahasia antara Israel dan negara-negara Teluk Arab sebelum normalisasi dan memiliki andil dalam meresmikan hubungan antara Bahrain dan Uni Emirat Arab (UEA), bersama dengan mengatur kunjungan Netanyahu ke Oman pada Oktober 2018 seperti dilansir dari Al Araby, Sabtu (5/12/2020).



Netanyahu, bersama dengan Cohen, melakukan kunjungan rahasia ke Arab Saudi pada 22 November, di mana dia tinggal di kota Neom selama sekitar tiga jam. Dia berpartisipasi dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) dan Putra Mahkota Arab Saudi.

Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al Saud tidak mengetahui pertemuan rahasia antara putranya dan pejabat Israel, kata sumber Arab Saudi kemudian.(Baca juga: PM Israel Kunjungi Putra Mahkota Arab Saudi, Raja Salman Tdak Diberitahu )

Pertemuan tersebut telah dibantah dan dikecam sebagai "rumor" oleh Riyadh, meskipun beberapa sumber Saudi dan Israel mengkonfirmasikan hal itu telah terjadi.(Baca juga: Menlu Saudi Bantah Putra Mahkota MBS Bertemu PM Israel Netanyahu )

Pekan lalu, terungkap bahwa Pangeran Mohammad bin Salman berencana untuk menormalisasi hubungan dengan Israel setelah Presiden terpilih Joe Biden menjabat di Gedung Putih.(Baca juga: Menteri Israel Benarkan Pertemuan Netanyahu dan Putra Mahkota Saudi )

Arab Saudi termasuk di antara sejumlah negara Arab yang dikabarkan telah mempertimbangkan kesepakatan dengan Israel dalam beberapa tahun terakhir, tetapi putra mahkota dan penguasa de-facto tampaknya ragu-ragu untuk mengikuti jejak UEA dan Bahrain tahun ini.

Putra Mahkota Mohammad bin Salman, yang lebih dikenal sebagai MbS, membatalkan rencana untuk menormalisasi hubungan dengan Israel setelah Biden dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden (pilpres) AS 3 November lalu, Wall Street Journal melaporkan.

Sebagai sekutu bersejarah AS, Riyadh telah mengalami kerusakan reputasi di Washington sejak pembunuhan jurnalis Arab Saudi Jamal Khashoggi pada 2018.

Meskipun Presiden Donald Trump mendukung MbS, baik Partai Republik dan Demokrat bergabung dengan seruan populer untuk sanksi dan penghentian ekspor senjata atas pembunuhan Khashoggi serta peran utama Arab Saudi dalam perang brutal di Yaman.

Pemerintahan Biden-Harris yang akan datang diharapkan untuk menangani pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh Riyadh lebih serius dan mengejar akuntabilitas yang lebih besar pada masalah-masalah seperti penahanan aktivis hak asasi manusia.
(ber)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1650 seconds (0.1#10.140)