Ekspor Militer Turki ke Azerbaijan Naik 610% Tahun Ini
loading...
A
A
A
ANKARA - Ekspor militer Turki ke Azerbaijan meningkat secara mengejutkan sebesar 610% selama 2020. Data terbaru itu dirilis di tengah kekalahan Armenia atas wilayah Nagorno-Karabakh.
Data yang dirilis Persatuan Eksportir Turki menunjukkan jumlah ekspor militer Ankara ke sekutunya Azerbaijan bernilai hampir USD256 juta dalam 11 bulan pertama tahun ini.
Jumlah itu menunjukkan peningkatan kerja sama militer antara kedua negara.
Kerja sama itu meningkat seiring konflik baru antara Azerbaijan dan Armenia sejak September, yang mengarah pada kekalahan Armenia bulan lalu, mengakhiri pendudukan Nagorno-Karabakh selama tiga dekade. (Baca Juga: Pusat Gabungan Turki dan Rusia di Karabakh Segera Beroperasi)
Sebelum konflik, Turki dan Azerbaijan telah melakukan latihan militer bersama hingga Agustus, tidak lama sebelum konflik dimulai. (Lihat Infografis: Pertama, Inggris Pekan Depan akan Gunakan Vaksin Covid Pfizer)
Selain itu, Turki telah menempatkan beberapa jet tempur F-16 di Azerbaijan sebagai kekuatan penangkal. (Lihat Video: Usai Imunisasi, Seorang Balita di Tulang Bawang Meninggal Dunia)
Staf dan penasihat militer Turki juga membantu membentuk dan meningkatkan strategi perang Azerbaijan, memberikan peran penasihat.
Dalam hal persenjataan, Azerbaijan sangat diuntungkan oleh drone Bayraktar Turki, yang sekitar enam drone dikirim ke negara itu bersama dengan peluru kendali presisi. Drone itu telah disempurnakan Turki di Suriah dan Libya.
Dengan drone tempur dimilikinya, Azerbaijan berhasil menghancurkan pasukan Armenia, menewaskan ribuan tentara dan menghancurkan banyak kendaraan dan peralatan militer musuh.
Dengan keberhasilan drone tempur Turki dan Azerbaijan, seorang analis senior di Dewan Eropa pekan lalu memperingatkan bahwa Eropa harus khawatir dengan perkembangan seperti itu.
Menurut dia, “Sebagian besar militer Eropa akan melakukan hal yang sama menyedihkannya seperti tentara Armenia."
Data yang dirilis Persatuan Eksportir Turki menunjukkan jumlah ekspor militer Ankara ke sekutunya Azerbaijan bernilai hampir USD256 juta dalam 11 bulan pertama tahun ini.
Jumlah itu menunjukkan peningkatan kerja sama militer antara kedua negara.
Kerja sama itu meningkat seiring konflik baru antara Azerbaijan dan Armenia sejak September, yang mengarah pada kekalahan Armenia bulan lalu, mengakhiri pendudukan Nagorno-Karabakh selama tiga dekade. (Baca Juga: Pusat Gabungan Turki dan Rusia di Karabakh Segera Beroperasi)
Sebelum konflik, Turki dan Azerbaijan telah melakukan latihan militer bersama hingga Agustus, tidak lama sebelum konflik dimulai. (Lihat Infografis: Pertama, Inggris Pekan Depan akan Gunakan Vaksin Covid Pfizer)
Selain itu, Turki telah menempatkan beberapa jet tempur F-16 di Azerbaijan sebagai kekuatan penangkal. (Lihat Video: Usai Imunisasi, Seorang Balita di Tulang Bawang Meninggal Dunia)
Staf dan penasihat militer Turki juga membantu membentuk dan meningkatkan strategi perang Azerbaijan, memberikan peran penasihat.
Dalam hal persenjataan, Azerbaijan sangat diuntungkan oleh drone Bayraktar Turki, yang sekitar enam drone dikirim ke negara itu bersama dengan peluru kendali presisi. Drone itu telah disempurnakan Turki di Suriah dan Libya.
Dengan drone tempur dimilikinya, Azerbaijan berhasil menghancurkan pasukan Armenia, menewaskan ribuan tentara dan menghancurkan banyak kendaraan dan peralatan militer musuh.
Dengan keberhasilan drone tempur Turki dan Azerbaijan, seorang analis senior di Dewan Eropa pekan lalu memperingatkan bahwa Eropa harus khawatir dengan perkembangan seperti itu.
Menurut dia, “Sebagian besar militer Eropa akan melakukan hal yang sama menyedihkannya seperti tentara Armenia."
(sya)