Horor Covid-19 di India: Mayat-mayat Tergeletak di Sebelah Pasien RS
loading...
A
A
A
MUMBAI - Pemandangan menyeramkan terjadi di sebuah rumah sakit di India, tempat para pasien virus corona baru (Covid-19) dirawat. Di rumah sakit itu, setengah lusin mayat korban virus tergeletak di sebelah para pasien yang masih hidup.
Pemandangan itu terjadi di Rumah Sakit Sion, Mumbai. Rekaman video yang diambil dari rumah sakit menunjukkan mayat-mayat terbungkus plastik hitam, tergeletak di sebelah pasien yang menjalani perawatan. Keluarga yang merawat pasien juga terlihat bergerak di sekitar bangsal, dengan mayat-mayat terbaring di dekat mereka.
Video tersebut memicu kemarahan publik dan menggemakan ketakutan yang diungkapkan oleh banyak orang India bahwa beberapa negara bagian akan kewalahan jika ada peningkatan kasus Covid-19.
India memiliki populasi yang sangat besar, namun angka kasus infeksi maupun kematian terkait Covid-19 relatif rendah jika dibandingkan dengan skala pandemi di Eropa dan Amerika Serikat.
Pemimpin rumah sakit, Pramod Ingale, menyalahkan keluarga dari korban meninggal karena tidak mengambil jasad mereka. Dia mengatakan mayat-mayat itu ditinggalkan di bangsal karena kamar mayat penuh.
Ingale mengatakan aturan itu tidak jelas tentang apa yang harus dilakukan rumah sakit dengan mayat-mayat yang tidak diklaim keluarganya. Peraturan yang berlaku menyatakan jasad pasien Covid-19 harus diambil 30 menit setelah dinyatakan meninggal.
Kejadian itu membuat Ingale diturunkan jabatannya. Pemimpin baru rumah sakit, Dr Ramesh Bharmal, mengatakan kepada The Guardian; "Hal-hal seperti itu tidak akan terjadi lagi".
"Inti masalahnya adalah mendidik keluarga pasien. Jika seorang pasien menjadi serius, kami akan membawa kerabat dan menasihati mereka agar tidak takut. Ini adalah masalah sosial. Orang-orang perlu dididik tentang penyakit ini dan bagaimana aman untuk mengambil jasad dan melakukan ritual terakhir. Kami harus mendidik mereka," ujarnya, yang dilansir Selasa (12/5/2020).
Bharmal mengatakan jika keluarga menolak untuk mengambil jasad kerabat mereka, maka petugas rumah sakit akan pergi ke rumah mereka untuk menjelaskan bagaimana mereka dapat melakukan pemakaman dengan aman dan, jika perlu, menawarkan mereka alat pelindung diri (APD) agar dikenakan untuk pemakaman.
Selain di rumah sakit Sion, Mumbai, ada juga pemandangan serupa di rumah sakit KEM di kota yang sama. Seorang kerabat mengatakan kepada wartawan bahwa dia secara diam-diam merekam jasad anggota keluarganya berbaring di sana untuk sementara waktu.
Video itu memperlihatkan bangsal yang penuh sesak yang dipenuhi tak hanya pasien dan staf medis, tetapi juga kerabat pasien. Tak ada jarak sosial dan tanpa isolasi dari mereka yang dicurigai terinfeksi Covid-19. Dua pasien terlihat berbagi tempat tidur.
Dalam kejadian lainnya, seorang pria dengan gejala Covid-19 dibawa oleh keluarganya ke dua rumah sakit pada hari Jumat dan ditolak masuk dengan alasan tidak tersedia tempat tidur. Dia akhirnya dirawat di Rumah Sakit KEM, di mana dia meninggal dalam keadaan darurat. Korban dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.
Mumbai adalah ibu kota Maharashtra, negara bagian India yang paling parah terkena dampak pandemi Covid-19. Di negara bagian itu tercatat lebih dari 22.171 kasus infeksi dan 832 kematian. Mumbai sendiri memiliki lebih dari 13.500 kasus infeksi.
Pada hari Jumat, Ketua Menteri Maharashtra, Uddhav Thackery, mengatakan rantai infeksi belum diputuskan tetapi pihaknya menepis desas-desus bahwa tentara akan dikerahkan untuk membantu.
"Tentara tidak akan dikerahkan. Anda dan saya adalah tentara dalam perang melawan virus corona," katanya kepada warga. Namun, Thackery mengatakan pemerintahnya mungkin meminta unit-unit polisi tambahan di New Delhi karena polisi negara bagian kelelahan dalam menjalankan tugas penanganan Covid-19 yang nyaris tanpa henti.
Rekaman video dari beberapa rumah sakit telah memicu ketakutan publikdi beberapa desa, di mana hampir tidak ada yang berani keluar dari rumah mereka.
Prem Singh, kepala dewan desa di dekat Bhimtal, di Uttarakhand, mengatakan; “Kami sangat takut. Jika Amerika saja tidak dapat mengatasinya, fasilitas apa yang kita miliki di sini? Saya pikir rumah sakit Mumbai akan diperlengkapi untuk menangani kasus-kasus—ini adalah kota yang kaya—tetapi saya terkejut dengan foto-foto yang saya lihat di televisi. Jika kita jatuh sakit dengan virus itu, Tuhan tolong kami."
India, menurut penghitungan worldometers saat ini memiliki 70.827 kasus infeksi dengan 2.294 kematian dan sebanyak 22.549 pasien disembuhkan.
Pemandangan itu terjadi di Rumah Sakit Sion, Mumbai. Rekaman video yang diambil dari rumah sakit menunjukkan mayat-mayat terbungkus plastik hitam, tergeletak di sebelah pasien yang menjalani perawatan. Keluarga yang merawat pasien juga terlihat bergerak di sekitar bangsal, dengan mayat-mayat terbaring di dekat mereka.
Video tersebut memicu kemarahan publik dan menggemakan ketakutan yang diungkapkan oleh banyak orang India bahwa beberapa negara bagian akan kewalahan jika ada peningkatan kasus Covid-19.
India memiliki populasi yang sangat besar, namun angka kasus infeksi maupun kematian terkait Covid-19 relatif rendah jika dibandingkan dengan skala pandemi di Eropa dan Amerika Serikat.
Pemimpin rumah sakit, Pramod Ingale, menyalahkan keluarga dari korban meninggal karena tidak mengambil jasad mereka. Dia mengatakan mayat-mayat itu ditinggalkan di bangsal karena kamar mayat penuh.
Ingale mengatakan aturan itu tidak jelas tentang apa yang harus dilakukan rumah sakit dengan mayat-mayat yang tidak diklaim keluarganya. Peraturan yang berlaku menyatakan jasad pasien Covid-19 harus diambil 30 menit setelah dinyatakan meninggal.
Kejadian itu membuat Ingale diturunkan jabatannya. Pemimpin baru rumah sakit, Dr Ramesh Bharmal, mengatakan kepada The Guardian; "Hal-hal seperti itu tidak akan terjadi lagi".
"Inti masalahnya adalah mendidik keluarga pasien. Jika seorang pasien menjadi serius, kami akan membawa kerabat dan menasihati mereka agar tidak takut. Ini adalah masalah sosial. Orang-orang perlu dididik tentang penyakit ini dan bagaimana aman untuk mengambil jasad dan melakukan ritual terakhir. Kami harus mendidik mereka," ujarnya, yang dilansir Selasa (12/5/2020).
Bharmal mengatakan jika keluarga menolak untuk mengambil jasad kerabat mereka, maka petugas rumah sakit akan pergi ke rumah mereka untuk menjelaskan bagaimana mereka dapat melakukan pemakaman dengan aman dan, jika perlu, menawarkan mereka alat pelindung diri (APD) agar dikenakan untuk pemakaman.
Selain di rumah sakit Sion, Mumbai, ada juga pemandangan serupa di rumah sakit KEM di kota yang sama. Seorang kerabat mengatakan kepada wartawan bahwa dia secara diam-diam merekam jasad anggota keluarganya berbaring di sana untuk sementara waktu.
Video itu memperlihatkan bangsal yang penuh sesak yang dipenuhi tak hanya pasien dan staf medis, tetapi juga kerabat pasien. Tak ada jarak sosial dan tanpa isolasi dari mereka yang dicurigai terinfeksi Covid-19. Dua pasien terlihat berbagi tempat tidur.
Dalam kejadian lainnya, seorang pria dengan gejala Covid-19 dibawa oleh keluarganya ke dua rumah sakit pada hari Jumat dan ditolak masuk dengan alasan tidak tersedia tempat tidur. Dia akhirnya dirawat di Rumah Sakit KEM, di mana dia meninggal dalam keadaan darurat. Korban dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.
Mumbai adalah ibu kota Maharashtra, negara bagian India yang paling parah terkena dampak pandemi Covid-19. Di negara bagian itu tercatat lebih dari 22.171 kasus infeksi dan 832 kematian. Mumbai sendiri memiliki lebih dari 13.500 kasus infeksi.
Pada hari Jumat, Ketua Menteri Maharashtra, Uddhav Thackery, mengatakan rantai infeksi belum diputuskan tetapi pihaknya menepis desas-desus bahwa tentara akan dikerahkan untuk membantu.
"Tentara tidak akan dikerahkan. Anda dan saya adalah tentara dalam perang melawan virus corona," katanya kepada warga. Namun, Thackery mengatakan pemerintahnya mungkin meminta unit-unit polisi tambahan di New Delhi karena polisi negara bagian kelelahan dalam menjalankan tugas penanganan Covid-19 yang nyaris tanpa henti.
Rekaman video dari beberapa rumah sakit telah memicu ketakutan publikdi beberapa desa, di mana hampir tidak ada yang berani keluar dari rumah mereka.
Prem Singh, kepala dewan desa di dekat Bhimtal, di Uttarakhand, mengatakan; “Kami sangat takut. Jika Amerika saja tidak dapat mengatasinya, fasilitas apa yang kita miliki di sini? Saya pikir rumah sakit Mumbai akan diperlengkapi untuk menangani kasus-kasus—ini adalah kota yang kaya—tetapi saya terkejut dengan foto-foto yang saya lihat di televisi. Jika kita jatuh sakit dengan virus itu, Tuhan tolong kami."
India, menurut penghitungan worldometers saat ini memiliki 70.827 kasus infeksi dengan 2.294 kematian dan sebanyak 22.549 pasien disembuhkan.
(min)